1.325 Alumni ITB Isi Petisi Tolak Reklamasi Teluk Jakarta

Selasa, 24 Oktober 2017 - 19:40 WIB
1.325 Alumni ITB Isi...
1.325 Alumni ITB Isi Petisi Tolak Reklamasi Teluk Jakarta
A A A
JAKARTA - Reklamasi Teluk Jakarta terus menuai penolakan, tak hanya dari aktivis lingkungan hidup dan para nelayan terdampak. Kali ini ribuan orang yang mengklaim sebagai alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) menyetujui petisi penolakan kelanjutan reklamasi Jakarta.

Muslim Armas salah satu alumni ITB dari Teknik Kimia angkatan 1988 mengatakan, petisi berawal dari adanya pernyataan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan pada 6 Oktober 2017 di media yang menyatakan seolah-olah alumni ITB mendukung pencabutan moratorium reklamasi Jakarta.

"Di situ ada salah satu yang membuat kami kaget, kenapa Luhut membawa nama ITB, seakan mencari justifikasi bahwa kajian alumni ITB yang membenarkan reklamasi sehingga dilakukan pencabutan moratorium," kata Muslim dalam Petisi Penolakan Reklamasi Jakarta di Sofyan Hotel Betawi, Jalan Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/10/2017).

Menurut Muslim, walaupun Ridwan Djamaludin adalah Ketua Ikatan Alumni-ITB tetapi dalam hal yang terkait reklamasi, Ridwan adalah bawahan Menko Kemaritiman LBP. "Sehingga tak layak nama Alumni ITB dibawa-bawa karena tidak independen dan terdapat conflict interest," jelasnya.

Untuk itu pihak Ikatan Alumni ITB yang tergabung dalam "Jaga Mandat Rakyat Alumni ITB" menegaskan sikap bahwa pihaknya menolak reklamasi Jakarta. "Kita alumni punya kebebasan indepeden dan sikap. Nanti kita tunjukkan ahli ITB yang menentang ini. Kita juga pengin tahu alumni ITB yang mendukung reklamasi itu juga, tapi sejauh ini tak ada," ujarnya.

Bahkan, lanjut Muslim, Ridwan Djamaludin mengakui jika tak ada alumni ITB yang mendukung reklamasi tersebut. "Sikap Pak Ridwan juga sama bahwa tak ada alumni ITB yang mendukung," jelasnya.

Muslim menegaskan, ada ribuan alumni ITB yang menyetujui penolakan reklamasi tersebut. "Update terakhir ini ada sebanyak 1.325 alumni ITB yang menolak reklamasi Jakarta, dan ini terus berlangsung" katanya.

Ribuan orang ini di himpun secara online dari grup WhatsApp dan media sosial. "Dihimpun di grup WA, ada grup angkatan, jurusan, kesamaan hobi. kemudian posting ke Facebook dan medsos lainnya," tegasnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1052 seconds (0.1#10.140)