Rumah Terbakar, Ratusan Warga Bogor Mengungsi di SDN 04
A
A
A
BOGOR - Sebanyak 271 warga atau 76 Kepala Keluarga (KK) Kota Bogor mengungsi di gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Empang 04, setelah 50 rumah mereka di pemukiman padat penduduk Kampung/Kelurahan Gudang, RT 05/01, Bogor Tengah, Kota Bogor, terbakar Senin 25 Desember 2017 petang.
Jumlah pengungsi tersebut berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor yang menyebutkan, meski tak ada korban jiwa, kebakaran yang diduga berasal dari listrik setrikaan itu membuat ratusan penduduknya mengungsi.
Kepala BPBD Kota Bogor Ganjar Gunawan menjelaskan, berdasarkan hasil pendataan sementara setelah si jago merah melalap 50 rumah, sebanyak 76 KK atau sekira 271 jiwa mengungsi ke sejumlah gedung sekolah sekitar lokasi kejadian.
"Namun sebagai besar dari mereka kita ungsikan ke gedung SDN Empang 04, karena lokasinya tak jauh dari TKP kebakaran. Sedangkan untuk keperluan dapur umum dan mandi cuci kakus kita pergunakan SDN 01 dan 02 Empang, Bogor," ujar Ganjar di Bogor, Selasa (26/12/2017).
Lebih lanjut ia menuturkan, meski penyebab kebakaran hingga saat ini masih dalam proses penyelidikan. Namun berdasarkan hasil penelusuran timnya, diduga penyebab kebakaran akibat kelalaian salah seorang warga yang lupa meninggalkan setrikaan dalam keadaan masih menyala.
"Berdasarkan keterangan warga, api berasal panasnya setrikaan yang ditinggalkan menempel di alasnya. Kemudian menimbulkan percikan api dan merambat ke rumah sekitarnya," katanya.
Tak hanya itu, menurutnya, ada sejumlah faktor api tersebut cepat menghanguskan puluhan rumah dalam waktu singkat. "Selain karena rumah para pengungsi itu terletak di pemukiman padat hingga api cepat merambat, juga karena saat kejadian cuaca sedang panas terik dan angin berhembus cukup kencang," katanya.
Terlebih, sebagian besar atap rumah warga yang terbakar itu, bahannya terbuat dari kayu yang sangat mudah dan cepat terbakar.
"Diperparah lagi, karena kondisi akses jalan untuk mobil pemadam kebakaran (damkar) sulit diembus. Meski enam unit damkar sudah diterjunkan, tapi karena jalurnya berada di gang," katanya.
Berdasarkan pantauan, hingga saat ini, tim BPBD bersama Tagana, TNI dan Polri bersama warga sekitar bergotong royong mendirikan dapur umum dan sebagian warga sekitar membenahi bekas reruntuhan rumah yang hangus terbakar.
Sementara itu, Subur, 69, dan Nurhayati, 70, dua dari ratusan pengungsi yang berusia lansia menuturkan saat rumahnya terbakar tak ada satupun barang yang berhasil diselamatkan.
Saat mengetahui api mulai menjalar ke rumahnya pada pukul 13.40 WIB, Subur yang menderita penyakit stroke dengan sekuat tenaga berjalan sambil menapakkan kedua tangannya ke dinding agar bisa keluar dari rumahnya.
Begitu juga Nurhayati, setelah mengetahui pinggiran atap rumahnya ikut terbakar, dia langsung berlari ke luar untuk menyelamatkan diri. Namun nahas, nenek ini terjatuh di tangga hingga mengalami luka di kaki kanan.
"Semuanya pada sibuk nyelametin diri. Tapi untungnya ada warga luar kampung langsung nyelametin uwa dan nenek saya," tutur YuniaAntania, 26, cucu Nurhayati saat ditemui di pengungsian.
Sementara itu, Kepala sekolah SDN 04 Empang, Haeruman menjelaskan, pihaknya sengaja menyiapkan tiga ruang kelas untuk tempat berisrtirahat warga. "Saat ini baru tiga kemungkinan bertambah karena di sini ada sekitar seratus lebih warga dan juga untuk tempat menyimpan barang atau lain-lain," ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga menyiapkan sedikitnya empat kamar mandi untuk para warga yang mengungsi. "Nanti juga kalau diperlukan ruangan untuk balita disiapkan, karena takutnya terlalu sesak," ucapnya.
Pihaknya tak keberatan gedung sekolah yang dipimpinnya itu dipergunakan sementara untuk pengungsi karena kebetulan para peserta didiknya sedang libur panjang. "Karena murid-murid juga kan lagi libur sampai tanggal 2 Januari 2018, jadi tidak masalah digunakan sementara untuk tempat beristirahat warga," jelasnya.
Sementara itu, Kapolsek Bogor Tengah Kompol Saefudin Gayo mengatakan bahwa kronologis penyebab kebakaran terjadi karena ada aktivitas menyetrika yang ditinggal pergi oleh warga.
"Ada warga yang lagi nyertika lalu ditinggal pergi dan masih menempel di baju yang akhirnya muncul percikan api,. Jadi dugaan sementara api berasal dari setrikaan yang ada di salah satu rumah warga, tapi kita masih menyelidiki untuk mengetahui penyebab pasti," katanya.
Jumlah pengungsi tersebut berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor yang menyebutkan, meski tak ada korban jiwa, kebakaran yang diduga berasal dari listrik setrikaan itu membuat ratusan penduduknya mengungsi.
Kepala BPBD Kota Bogor Ganjar Gunawan menjelaskan, berdasarkan hasil pendataan sementara setelah si jago merah melalap 50 rumah, sebanyak 76 KK atau sekira 271 jiwa mengungsi ke sejumlah gedung sekolah sekitar lokasi kejadian.
"Namun sebagai besar dari mereka kita ungsikan ke gedung SDN Empang 04, karena lokasinya tak jauh dari TKP kebakaran. Sedangkan untuk keperluan dapur umum dan mandi cuci kakus kita pergunakan SDN 01 dan 02 Empang, Bogor," ujar Ganjar di Bogor, Selasa (26/12/2017).
Lebih lanjut ia menuturkan, meski penyebab kebakaran hingga saat ini masih dalam proses penyelidikan. Namun berdasarkan hasil penelusuran timnya, diduga penyebab kebakaran akibat kelalaian salah seorang warga yang lupa meninggalkan setrikaan dalam keadaan masih menyala.
"Berdasarkan keterangan warga, api berasal panasnya setrikaan yang ditinggalkan menempel di alasnya. Kemudian menimbulkan percikan api dan merambat ke rumah sekitarnya," katanya.
Tak hanya itu, menurutnya, ada sejumlah faktor api tersebut cepat menghanguskan puluhan rumah dalam waktu singkat. "Selain karena rumah para pengungsi itu terletak di pemukiman padat hingga api cepat merambat, juga karena saat kejadian cuaca sedang panas terik dan angin berhembus cukup kencang," katanya.
Terlebih, sebagian besar atap rumah warga yang terbakar itu, bahannya terbuat dari kayu yang sangat mudah dan cepat terbakar.
"Diperparah lagi, karena kondisi akses jalan untuk mobil pemadam kebakaran (damkar) sulit diembus. Meski enam unit damkar sudah diterjunkan, tapi karena jalurnya berada di gang," katanya.
Berdasarkan pantauan, hingga saat ini, tim BPBD bersama Tagana, TNI dan Polri bersama warga sekitar bergotong royong mendirikan dapur umum dan sebagian warga sekitar membenahi bekas reruntuhan rumah yang hangus terbakar.
Sementara itu, Subur, 69, dan Nurhayati, 70, dua dari ratusan pengungsi yang berusia lansia menuturkan saat rumahnya terbakar tak ada satupun barang yang berhasil diselamatkan.
Saat mengetahui api mulai menjalar ke rumahnya pada pukul 13.40 WIB, Subur yang menderita penyakit stroke dengan sekuat tenaga berjalan sambil menapakkan kedua tangannya ke dinding agar bisa keluar dari rumahnya.
Begitu juga Nurhayati, setelah mengetahui pinggiran atap rumahnya ikut terbakar, dia langsung berlari ke luar untuk menyelamatkan diri. Namun nahas, nenek ini terjatuh di tangga hingga mengalami luka di kaki kanan.
"Semuanya pada sibuk nyelametin diri. Tapi untungnya ada warga luar kampung langsung nyelametin uwa dan nenek saya," tutur YuniaAntania, 26, cucu Nurhayati saat ditemui di pengungsian.
Sementara itu, Kepala sekolah SDN 04 Empang, Haeruman menjelaskan, pihaknya sengaja menyiapkan tiga ruang kelas untuk tempat berisrtirahat warga. "Saat ini baru tiga kemungkinan bertambah karena di sini ada sekitar seratus lebih warga dan juga untuk tempat menyimpan barang atau lain-lain," ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga menyiapkan sedikitnya empat kamar mandi untuk para warga yang mengungsi. "Nanti juga kalau diperlukan ruangan untuk balita disiapkan, karena takutnya terlalu sesak," ucapnya.
Pihaknya tak keberatan gedung sekolah yang dipimpinnya itu dipergunakan sementara untuk pengungsi karena kebetulan para peserta didiknya sedang libur panjang. "Karena murid-murid juga kan lagi libur sampai tanggal 2 Januari 2018, jadi tidak masalah digunakan sementara untuk tempat beristirahat warga," jelasnya.
Sementara itu, Kapolsek Bogor Tengah Kompol Saefudin Gayo mengatakan bahwa kronologis penyebab kebakaran terjadi karena ada aktivitas menyetrika yang ditinggal pergi oleh warga.
"Ada warga yang lagi nyertika lalu ditinggal pergi dan masih menempel di baju yang akhirnya muncul percikan api,. Jadi dugaan sementara api berasal dari setrikaan yang ada di salah satu rumah warga, tapi kita masih menyelidiki untuk mengetahui penyebab pasti," katanya.
(mhd)