Pemkot Bekasi Siapkan Lahan untuk Sentra UKM
A
A
A
BEKASI - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menyiapkan lokasi untuk dijadikan sentra Usaha Kecil Menengah (UKM) pada 2018 mendatang. Saat ini, pemerintah akan melakukan pembentukan sentra UKM untuk menempati lokasi tersebut.
”Lokasinya kami siapkan. Untuk pembentukan sentra UKM anggarannya pun kita siapkan Rp34 miliar untuk pembentukan sentra UKM,” ujar Kepala Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Karto pada wartawan Rabu (8/11/2017). Menurutnya, lokasi yang disiapkan tersebut sebagai ganti atas gagal terserapnya anggaran pembentukan tempat tersebut pada 2017.
Untuk merealisasikanya, pemerintah akan menggandeng pihak swasta dengan cara meminjam gedung mereka. Sebab, pembentukan sentra UKM tersebut sudah tercanang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Karto menjelaskan, sentra UKM dibentuk dengan memanfaatkan bangunan dua lantai milik pihak swasta. Bangunan tersebut sudah berdiri di Jalan Raya Siliwangi, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi. Gedung sentra UKM tersebut, prediksinya bisa menampung sebanyak 300 pelaku usaha kecil.
Untuk menggelar dagangan, para pelaku akan mengikuti sistem sewa lapak tahunan. Rencanannya, akan dikenakan biaya sewa sebesar Rp1 juta per tahun supaya kepengurusan sentra UKM bisa berjalan lancar.”Lapak disediakan, biaya sewa tergantung iuran untuk usaha UMKM,” ungkapnya.
Meski demikian, Karto belum bisa memberikan garansi sentra UKM tidak akan pindah lagi. Sebab, selama gedung tersebut belum dibeli oleh pemerintah daerah sentra UKM masih bersifat sementara.”Maka dari itu upaya kami akan tetap mengusahakan adanya sentra UKM tetap di Kota Bekasi,” tegasnya.
Saat ini, Dinas UMKM Kota Bekasi memiliki sekitar 14.000 pelaku UMKM binaan. Selain itu, ada sebanyak 200.000 pelaku usaha besifat pedagang kaki lima yang belum masuk daftar UMKM binaan di Kota Bekasi. Jumlah tersebut dikelompokan menjadi sembilan kelompok usaha.
Di antaranya adalah, sektor Mamin (makanan dan minuman), fashion, aksesoris, santadoges (sandal, tas, dompet dan gesper), handicraft dan lainnya. Meski demikian, pihaknya akan membentuk sentra UKM agar ekonomi kreatif bisa tercipta diwilayahnya.
Kabid Usaha Mikro Fasilitasi Usaha Kecil dan Menengah, Dinas UMKM Kota Bekasi Edi Setiawan menambahkan, beragam strategi pemasaran untuk mengembangkan sayap pelaku UKM telah dilakukan. Sentra UKM ini merupakan salah satu upaya pemerintah membantu di bidang pemasaran.
Selain itu, pameran produk ke berbagai daerah serta bekerja sama dengan instansi swasta lainnya seperti bank konvensianal dan beberapa situs penjualan online pun dilakukan. Sehingga, hasil kerajinan maupun dagangan mereka cepat laku dipasaran.
Edi mengatakan, kelompok usaha mikro, kecil dan menengah dapat menjadi penyeimbang pemerataan dan penyerapan tenaga kerja. Oleh karenanya, penguatan jaringan pasar domestik produk UKM dilakukan melalui penyediaan tempat, lembaga pemasaran, dan pengembangan jaringan kemitraan.
Kemitraan itu bisa dari usaha yang bersifat online, terutama bagi komuditas unggulan berdaya saing tinggi.”Beragam jaringan pun telah kita bina demi mengembangkan sayap UMKM di Bekasi, karena dengan melakukan pembinaan dan menyiapkan lokasinya mereka bisa berkembang,” ucapnya.
”Lokasinya kami siapkan. Untuk pembentukan sentra UKM anggarannya pun kita siapkan Rp34 miliar untuk pembentukan sentra UKM,” ujar Kepala Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Karto pada wartawan Rabu (8/11/2017). Menurutnya, lokasi yang disiapkan tersebut sebagai ganti atas gagal terserapnya anggaran pembentukan tempat tersebut pada 2017.
Untuk merealisasikanya, pemerintah akan menggandeng pihak swasta dengan cara meminjam gedung mereka. Sebab, pembentukan sentra UKM tersebut sudah tercanang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Karto menjelaskan, sentra UKM dibentuk dengan memanfaatkan bangunan dua lantai milik pihak swasta. Bangunan tersebut sudah berdiri di Jalan Raya Siliwangi, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi. Gedung sentra UKM tersebut, prediksinya bisa menampung sebanyak 300 pelaku usaha kecil.
Untuk menggelar dagangan, para pelaku akan mengikuti sistem sewa lapak tahunan. Rencanannya, akan dikenakan biaya sewa sebesar Rp1 juta per tahun supaya kepengurusan sentra UKM bisa berjalan lancar.”Lapak disediakan, biaya sewa tergantung iuran untuk usaha UMKM,” ungkapnya.
Meski demikian, Karto belum bisa memberikan garansi sentra UKM tidak akan pindah lagi. Sebab, selama gedung tersebut belum dibeli oleh pemerintah daerah sentra UKM masih bersifat sementara.”Maka dari itu upaya kami akan tetap mengusahakan adanya sentra UKM tetap di Kota Bekasi,” tegasnya.
Saat ini, Dinas UMKM Kota Bekasi memiliki sekitar 14.000 pelaku UMKM binaan. Selain itu, ada sebanyak 200.000 pelaku usaha besifat pedagang kaki lima yang belum masuk daftar UMKM binaan di Kota Bekasi. Jumlah tersebut dikelompokan menjadi sembilan kelompok usaha.
Di antaranya adalah, sektor Mamin (makanan dan minuman), fashion, aksesoris, santadoges (sandal, tas, dompet dan gesper), handicraft dan lainnya. Meski demikian, pihaknya akan membentuk sentra UKM agar ekonomi kreatif bisa tercipta diwilayahnya.
Kabid Usaha Mikro Fasilitasi Usaha Kecil dan Menengah, Dinas UMKM Kota Bekasi Edi Setiawan menambahkan, beragam strategi pemasaran untuk mengembangkan sayap pelaku UKM telah dilakukan. Sentra UKM ini merupakan salah satu upaya pemerintah membantu di bidang pemasaran.
Selain itu, pameran produk ke berbagai daerah serta bekerja sama dengan instansi swasta lainnya seperti bank konvensianal dan beberapa situs penjualan online pun dilakukan. Sehingga, hasil kerajinan maupun dagangan mereka cepat laku dipasaran.
Edi mengatakan, kelompok usaha mikro, kecil dan menengah dapat menjadi penyeimbang pemerataan dan penyerapan tenaga kerja. Oleh karenanya, penguatan jaringan pasar domestik produk UKM dilakukan melalui penyediaan tempat, lembaga pemasaran, dan pengembangan jaringan kemitraan.
Kemitraan itu bisa dari usaha yang bersifat online, terutama bagi komuditas unggulan berdaya saing tinggi.”Beragam jaringan pun telah kita bina demi mengembangkan sayap UMKM di Bekasi, karena dengan melakukan pembinaan dan menyiapkan lokasinya mereka bisa berkembang,” ucapnya.
(whb)