Akibat Proyek Nasional Beban Jalan Kalimalang Bekasi Meningkat
A
A
A
BEKASI - Pemerintah Kota Bekasi mengklaim beban Jalan KH Noer Alie (Kalimalang) meningkat menyusul ada sejumlah proyek nasional dan kebijakan pemerintah pusat di wilayah setempat. Jalur arteri utama menuju ke Jakarta itu kini semakin padat, dan rawan mengalami terjadi kerusakan.
”Beban jalan Kalimalang semakin tinggi, lalu lintas di sana sangat padat dan kami khawatir jalan penghubung antara Bekasi dan DKI Jakarta itu menjadi rusak berat,” ujar Kepala Dinas Perhubungan, Kota Bekasi, Yayan Yuliana kepada KORAN SINDO, Minggu (15/4/2018).
Menurutnya, proyek yang mempengaruhi beban jalur Kalimalang berupa pembangunan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di sekitar Caman sampai dengan Jakasampurna, Bekasi Barat. ”Jalan Kalimalang dilintasi kendaraan berat,” katanya.
Beruntung, kata dia, kendaraan berat hanya diperbolehkan menggunakan jalur tersebut pada malam hari, sehingga tidak menambah kepadatan jalan ketika jam sibuk orang berangkat dan pulang kerja. Apalagi, akses kendaraan berat keluar tol Bekasi Barat lalu masuk ke Jalur Kalimalang menuju lokasi proyek.
Yayan menjelaskan, kendaraan berat tersebut menyebabkan kontruksi jalan mudah rusak, menimbulkan lubang maupun bergelombang. Kondisi ini tentunya cukup membahayakan pengguna jalan, apalagi jalur Kalimalang merupakan jalur arteri paling padat menuju ke Jakarta.
Dibandingkan dengan jalur lain seperti Sultan Agung dan I Gusti Ngurah Rai mayoritas penggunanya adalah kendaraan roda dua. Karena itu, kata dia, instansinya meminta jaminan kondisi jalan tersebut kepada pemerintah pusat. Jaminan itu, kontruksi jalan agar selalu baik.
Sehingga, lanjut dia, tak ada yang mengalami kerusakan seperti berlubang atau bergelombang. Saat ini, pemerintah sudah berkirim surat kepada pemerintah pusat, karena jalur arteri juga harus diperhatikan. Selain itu, beban jalan juga bertambah menyusul adanya kebijakan ganjil genap di gerbang tol Bekasi Barat.
Kendaraan yang biasa masuk melalui gerbang tol itu kini beralih ke Cikunir 1 dan 3 melalui jalur Kalimalang. ”Meningkatnya sekitar 10 persen, tapi tidak sampai menimbulkan kemacetan parah, tapi beban jalan tersebut semakin besar dengan adanya kebijakan tersebut,” jelasnya.
Kasie Ruang Milik Jalan, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Kota Bekasi, Arief Fadillah mengatakan, pemerintah pusat melalui kontraktor pembangunan tol Becakayu sudah bersedia melakukan pemeliharaan Jalan Kalimalang sepanjang dua kilometer lebih yang ada di Kota Bekasi.
”Pemeliharaan rutin berupa tambal sulam,” katanya. Untuk itu, pemerintah pusat memang sangat bertanggung jawab memelihara jalan di Kota Bekasi yang dilewati kendaraan berat untuk pembangunan proyek nasional tersebut. Hanya saja, perbaikannya membutuhkan waktu.
Seorang pengguna jalan, Adi Warsono (28), nyaris terjatuh ketika roda sepeda motornya masuk ke jalan berlubang di depan Metropolitan Mal mengarah ke Bekasi. Warga Jatiasih ini yang hendak ke lokasi car free day di Jalan Ahmad Yani ini mengaku tidak tahu kalau ada jalan berlubang di sekitar lokasi.
”Ngerem mendadak, untung tidak sampai jatuh,” kata Adi yang masuk ke lubang jalan berdiameter 20 sentimeter. Saat ini, ada sekitar lima titik jalan berlubang dengan diamter bervariasi mulai dari 15 sentimeter hingga 30 sentimeter di ruas Jalan Kalimalang.
”Beban jalan Kalimalang semakin tinggi, lalu lintas di sana sangat padat dan kami khawatir jalan penghubung antara Bekasi dan DKI Jakarta itu menjadi rusak berat,” ujar Kepala Dinas Perhubungan, Kota Bekasi, Yayan Yuliana kepada KORAN SINDO, Minggu (15/4/2018).
Menurutnya, proyek yang mempengaruhi beban jalur Kalimalang berupa pembangunan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) di sekitar Caman sampai dengan Jakasampurna, Bekasi Barat. ”Jalan Kalimalang dilintasi kendaraan berat,” katanya.
Beruntung, kata dia, kendaraan berat hanya diperbolehkan menggunakan jalur tersebut pada malam hari, sehingga tidak menambah kepadatan jalan ketika jam sibuk orang berangkat dan pulang kerja. Apalagi, akses kendaraan berat keluar tol Bekasi Barat lalu masuk ke Jalur Kalimalang menuju lokasi proyek.
Yayan menjelaskan, kendaraan berat tersebut menyebabkan kontruksi jalan mudah rusak, menimbulkan lubang maupun bergelombang. Kondisi ini tentunya cukup membahayakan pengguna jalan, apalagi jalur Kalimalang merupakan jalur arteri paling padat menuju ke Jakarta.
Dibandingkan dengan jalur lain seperti Sultan Agung dan I Gusti Ngurah Rai mayoritas penggunanya adalah kendaraan roda dua. Karena itu, kata dia, instansinya meminta jaminan kondisi jalan tersebut kepada pemerintah pusat. Jaminan itu, kontruksi jalan agar selalu baik.
Sehingga, lanjut dia, tak ada yang mengalami kerusakan seperti berlubang atau bergelombang. Saat ini, pemerintah sudah berkirim surat kepada pemerintah pusat, karena jalur arteri juga harus diperhatikan. Selain itu, beban jalan juga bertambah menyusul adanya kebijakan ganjil genap di gerbang tol Bekasi Barat.
Kendaraan yang biasa masuk melalui gerbang tol itu kini beralih ke Cikunir 1 dan 3 melalui jalur Kalimalang. ”Meningkatnya sekitar 10 persen, tapi tidak sampai menimbulkan kemacetan parah, tapi beban jalan tersebut semakin besar dengan adanya kebijakan tersebut,” jelasnya.
Kasie Ruang Milik Jalan, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air, Kota Bekasi, Arief Fadillah mengatakan, pemerintah pusat melalui kontraktor pembangunan tol Becakayu sudah bersedia melakukan pemeliharaan Jalan Kalimalang sepanjang dua kilometer lebih yang ada di Kota Bekasi.
”Pemeliharaan rutin berupa tambal sulam,” katanya. Untuk itu, pemerintah pusat memang sangat bertanggung jawab memelihara jalan di Kota Bekasi yang dilewati kendaraan berat untuk pembangunan proyek nasional tersebut. Hanya saja, perbaikannya membutuhkan waktu.
Seorang pengguna jalan, Adi Warsono (28), nyaris terjatuh ketika roda sepeda motornya masuk ke jalan berlubang di depan Metropolitan Mal mengarah ke Bekasi. Warga Jatiasih ini yang hendak ke lokasi car free day di Jalan Ahmad Yani ini mengaku tidak tahu kalau ada jalan berlubang di sekitar lokasi.
”Ngerem mendadak, untung tidak sampai jatuh,” kata Adi yang masuk ke lubang jalan berdiameter 20 sentimeter. Saat ini, ada sekitar lima titik jalan berlubang dengan diamter bervariasi mulai dari 15 sentimeter hingga 30 sentimeter di ruas Jalan Kalimalang.
(kri)