Pemprov DKI Polisikan Pencuri dan Perusak Sarana Publik
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI bakal melaporkan ke polisi kasus dugaan pencurian sarana publik, termasuk terhadap tutup saluran air di Underpass Mampang, Jakarta Selatan. Pemprov DKI juga bakal melakukan investigasi bersama kepolisian untuk menelusuri pelaku vandalisme di underpass tersebut.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, hilangnya tutup saluran air di Underpass Mampang sejatinya masuk dalam kategori perusakan fasilitas publik, termasuk menulis grafiti di dinding underpass itu. Padahal, itu semua fasilitas publik yang seharusnya dijaga bersama.
"Maka itu, kejadian kemarin kita akan lakukan investigasi bersama kepolisian. Kami akan laporkan kepada kepolisian, kebetulan plat nomornya sudah diketahui semuanya, jadi kita akan tindak nanti," ujarnya di Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (3/6/2018).
Menurut Anies, perbuatan yang menyangkut perusakan, apalagi tindak pidana, tidak akan dibiarkan melenggang tanpa dihukum. Pihaknya akan memastikan hukum berdiri tegak dan itu penting untuk membuah jera para pelaku perusakan, sehingga fasilitas publik yang sudah dibangun tidak sia-sia.
Anies menegaskan, semua fasilitas publik sejatinya dipakai untuk keselamatan semua warga Jakarta. Karenanya, Anies menekankan agar fasilitas publik dijaga dan tidak dirusak, seperti mengambil tutup saluran air di Underpass Mampang. Sebab, tutup saluran air itu ada guna menjaga keselamatan pengguna jalan agar bisa lewat dan air tetap bisa masuk ke saluran itu.
"Saat tutupnya diambil itu punya efek membahayakan bagi semua pengguna kendaraan bermotor. Maka itu kita harus jaga sama-sama. Saat melihat ada yang mengambil dan merusak, catat serta laporkan," tuturnya. (Baca juga: Baru Dioperasikan, Underpass Mampang-Kuningan Sudah Berlubang)
Pemprov DKI pun bakal melakukan pemeriksaan secara rutin dan memasang CCTV guna pemantauan agar kasus serupa tak terulang. Namun, sekali lagi Anies menekankan agar semua masyarakat turut bertanggung jawab menjaga fasilitas publik tersebut.
Pasalnya, sehebat-hebatnya CCTV ataupun aparat menjaga, lubang atau saluran air di Jakarta itu ada puluhan ribu jumlahnya. Maka itu, pekerjaan bisa lebih mudah teratasi saat semua masyarakat turut terlibat dalam pengawasan dan penjagaannya, termasuk menegur orang yang melakukan perusakan saat melihatnya demi keselamatan semua.
"Kemarin yang diambil kita pasang lagi, kita sudah siapakan, kita akan jaga dan mari kita semua menjaganya bersama-sama karena ini fasilitas kita semua," terangnya.
Sejatinya, kata Anies, kejadian perusakan seperti itu tidak hanya terjadi di Underpass Mampang, tapi juga di sejumlah tempat lain. Hanya saja, sedikit yang difoto dan diviralkan. Pemprov DKI pun sejatinya selalu bekerja berhari-hari dalam memperbaiki kerusakan itu.
"Hari ini diviralkan, seminggu kemudian kemungkinan masyarakat sudah lupa (tentang perusakan itu). Tapi aparat kita terus saja bekerja mengganti dan memperbaiki, karena kejadian seperti ini bukan hanya di Underpass Mampang, tapi di banyak tempat. Maka itu, kami harap ini jadi peringatan kita semua dalam menjaga fasilitas publik," pungkasnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, hilangnya tutup saluran air di Underpass Mampang sejatinya masuk dalam kategori perusakan fasilitas publik, termasuk menulis grafiti di dinding underpass itu. Padahal, itu semua fasilitas publik yang seharusnya dijaga bersama.
"Maka itu, kejadian kemarin kita akan lakukan investigasi bersama kepolisian. Kami akan laporkan kepada kepolisian, kebetulan plat nomornya sudah diketahui semuanya, jadi kita akan tindak nanti," ujarnya di Kemang, Jakarta Selatan, Minggu (3/6/2018).
Menurut Anies, perbuatan yang menyangkut perusakan, apalagi tindak pidana, tidak akan dibiarkan melenggang tanpa dihukum. Pihaknya akan memastikan hukum berdiri tegak dan itu penting untuk membuah jera para pelaku perusakan, sehingga fasilitas publik yang sudah dibangun tidak sia-sia.
Anies menegaskan, semua fasilitas publik sejatinya dipakai untuk keselamatan semua warga Jakarta. Karenanya, Anies menekankan agar fasilitas publik dijaga dan tidak dirusak, seperti mengambil tutup saluran air di Underpass Mampang. Sebab, tutup saluran air itu ada guna menjaga keselamatan pengguna jalan agar bisa lewat dan air tetap bisa masuk ke saluran itu.
"Saat tutupnya diambil itu punya efek membahayakan bagi semua pengguna kendaraan bermotor. Maka itu kita harus jaga sama-sama. Saat melihat ada yang mengambil dan merusak, catat serta laporkan," tuturnya. (Baca juga: Baru Dioperasikan, Underpass Mampang-Kuningan Sudah Berlubang)
Pemprov DKI pun bakal melakukan pemeriksaan secara rutin dan memasang CCTV guna pemantauan agar kasus serupa tak terulang. Namun, sekali lagi Anies menekankan agar semua masyarakat turut bertanggung jawab menjaga fasilitas publik tersebut.
Pasalnya, sehebat-hebatnya CCTV ataupun aparat menjaga, lubang atau saluran air di Jakarta itu ada puluhan ribu jumlahnya. Maka itu, pekerjaan bisa lebih mudah teratasi saat semua masyarakat turut terlibat dalam pengawasan dan penjagaannya, termasuk menegur orang yang melakukan perusakan saat melihatnya demi keselamatan semua.
"Kemarin yang diambil kita pasang lagi, kita sudah siapakan, kita akan jaga dan mari kita semua menjaganya bersama-sama karena ini fasilitas kita semua," terangnya.
Sejatinya, kata Anies, kejadian perusakan seperti itu tidak hanya terjadi di Underpass Mampang, tapi juga di sejumlah tempat lain. Hanya saja, sedikit yang difoto dan diviralkan. Pemprov DKI pun sejatinya selalu bekerja berhari-hari dalam memperbaiki kerusakan itu.
"Hari ini diviralkan, seminggu kemudian kemungkinan masyarakat sudah lupa (tentang perusakan itu). Tapi aparat kita terus saja bekerja mengganti dan memperbaiki, karena kejadian seperti ini bukan hanya di Underpass Mampang, tapi di banyak tempat. Maka itu, kami harap ini jadi peringatan kita semua dalam menjaga fasilitas publik," pungkasnya.
(thm)