Pemprov DKI Rencanakan Angkot Tanah Abang Masuk OK Otrip
A
A
A
JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta menggandeng Organda untuk mencari solusi permasalahan angkutan kota (angkot) trayek Tanah Abang. DKI pun merencanakan agar angkot di sana masuk dalam program OK Otrip.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengatakan, sudah mengundang Dewan Pimpinan Unit Organda Angkutan Lingkungan DKI, Petrus Tukimin; Ketua DPD Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan dan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah untuk membahas seputar beberapa kebijakan mengenai tansportasi dan angkutan di jalan raya. Ada beberapa kebijakan yang dibicarakan, di antaranya yaitu bagaimana merangkul angkot masuk dalam OK Otrip.
Kebetulan, kata Sandi, Petrus Tukimin, salah satu pionir di sini menyanggupi OK Otrip dan bahkan memilik inovasi membuat angkot kecil menghadap ke depan berfasilitas Air Conditioner (AC). Sehingga tidak lagi memberikan rasa tidak nyaman khususnya kepada perempuan yang memakai rok atau yang harus berhimpitan-himpitan.
"Nah nanti ini di Tanah Abang juga dicarikan solusi supaya teman-teman mendapatkan solusinya juga," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa, 30 Januari 2018 kemarin.
Sandiaga menjelaskan, saat ini pihaknya masih menampung semua masukan sebagai bahan evaluasi penataan transportasi Tanah abang yang dilakukan beberapa waktu lalu. Untuk itu, pihaknya akan mengundang para sopir dan pengusaha angkot trayek Tanah Abang pada Rabu (31/1/2018).
Biar bagaimanapun, lanjut Sandiaga, sebelum Pemprov DKI memiliki banyak dana, teman-teman angkot ini yang melayani masyarakat Jakata dengan layanan transportasinya. Saat ini, DKI sudah punya cukup pendanaan, ada Transjakarta. Sehingga, DKI layaknya harus bersanding juga dan merangkul para pengusaha transportasi ini untuk ikut bergabung dalam OK OTrip.
"Nah ini yang teman-teman Organda hari ini dapat kesepakatan. Mudah-mudahan pengaturan nanti ke depan bisa lebih ok oce, lebih baik dan masyarakat tetap terlayani," ungkapnya.
Ketua Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan menyayangkan sikap pengemudi dan pemilik angkot trayek Tanah Abang yang menghentikan operasional Tanah Abang explorer. Padahal, bus Tanah Tanah explorer itu membantu angkutan umum mendapatkan penumpang tanpa perlu mengetem lama di depan stasiun yang jelas menghabiskan waktu dan biaya operasional.
Selain itu, masyarakat yang masuk di kawasan Tanah Abang itu sangat terbantu dan tidak perlu mengeluarkan ongkos. Artinya, apabil Tanah Abang explorer itu dihapuskan, masyarakat dan pengemudi sendiri yang tersiksa.
Humas PT Transportasi Jakarta (Trasnjakarta), Wibowo mengatakan, operasional Tanah Abang explorer akan berhenti sampa waktu yang belum bisa ditentukan. Padahal, dalam sehari, operasiona bus tersebut mampu mengakut penumpang hingga 14.889 dengan 15 unit armada.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno mengatakan, sudah mengundang Dewan Pimpinan Unit Organda Angkutan Lingkungan DKI, Petrus Tukimin; Ketua DPD Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan dan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah untuk membahas seputar beberapa kebijakan mengenai tansportasi dan angkutan di jalan raya. Ada beberapa kebijakan yang dibicarakan, di antaranya yaitu bagaimana merangkul angkot masuk dalam OK Otrip.
Kebetulan, kata Sandi, Petrus Tukimin, salah satu pionir di sini menyanggupi OK Otrip dan bahkan memilik inovasi membuat angkot kecil menghadap ke depan berfasilitas Air Conditioner (AC). Sehingga tidak lagi memberikan rasa tidak nyaman khususnya kepada perempuan yang memakai rok atau yang harus berhimpitan-himpitan.
"Nah nanti ini di Tanah Abang juga dicarikan solusi supaya teman-teman mendapatkan solusinya juga," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa, 30 Januari 2018 kemarin.
Sandiaga menjelaskan, saat ini pihaknya masih menampung semua masukan sebagai bahan evaluasi penataan transportasi Tanah abang yang dilakukan beberapa waktu lalu. Untuk itu, pihaknya akan mengundang para sopir dan pengusaha angkot trayek Tanah Abang pada Rabu (31/1/2018).
Biar bagaimanapun, lanjut Sandiaga, sebelum Pemprov DKI memiliki banyak dana, teman-teman angkot ini yang melayani masyarakat Jakata dengan layanan transportasinya. Saat ini, DKI sudah punya cukup pendanaan, ada Transjakarta. Sehingga, DKI layaknya harus bersanding juga dan merangkul para pengusaha transportasi ini untuk ikut bergabung dalam OK OTrip.
"Nah ini yang teman-teman Organda hari ini dapat kesepakatan. Mudah-mudahan pengaturan nanti ke depan bisa lebih ok oce, lebih baik dan masyarakat tetap terlayani," ungkapnya.
Ketua Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan menyayangkan sikap pengemudi dan pemilik angkot trayek Tanah Abang yang menghentikan operasional Tanah Abang explorer. Padahal, bus Tanah Tanah explorer itu membantu angkutan umum mendapatkan penumpang tanpa perlu mengetem lama di depan stasiun yang jelas menghabiskan waktu dan biaya operasional.
Selain itu, masyarakat yang masuk di kawasan Tanah Abang itu sangat terbantu dan tidak perlu mengeluarkan ongkos. Artinya, apabil Tanah Abang explorer itu dihapuskan, masyarakat dan pengemudi sendiri yang tersiksa.
Humas PT Transportasi Jakarta (Trasnjakarta), Wibowo mengatakan, operasional Tanah Abang explorer akan berhenti sampa waktu yang belum bisa ditentukan. Padahal, dalam sehari, operasiona bus tersebut mampu mengakut penumpang hingga 14.889 dengan 15 unit armada.
(whb)