Anak Kapolres Dibegal, Kriminolog: Bandit Jalanan Tak Peduli Identitas Korban
A
A
A
DEPOK - Aksi kejahatan jalanan saat ini semakin sadis dan berani. Bahkan pelaku tidak pandang bulu dalam memangsa korbannya.
Seperti kasus begal yang menimpa anak Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendo Pandowo pada Minggu (11/3/2018) dini hari.
“Ketika bertindak mereka (pelaku) tidak akan menanyakan identitas (sosial) korbannya. Artinya, mereka melakukan tanpa diskriminasi dan ini adalah hal lumrah,” ujar Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Ferdinand T Andi Lolo, di Depok, Selasa (13/3/2018). (Baca: Kronologi Putra Kapolrestabes Bandung Dibacok Begal di Pasar Minggu)
Menurut Andi, yang menjadi perhatian pelaku saat beraksi adalah seberapa besar potensi yang bisa mereka ambil dari korban. Mereka lalu memperhitungkan situasi, calon korban, dan properti yang akan diambil.
“Mereka akan melihat apakah target memberikan kesulitan atau tidak. Apakah situasi sekitar memudahkan atau tidak. Misalnya, apakah situasi ramai dan dilengkapi dengan penerangan atau tidak,” tukasnya.
Hal tak kalah penting, benda atau barang yang dibawa korban akan menjadi perhatian pelaku. Semakin mencolok benda yang dimiliki korban semakin besar keinginan pelaku untuk merampasnya.
“Yang ingin dikuasai adalah propertinya, jadi sebisa mungkin jangan mencolok perhatian. Kemudian kalau terpaksa keluar rumah di jam rawan maka usahakan berkelompok,” paparnya.
Kalaupun dihadapkan pada situasi yang dilematis, maka sebaiknya menggunakan logika. Artinya, lebih baik mementingkan nyawa dibanding properti alias harga benda yang dibawa.
“Di sisi lain petugas harus mengusut kasus ini. Jangan hanya didiamkan begitu saja. Harus tetap ditindaklanjuti,” tuturnya.
Seperti kasus begal yang menimpa anak Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendo Pandowo pada Minggu (11/3/2018) dini hari.
“Ketika bertindak mereka (pelaku) tidak akan menanyakan identitas (sosial) korbannya. Artinya, mereka melakukan tanpa diskriminasi dan ini adalah hal lumrah,” ujar Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Ferdinand T Andi Lolo, di Depok, Selasa (13/3/2018). (Baca: Kronologi Putra Kapolrestabes Bandung Dibacok Begal di Pasar Minggu)
Menurut Andi, yang menjadi perhatian pelaku saat beraksi adalah seberapa besar potensi yang bisa mereka ambil dari korban. Mereka lalu memperhitungkan situasi, calon korban, dan properti yang akan diambil.
“Mereka akan melihat apakah target memberikan kesulitan atau tidak. Apakah situasi sekitar memudahkan atau tidak. Misalnya, apakah situasi ramai dan dilengkapi dengan penerangan atau tidak,” tukasnya.
Hal tak kalah penting, benda atau barang yang dibawa korban akan menjadi perhatian pelaku. Semakin mencolok benda yang dimiliki korban semakin besar keinginan pelaku untuk merampasnya.
“Yang ingin dikuasai adalah propertinya, jadi sebisa mungkin jangan mencolok perhatian. Kemudian kalau terpaksa keluar rumah di jam rawan maka usahakan berkelompok,” paparnya.
Kalaupun dihadapkan pada situasi yang dilematis, maka sebaiknya menggunakan logika. Artinya, lebih baik mementingkan nyawa dibanding properti alias harga benda yang dibawa.
“Di sisi lain petugas harus mengusut kasus ini. Jangan hanya didiamkan begitu saja. Harus tetap ditindaklanjuti,” tuturnya.
(thm)