Ini Penyebab Kesemrawutan Utama di Tanah Abang

Sabtu, 04 November 2017 - 04:27 WIB
Ini Penyebab Kesemrawutan...
Ini Penyebab Kesemrawutan Utama di Tanah Abang
A A A
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta segera menata kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Parkir liar dan pembangunan dinilai menjadi penyebab kemacetan utama di kawasan sentra dagang se-Asia Tenggara itu.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, sesuai arahan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, penataan kawasan Tanah Abang dalam jangka pendek harus dilengkapi dengan data-data yang lebih banyak lagi. Sehingga, kebijakan yang diambil nanti bisa berdampak dan berbasis data.

Berdasarkan analisa data sementara, kata Sandi, ternyata penyebab kemacetan di Tanah Abang diakibatkan oleh pembangunan jalan dan parkir liar. Sedangkan, Pedagang Kaki Lima (PKL) di posisi yang bukan utama.

"Data yang sekarang ini harus diperkaya lagi dan juga diingatkan harus ada sosialisasi yang cukup waktunya dan dimintakan pendapat oleh para pakar transportasi dan tata ruang kota," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.

Sandiaga menjelaskan, data yang masih kurang adalah mengenai grand design penataan kecil dan penataan besar dimana Tanah Abang sejatinya benar sebagai satu pusat perdagangan terbesar di Asia Tenggara. Misalnya saja dalam penataan transportasi.

Saat ini, lanjut Sandi, baru ada satu moda transportasi besar yaitu kereta api. Gubernur Anies meminta bagaimana nanti koneksinya dan integrasinya dengan transportasi lain. Untuk itu Transjakarta langsung bergerak, melihat apa yang bisa dilakukan di lapangan supaya integrasi lebih baik dengan Transjakarta.

"Data yang diperlukan lain bagaimana ini adalah sebuah anak tangga menuju Transit Oriente Development (TOD). Itu yang kita inginkan. Pak wali dan saya langsung in charge di sini dan kita harapkan gak terlalu lama untuk menyusun grand design. Tapi saya gak bisa janjikan berapa hari," ungkapnya.

Untuk mengatasi kemacetan yang diakibatkan parkir dan pembangunan tersebut, Sandiaga menyerahkan kepada Dinas perhubungan (dishub) bersama PT Transjakarta. Sementara untuk PKL, Sandi juga tengah mencarikan solusinya yangg permanen. Terpenting, trotoar yang sudah lebar harus memuliakan pejalan kaki. Sebab, ketika dirinya berjalan kaki disana, dirinya tidak merasa sebagai pemegang hirarki tertinggi pejalan kaki.

"Konsepnya berbasis memuliakan pejalan kaki. Sky Bridge mungkin untuk jangka menengah. Karena buat sky bridge gak akan cepat. Ini kan kita maunya yang jangka pendek," ungkapnya.

Wakil Kepala Dinas Perhubungan Sigit Widjiatmoko menuturkan, pengintegrasian moda transportasi di Tanah Abang menjadi satu hal yang mutlak, apalagi dengan tingginya jumlah penumpang yang menggunakan kereta api. Menurutnya, untuk menindaklanjut hal tersebut, pihaknya akan melengkapi data-data terkait dengan oriented destination atau destination oriented ke arah mana. Sehingga, rorouting trayek menjadi lebih simple dan menjadi lebih memudahkan penggun kereta api melanjutkan perjalanannya. Termasuk dengan jumlah bus dan akses pejalan kaki.

Saat Wakil Gubernur DKI Sandiaga mengunjungi Tanah Abang, Jumat 3 November 2017 pagi, kata Sigit, pembicaraan dengan teman-teman ojek aplikasi serta ojek pangkalan dilakukan dan nantinya akan diatur lagi zonasinya agar lebih baik. Dia mengilustraiskan penataan seperti di Stasiun Juanda yang sudah dibangun sedmikan rupa.

"Kami akan rerouting trayek semua yang ada di kawasan tanah abang, baik bus kecil ataupun bus besar. Untuk zonasi ojek, Ojek onlin di jati baru, yang panggkalan di jatibaru bengkel. kita akan itung berapa jumlah mereka. Dari space yang ada bisa menampung 387 untuk roda dua. saya rasa cukup," jelasnya.

Terkait penggunaan lahan PT Kertea Api Indonesia (KAI), Wakil Gubernur Sandiaga sudah berkomunikasi dan sinyalnya arah positif bagian dari penataan. "Pembangunan trotoar dan box utilitas yang menjadi hambatan di kawasan sana," ungkapnya.

Sementara itu, Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Nirwono Joga menjelaskan, untuk menata kawasan Tanah Abang diperlukan peremajaan Tanah Abang secara keseluruhan. Bukan hanya keterhubungan antara Stasiun Tanah Abang, Pasar Tanah Abang, permukiman, halte TransJakarta dan terminal. Tetapi menata secara keseluruhan kawasan pasar dan permukiman padat.

"Kalau menata kawasan harus secara keseluruhan. Tetapi dibangun secara bertahap sesuai dana yang tersedia, bukan membangun secara parsial, terpisah-pisah," ungkapnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4543 seconds (0.1#10.140)