2018, Penumpang KRL Ditargetkan Mencapai 320 Juta
A
A
A
JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menargetkan penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line mencapai 320.026.523 orang pada 2018. Jumlah ini naik 9,5% bila dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 315.811.848 penumpang. Setiap harinya jumlah penumpang commuter line sekitar 993.992 orang.
"Dalam dua tahun terakhir jumlah penumpang meningkat sekitar 22,8% atau 58 juta orang," kata Direktur Utama PT KCI Muhamad Nurul Fadhila pada pemaparan Kinerja 2017 dan Program Kerja 2018 di Jakarta, Kamis (4/1/2018).
Untuk mencapai target penumpang sebanyak 320 juta, KCI meningkatkan berbagai fasilitas seperti menambah 200 vending machine dan 200 gate elektronik di stasiun serta merancang lalu lintas penumpang di stasiun dengan membangun empat underpass. Empat terowongan itu berada di Stasiun Duren Kalibata, Pasar Minggu, Universitas Indonesia (UI), dan Depok. Termasuk penyelarasan tiket. Penggunaan tiket akan diukur sesuai jarak tempuh dengan jaminan tiket sebesar Rp10.000 yang diambil dari biaya kartu.
Pada Senin (8/1/2018) mendatang pengguna tiket harian berjamin (THB) tidak lagi dikenai denda jika turun di stasiun yang lebih jauh. Sebab, KCI akan memberlakukan mesin fare adjustment di 25 stasiun. Dia mencontohkan seandainya penumpang naik di Bogor kemudian membeli tiket tujuan Manggarai, namun turun di Juanda penumpang tidak lagi membayar denda melalui THB melainkan membayar kekurangan pada mesin yang tersedia.
Proses penyesuaian tarif ini akan dilakukan melalui vending machine fare adjustment atau loket dua arah yang terletak di dekat gerbang elektronik keluar stasiun. Bila mesin penyesuaian tarif di beberapa stasiun belum tersedia bisa dilakukan di loket dua arah atau petugas yang akan membantu penumpang.
"Untuk stasiun yang belum dilengkapi mesin fare, kami sudah siapkan loket sehingga perubahan bisa bertransformasi dan diterima publik," ujar Fadhila. Dia mengingatkan penumpang yang akan membayar selisih tarif THB harus menyiapkan uang pas.
Di samping itu, mulai 8 Januari KCI menurunkan saldo minimal pada pemegang kartu multitrip (KMT). Sebelumnya, saldo minimal di KMT yang sebesar Rp13.000 akan diturunkan menjadi Rp5.000. Jika pengguna KMT yang kurang saldo atau jika perjalanan melebihi tarif minimum Rp5.000, maka dapat melakukan top up di vending machine fare adjustment dan atau loket dua arah.
"Kalau pengguna KMT tidak terdata di gate in dan gate out kini tidak lagi dikenakan penalti sesuai tarif terjauh Rp13.000," katanya.
Vice President Coorporate Communication PT KCI Eva Chairunissa mengungkapkan, tahun ini pihaknya tidak akan menambah atau membuka rute baru seperti Cikarang dan Rangkasbitung pada 2017. Ini disebabkan kondisi lalu lintas perkeretaapian di dalam Jakarta terlalu padat seiring telah beroperasinya kereta Bandara Soekarno-Hatta. "Fokus kami mengembangkan Cikarang dan Rangkasbitung," ujar Eva.
Selain lalu lintas yang padat, alasan lain adalah belum terbangunnya double-double track. "Kalau sudah rampung mungkin bisa dimaksimalkan atau tambah perjalanan," ucapnya.
"Dalam dua tahun terakhir jumlah penumpang meningkat sekitar 22,8% atau 58 juta orang," kata Direktur Utama PT KCI Muhamad Nurul Fadhila pada pemaparan Kinerja 2017 dan Program Kerja 2018 di Jakarta, Kamis (4/1/2018).
Untuk mencapai target penumpang sebanyak 320 juta, KCI meningkatkan berbagai fasilitas seperti menambah 200 vending machine dan 200 gate elektronik di stasiun serta merancang lalu lintas penumpang di stasiun dengan membangun empat underpass. Empat terowongan itu berada di Stasiun Duren Kalibata, Pasar Minggu, Universitas Indonesia (UI), dan Depok. Termasuk penyelarasan tiket. Penggunaan tiket akan diukur sesuai jarak tempuh dengan jaminan tiket sebesar Rp10.000 yang diambil dari biaya kartu.
Pada Senin (8/1/2018) mendatang pengguna tiket harian berjamin (THB) tidak lagi dikenai denda jika turun di stasiun yang lebih jauh. Sebab, KCI akan memberlakukan mesin fare adjustment di 25 stasiun. Dia mencontohkan seandainya penumpang naik di Bogor kemudian membeli tiket tujuan Manggarai, namun turun di Juanda penumpang tidak lagi membayar denda melalui THB melainkan membayar kekurangan pada mesin yang tersedia.
Proses penyesuaian tarif ini akan dilakukan melalui vending machine fare adjustment atau loket dua arah yang terletak di dekat gerbang elektronik keluar stasiun. Bila mesin penyesuaian tarif di beberapa stasiun belum tersedia bisa dilakukan di loket dua arah atau petugas yang akan membantu penumpang.
"Untuk stasiun yang belum dilengkapi mesin fare, kami sudah siapkan loket sehingga perubahan bisa bertransformasi dan diterima publik," ujar Fadhila. Dia mengingatkan penumpang yang akan membayar selisih tarif THB harus menyiapkan uang pas.
Di samping itu, mulai 8 Januari KCI menurunkan saldo minimal pada pemegang kartu multitrip (KMT). Sebelumnya, saldo minimal di KMT yang sebesar Rp13.000 akan diturunkan menjadi Rp5.000. Jika pengguna KMT yang kurang saldo atau jika perjalanan melebihi tarif minimum Rp5.000, maka dapat melakukan top up di vending machine fare adjustment dan atau loket dua arah.
"Kalau pengguna KMT tidak terdata di gate in dan gate out kini tidak lagi dikenakan penalti sesuai tarif terjauh Rp13.000," katanya.
Vice President Coorporate Communication PT KCI Eva Chairunissa mengungkapkan, tahun ini pihaknya tidak akan menambah atau membuka rute baru seperti Cikarang dan Rangkasbitung pada 2017. Ini disebabkan kondisi lalu lintas perkeretaapian di dalam Jakarta terlalu padat seiring telah beroperasinya kereta Bandara Soekarno-Hatta. "Fokus kami mengembangkan Cikarang dan Rangkasbitung," ujar Eva.
Selain lalu lintas yang padat, alasan lain adalah belum terbangunnya double-double track. "Kalau sudah rampung mungkin bisa dimaksimalkan atau tambah perjalanan," ucapnya.
(amm)