Gusur Bangunan Liar di Pinggir Rel, KAI Akui Lakukan Step By Step

Kamis, 22 Februari 2018 - 22:30 WIB
Gusur Bangunan Liar...
Gusur Bangunan Liar di Pinggir Rel, KAI Akui Lakukan Step By Step
A A A
JAKARTA - Bangunan liar (Bangli) masih memenuhi lahan kereta api di wilayah Jabodetabek. Kondisi ini dianggap mengganggu perjalanan kereta api lantaran daya pandang masinis menjadi terbatas.

Imbasnya, perjalanan kereta menjadi terganggu, kecepatan kereta tak maksimal lantaran harus mengatur jarak agar tak menimbulkan korban jiwa. (Baca Juga: DKI Akan Koordinasi dengan PT KAI untuk Penertiban Bangunan Liar
Senior Manager Coorporate Communication Daop 1, Edi Kuswoyo mengakui bahwa kondisi ini nyaris ditemukan di sejumlah titik, tak hanya Jakarta, melainkan Tangerang dan Bogor.

Karena itu, Daop 1 telah menurunkan tim untuk melakukan sterilisasi dengan membersihkan bangunan liar di kawasan Stasiun Duri-Grogol, hingga memperluasnya ke arah menuju Tangerang. Namun, pihaknya melakukan penggusuran itu secara step by step.

"Kita lakukan setahap demi setahap, banyak kok tanah kami yang dikuasai warga," ucap Edi ketika dihubungi, Kamis (22/2/2018).

Mengenai batas tanah, Edi menjelaskan, selama ada patok, sekalipun di luar pagar. Tanah itu merupakan tanah milik KAI.

Kini mencapai itu, Daop 1 telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk aparat kepolisian, tni, dan polri untuk menertibkan bangunan itu. Sejumlah lurah dan camat di ajak bersama sama melakukan penertiban.

Berdasarkan pantaun KORAN SINDO, kondisi bangunan liar tampak masih memenuhi sejumlah wilayah di Jakarta. Seperti di Tambora, bangunan liar tercatat memenuhi sepanjang jalan di Jembatan Lima, Jembatan Besi, hingga Krendang.

KAI hingga kini belum melakukan tindakan di tempat itu, mereka lebih melakukan pembersihan di dalam pagar dan membiarkan lahan-lahan dikuasai oleh warga.

"Yah kita mah nempatin saja dulu, kalau misalnya ditertibkan kita siap kok, asal ada ganti jelas," kata Maman (48), seorang pedagang di kawasan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat.

Pedagang buah di sekitaran Stasiun Angke itu kini menempati sebuah kios berukuran 5x4 meter. Kios itu tepat di samping pagar dan menutupi seluruh trotoar jalan.

Di belakangnya, ia melubangi pagar pembatas rel agar bisa berjalan melintasi dua rel yang ada, sebab untuk ke rumah dirinya harus menyebrangi dua rel itu.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1545 seconds (0.1#10.140)