Laporan di Qlue, Angkot Ngetem Biang Kemacetan di Tanah Abang
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berupaya mengatasi kesemrawutan kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Salah satu penyebab kesemrawutan di kawasan pusat perbelanjaan terbesar di Indonesia itu adalah angkuta umum.
Berdasarkan jenis keluhan yang disampaikan warga DKI Jakarta di Aplikasi Qlue, penyebab utama kemacetan di Pasar Tanah Abang dikarenakan angkutan umum yang parkir sembarangan alias ngetem di tempat tak seharusnya.
Marketing Strategist and Lead PT Qlue Performa Indonesia, Sarah Rahmadhanie, mengatakan, Aplikasi Qlue banyak menerima keluhan atau laporan dari masyarakat mengenai kemacetan di Tanah Abang. Dari ratusan laporan yang diterima Aplikasi Qlue, penyebab utama kemacetan di Tanah Abang adalah angkutan umum yang parkir sembarangan.
"Di Kecamatan Tanah Abang ada total 439 laporan mengenai kemacetan. Dari tujuh kelurahan yang ada, Kelurahan Kampung Bali (lokisi Pasar Tanah Abang) mendapat laporan kemacetan paling banyak, yakni sejumlah 139 laporan dengan tingkat penyelesaian sebesar 98%," ujar Sarah Rahmadhanie saat dihubungi SINDOnews, Rabu (8/11/2017).
Menurut Sarah, dari 139 laporan tersebut, laporan tentang angkot "ngetem" ada sebanyak 73 laporan. Selain angkot 'ngetem', penyebab kemacetan adalah penyempitan ruas jalan di arah masuk terowongan Tanah Abang.
Diketahui, Qlue merupakan salah satu aplikasi yang terintegrasi dengan Jakarta Smart City, Qlue. QLUE adalah sebuah platform untuk masyarakat agar dapat memberikan laporan apapun secara langsung kepada pemerintah maupun pihak swasta.
Selama dua tahun terakhir Qlue berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk menyalurkan segala keluhan masyarakat Ibu Kota dan pelanggan agar tersampaikan dan dapat ditindaklanjuti.
Berdasarkan jenis keluhan yang disampaikan warga DKI Jakarta di Aplikasi Qlue, penyebab utama kemacetan di Pasar Tanah Abang dikarenakan angkutan umum yang parkir sembarangan alias ngetem di tempat tak seharusnya.
Marketing Strategist and Lead PT Qlue Performa Indonesia, Sarah Rahmadhanie, mengatakan, Aplikasi Qlue banyak menerima keluhan atau laporan dari masyarakat mengenai kemacetan di Tanah Abang. Dari ratusan laporan yang diterima Aplikasi Qlue, penyebab utama kemacetan di Tanah Abang adalah angkutan umum yang parkir sembarangan.
"Di Kecamatan Tanah Abang ada total 439 laporan mengenai kemacetan. Dari tujuh kelurahan yang ada, Kelurahan Kampung Bali (lokisi Pasar Tanah Abang) mendapat laporan kemacetan paling banyak, yakni sejumlah 139 laporan dengan tingkat penyelesaian sebesar 98%," ujar Sarah Rahmadhanie saat dihubungi SINDOnews, Rabu (8/11/2017).
Menurut Sarah, dari 139 laporan tersebut, laporan tentang angkot "ngetem" ada sebanyak 73 laporan. Selain angkot 'ngetem', penyebab kemacetan adalah penyempitan ruas jalan di arah masuk terowongan Tanah Abang.
Diketahui, Qlue merupakan salah satu aplikasi yang terintegrasi dengan Jakarta Smart City, Qlue. QLUE adalah sebuah platform untuk masyarakat agar dapat memberikan laporan apapun secara langsung kepada pemerintah maupun pihak swasta.
Selama dua tahun terakhir Qlue berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta untuk menyalurkan segala keluhan masyarakat Ibu Kota dan pelanggan agar tersampaikan dan dapat ditindaklanjuti.
(thm)