Usai Antrean Panjang, Sampah Berserakan di Stasiun Bekasi

Senin, 23 Juli 2018 - 13:06 WIB
Usai Antrean Panjang,...
Usai Antrean Panjang, Sampah Berserakan di Stasiun Bekasi
A A A
BEKASI - Antrean panjang terjadi di Stasiun Bekasi yang berada di Jalan IR H Juanda, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Senin (23/7/2018). Antrean mengular tersebut disebabkan tidak berlakunya Tiket Uang Elektronik Bank, Kartu Multi Trip (KMT) maupun Tiket Harian Berjamin (THB) disedang dalam pembaharuan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).

Alhasil, para pengguna harus mengantre membeli tiket kertas dengan harga Rp3.000. Pemandangan itu sudah nampak dari depan gerbang parkiran Stasiun Bekasi. Kepadatan antrean terjadi dikedua pintu masuk stasiun baik pintu utara maupun selatan. Dengan pengeras petugas stasiun mengarahakan dan menginformasikan kepada pengguna KRL membeli tiket.

Antrean panjang tersebut para pengguna KRL berkeluh kesah terlebih mereka yang terburu-buru ingin berangkat kerja. Bahkan, banyak pengguna kereta yang marah akibat tidak berlakunya tiket elektronik tersebut.

"Saya ngantre dari tadi 06.30 WIB, dapat tiketnya jam 07.30 WIB, saya terlambat bekerja," kata Desi Rosika (30), di Stasiun Bekasi.
Usai Antrean Panjang, Sampah Berserakan di Stasiun Bekasi
Wanita yang bekerja di sekitar Gambir, Jakarta Pusat mengaku tidak mengetahui informasi terkait tidak berlakukan KMT maupun Kartu Uang Elektronik dari Bank. Seharusnya, kata dia, pihak Commuter Line, memberikan masa transisi bagi pengguna KMT maupun uang elektronik bank. "Parah banget ngantrinya, minim sosialisasi," ungkapnya.

Pengguna KRL lainya, Deny Iskandar (38), yang ingin bekerja ke daerah Sudirman sudah datang sejak pukul 06.00 WIB. Dirinya kaget dengan antrean panjang yang terjadi. Bahkan, dia sempat kebingungan lantaran KMT tidak bisa digunakan. "Terpaksa saya harus beli dan ngantre panjang, harusnya ada pemberitahuan dulu," katanya.

Akibat antrean panjang itu, para pengguna KRL yang kesal dikarenakan lama saat mengantre bertetiak, untuk minta digratiskan. Sementaran salah satu petugas stasiun Bekasi menjelaskan ada 11 loket yang dibuka. Empat loket di pintu selatan dan 7 loket di pintu utara. Alhasil, antrean berangsur normal pukul 07.30 WIB.

Sementara guna mencairkan antrean agar tidak ada kepadatan antrean pihak Stasiun Kota Bekasi membuka 7 loket tambahan pembeli karcis kerta seharga Rp3.000. Loket itu dibuka untuk menimalisir antrian panjang sejak pukul 05.30 WIB. "Kita buka 7 loket tambahan," kata Kepala Stasiun Bekasi, Syarif Hidayat.

Menurutnya, tujuh loket yang dibuka tersebut di antaranya berada dua loket di pintu selatan 5 loket di pintu utara. Apalagi, di selatan ada 4 loket, di utara ada 7 loket. "Itu semua kita buka. Kita juga tambahan 7 loket tamabahan. Dan cukup membantu mengurai kepadatan antrean penumpang pada hari ini," ucapnya.

Syarif mengungkapkan, kepadatan terjadi mulai sejak pukul 05.30 pagi dan sudah mulai normal pukul 09.00 WIB. Namun, sejak pukul 07.30 WIB sudah tidak separah sejam sebelumnya. Apalagi, kondisi stasiun terbilang kondusif walaupun terjadi antrean cukup panjang. Hingga pukul 09.00 WIb tiket yang terjual sebanyak 26.000 tiket.

Pantauan KORAN SINDO, sampah terlihat tertinggal di sisi-sisi bekas antrean penumpang yang mengantre. Sampah bekas minuman dan bungkus lontong terlihat dibiarkan begitu saja ada di pelataran Stasiun Bekasi. Hingga pukul 09.00 WIB, belum ada petugas kebersihan yang menangani sampah di sekitar bekas antrean panjang tersebut.

Meskipun antrean pada pukul 09.00 WIB sudah mengalir dan tidak mengular. PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) masih melakukan pembaruan sistem pembelian tiket elektronik. Pengguna kereta rel listrik (KRL) diharapkan bisa merencanakan waktu lebih banyak untuk membeli tiket sebelum bepergian. (Baca Juga: Stasiun Jakarta Tak Mengalami Dampak Pembaharuan Sistem(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0994 seconds (0.1#10.140)