Lumpuh di Usia Senja, Kakek Ini Berharap Bantuan Pemerintah

Sabtu, 25 November 2017 - 01:20 WIB
Lumpuh di Usia Senja,...
Lumpuh di Usia Senja, Kakek Ini Berharap Bantuan Pemerintah
A A A
TANGSEL - Nasib memilukan menimpa seorang kakek renta bernama Radi (97). Setelah kakinya lumpuh sejak 8 bulan lalu, dia hanya bisa terbaring di dalam gubuk reotnya yang berada di Jalan Kampung Rawa Barat, RT02 RW16 Nomor 22, Pondok Pucung, Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel).

Di bangunan kayu berukuran 4 meter persegi itu, kakek Radi tinggal bersama Tni (77), sang istri yang setia menemani. Meski sama-sama berusia sepuh, istrinya tak pernah merasa lelah memerankan sosok sebagai tulang punggung keluarga dengan berdagang kopi dan mie rebus.

"Dulu awalnya jatuh ke got, terus habis itu kakinya nggak bisa jalan, ngerasa sakit. Lama-lama lumpuh, kejadiannya sudah 8 bulan lalu. Sekarang kalau buang air ya didalam kamar aja pakai ember, nanti dibersihin," tutur nenek Tini ditemui di sisi gubuk tuanya, di Tangsel, Jumat (24/11/2017).

Kakek Radi sebelumnya bekerja sebagai tukang pemungut sampah dilingkungan RT 02, dengan upah hanya sebesar Rp100 ribu tiap bulan. Keduanya tak dikaruniai keturunan sejak menikah pada sekira tahun 1970an. Kini mereka telah memiliki 3 orang cucu, hasil perkawinan dari anak angkat perempuannya yang bernama Ratih (44).

"Tinggal di sini cuma berdua, ada anak angkat perempuan tapi sekarang lagi pergi ke Lampung sama cucu. Dulu bapak (Radi) kerjanya tukang sampah, terus setelah lumpuh yaudah nggak bisa ngapa-ngapain. Jadi terpaksa nenek yang jualan kopi sama mie," ungkapnya nenek Tini.

Dalam ruangan yang ditempati kakek Radi, bau tak sedap begitu terasa. Aroma bekas tinja, pakaian kotor, bercampur baur menjadi satu. Apalagi dibagian depan gubuknya, ada kandang ayam yang juga menambah udara di kamar makin menyengat.

Dari pengakuan nenek Tini, belum ada satupun pihak terkait yang datang memberi bantuan pengobatan. Padahal, pengurus lingkungan di RT 02 dan RW 16 sudah mengetahui penderitaan yang dialami keluarganya.

"Enggak pernah ada yang datang, semua disini sudah pada tahu, tapi sampai sekarang ya begini aja. Mau berobat kan bayar, naik ojeg ke rumah sakit kan bayar. Sekarang pasrah aja, semoga ada yang dengar biar pemerintah bisa bantu," harapnya lagi.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7925 seconds (0.1#10.140)