Malam Ini, Tol Jakarta-Cikampek Mulai Dipadati Pemudik
A
A
A
BEKASI - PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek (Japek) memprediksi puncak arus mudik Lebaran terjadi pada Sabtu besok. Namun pemudik diperkirakan akan memadati ruas Tol Jakarta-Cikampek (Japek) mulai malam ini.
"Prediksi kami pemudik mulai melintas sejak nanti malam," ujar General Manager PT Jasa Marga Cabang Japek, Raddy L Lukman, kepada wartawan, Jumat (8/6/2018).
Menurut dia, kondisi normal kendaraan yang melintas Tol Japek rata-rata 70 ribu unit setiap hari. Pada saat puncak arus mudik, jumlah kendaraan yang melintasi Tol Japek diprediksi mencapai 112 ribu unit. Sedangkan pada saat arus balik diprediksi mencapai 110.500 unit kendaraan. Adapun pada hari normal rata-rata sebanyak 72 ribu unit kendaraan.
Guna mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas, PT Jasa Marga menyiapkan tiga strategi. Pertama, distribusi beban kendaraan yang masuk ke dalam Tol Japek. Kedua, pengoptimalan kapasitas seperti lajur, tempat istirahat, parking bay. Ketiga, percepatan penanganan informasi dan meminimalisir gangguan lalu lintas di sepanjang jalur.
Untuk strategi pertama,nantinya akan ada pembatasan kendaraan bertonase berat mulai H-3 Lebaran. Pihaknya juga akan menambah kamera CCTV sebanyak 15 unit. Dengan demikian, total ada sebanyak 146 CCTV yang tersebar di sepanjang Tol Jakarta-Cikampek.
"Dari kantor Senkom kita bisa melihat setiap segmen ada gangguan atau tidak. Jika terjadi gangguan, petugas segera diterjunkan," ungkapnya.
Dalam mengoptimalkan kapasitas kendaraan di dalam tol, telah dilakukan penghentian proyek sejak Selasa (5/6) hingga H+10 Lebaran. PT Jasa Marga juga akan mengembalikan lebar jalan ke semula di KM 29 dan KM 21.
"Jadi MCB (pembatas jalan) di proyek itu kami geser supaya kembali normal. Itu strategi untuk meningkatkan kapasitas agar mengurai kemacetan nantinya," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pembukaan lajur (contra flow) di wilayah Barat dan wilayah Timur Jalan Tol Jakarta Cikampek juga diantisipasi seperti tahun lalu. Contraflow dilakukan apabila terjadi hambatan jika v/c ratio di dalam tol mencapai 0,9 yang menandakan kepadatan dan tidak lancar.
Untuk wilayah Barat, dilakukan dari Gerbang Tol Cikarang Utama sampai KM 21 di GT Grandwisata. Sementara di wilayah Timur, dilakukan dari GT Cikarut hingga KM 65 sekitar 35 kilometer.
"Kalau dimungkinkan lajur sebelahnya kosong, itu kami gunakan contra flow. Kami punya dua (jalur), Barat dan Timur," katanya.
Di sisi lain, di tempat istirahat (TI) atau rest area dan parking bay bagi pemudik yang ingin bersitirahat, Jasa Marga telah menyiapkan enam toilet tambahan yang tersebar di tempat istirahat jalur Japek."Kami tambah toilet tambahan untuk mengurai kemacetan di rest area," jelasnya.
Walaupun pembayaran tol sudah 100 persen dilakukan elektronik alias non tunai, namun Jasa Marga tetap menyiapkan petugas di beberapa gerbang tol, sebagai antisipasi bilamana ada pemudik yang kehabisan saldo. Di TI, pihaknya juga menyedikan layanan Top-up e-Toll dan Bahan Bakar Minyak (BBM) kemasan di rest area.
"Kami menyediakan di 10 rest area di Tol Jakarta Cikampek dan 5 gerbang exit tol ada layanan top-up bekerja sama dengan pihak bank. Kami juga sedikan BBM kemasan yang tidak ada SPBU di rest area kilometer 19, 39, dan 57 serta rest area kecil di kilometer 33," paparnya.
Kasubbag Humas PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Irwansyah, menambahkan, pihaknya akan menambahkan Variable Message Sign (VMS) atau perangkat kontrol lalu lintas di ruas-ruas Tol Jakarta-Cikampek. "VMS juga kita tambah dua sehingga kita punya 18," jelasnya.
Dengan demikian, pengguna jalan dapat informasi kepadatan arus lalu lintas buat pertimbangan mereka istirahat atau keluar jalur tol lewat jalur arteri. Guna mengantisiapsi antrean masuk ke dalam rest area maupun kepadatan rest area, pihaknya membuka parking bay fungsional di kilometer 6, 15 dan 25.
"Kami juga punya teknologi informasi digital untuk memantau kepasitas di dalam rest area, seperti di mal-mal jadi kalau penuh, rest area kami tutup dan alihkan ke rest area berikutnya. Di dalam rest area juga skema lajur kendaraan yang masuk kami pisahkan antara yang mau istirahat dan mau mengisi BBM," tukasnya.
"Prediksi kami pemudik mulai melintas sejak nanti malam," ujar General Manager PT Jasa Marga Cabang Japek, Raddy L Lukman, kepada wartawan, Jumat (8/6/2018).
Menurut dia, kondisi normal kendaraan yang melintas Tol Japek rata-rata 70 ribu unit setiap hari. Pada saat puncak arus mudik, jumlah kendaraan yang melintasi Tol Japek diprediksi mencapai 112 ribu unit. Sedangkan pada saat arus balik diprediksi mencapai 110.500 unit kendaraan. Adapun pada hari normal rata-rata sebanyak 72 ribu unit kendaraan.
Guna mengantisipasi kepadatan arus lalu lintas, PT Jasa Marga menyiapkan tiga strategi. Pertama, distribusi beban kendaraan yang masuk ke dalam Tol Japek. Kedua, pengoptimalan kapasitas seperti lajur, tempat istirahat, parking bay. Ketiga, percepatan penanganan informasi dan meminimalisir gangguan lalu lintas di sepanjang jalur.
Untuk strategi pertama,nantinya akan ada pembatasan kendaraan bertonase berat mulai H-3 Lebaran. Pihaknya juga akan menambah kamera CCTV sebanyak 15 unit. Dengan demikian, total ada sebanyak 146 CCTV yang tersebar di sepanjang Tol Jakarta-Cikampek.
"Dari kantor Senkom kita bisa melihat setiap segmen ada gangguan atau tidak. Jika terjadi gangguan, petugas segera diterjunkan," ungkapnya.
Dalam mengoptimalkan kapasitas kendaraan di dalam tol, telah dilakukan penghentian proyek sejak Selasa (5/6) hingga H+10 Lebaran. PT Jasa Marga juga akan mengembalikan lebar jalan ke semula di KM 29 dan KM 21.
"Jadi MCB (pembatas jalan) di proyek itu kami geser supaya kembali normal. Itu strategi untuk meningkatkan kapasitas agar mengurai kemacetan nantinya," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pembukaan lajur (contra flow) di wilayah Barat dan wilayah Timur Jalan Tol Jakarta Cikampek juga diantisipasi seperti tahun lalu. Contraflow dilakukan apabila terjadi hambatan jika v/c ratio di dalam tol mencapai 0,9 yang menandakan kepadatan dan tidak lancar.
Untuk wilayah Barat, dilakukan dari Gerbang Tol Cikarang Utama sampai KM 21 di GT Grandwisata. Sementara di wilayah Timur, dilakukan dari GT Cikarut hingga KM 65 sekitar 35 kilometer.
"Kalau dimungkinkan lajur sebelahnya kosong, itu kami gunakan contra flow. Kami punya dua (jalur), Barat dan Timur," katanya.
Di sisi lain, di tempat istirahat (TI) atau rest area dan parking bay bagi pemudik yang ingin bersitirahat, Jasa Marga telah menyiapkan enam toilet tambahan yang tersebar di tempat istirahat jalur Japek."Kami tambah toilet tambahan untuk mengurai kemacetan di rest area," jelasnya.
Walaupun pembayaran tol sudah 100 persen dilakukan elektronik alias non tunai, namun Jasa Marga tetap menyiapkan petugas di beberapa gerbang tol, sebagai antisipasi bilamana ada pemudik yang kehabisan saldo. Di TI, pihaknya juga menyedikan layanan Top-up e-Toll dan Bahan Bakar Minyak (BBM) kemasan di rest area.
"Kami menyediakan di 10 rest area di Tol Jakarta Cikampek dan 5 gerbang exit tol ada layanan top-up bekerja sama dengan pihak bank. Kami juga sedikan BBM kemasan yang tidak ada SPBU di rest area kilometer 19, 39, dan 57 serta rest area kecil di kilometer 33," paparnya.
Kasubbag Humas PT Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek, Irwansyah, menambahkan, pihaknya akan menambahkan Variable Message Sign (VMS) atau perangkat kontrol lalu lintas di ruas-ruas Tol Jakarta-Cikampek. "VMS juga kita tambah dua sehingga kita punya 18," jelasnya.
Dengan demikian, pengguna jalan dapat informasi kepadatan arus lalu lintas buat pertimbangan mereka istirahat atau keluar jalur tol lewat jalur arteri. Guna mengantisiapsi antrean masuk ke dalam rest area maupun kepadatan rest area, pihaknya membuka parking bay fungsional di kilometer 6, 15 dan 25.
"Kami juga punya teknologi informasi digital untuk memantau kepasitas di dalam rest area, seperti di mal-mal jadi kalau penuh, rest area kami tutup dan alihkan ke rest area berikutnya. Di dalam rest area juga skema lajur kendaraan yang masuk kami pisahkan antara yang mau istirahat dan mau mengisi BBM," tukasnya.
(thm)