Peninggalan Djarot, Tanggung Jawab Anies-Sandi
A
A
A
TONGKAT kepemimpinan DKI Jakarta berganti. Namun, masih ada sejumlah proyek kepemimpinan lama yang belum tuntas. Akankah dilanjutkan di era pemimpin yang baru?
Senyum simpul selalu mengembang di bibir Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat selama menghadiri farewell party pada Kamis (12/1/2017) pekan lalu. Pesta perpisahan menjelang berakhirnya masa jabatan Djarot yang digelar sejak pukul 18.00 WIB di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta, Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta, itu terlihat cukup ramai. Sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta beserta staf hadir.
Mantan Wali Kota Blitar itu berpamitan kepada seluruh hadirin, termasuk awak media massa yang datang. Djarot juga berpesan kepada jajaran pegawai dan kepala daerah yang baru, “Tetaplah terus bekerja melayani warga Jakarta dengan baik,” ujarnya.
Masa jabatan Djarot sebagai Gubernur DKI Jakarta resmi berakhir pada 15 Oktober. Ia digantikan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang memimpin untuk periode 2017–2022. Djarot mengakui masih banyak pekerjaan yang belum selesai selama masa kepemimpinannya bersama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Setidaknya, ada tiga persoalan pokok yang diharapkan dapat diteruskan kepala daerah selanjutnya. “Salah satunya masalah kemacetan,” cetus Djarot menjawab SINDO Weekly.
Selama ini, sambung Djarot, pihaknya sudah berusaha maksimal menata dan mengelola sistem transportasi publik. Namun, masalah kemacetan belum teratasi dengan baik. Sejumlah proyek transportasi massal berbasis rel, seperti mass rapid transit atau moda raya terpadu (MRT) dan light rail transit (LRT) sudah dibangun. Namun, pekerjaan tersebut dipastikan belum rampung pada saat dirinya sudah tak menjabat lagi.
Saat ini, Pemprov DKI Jakarta juga tengah berupaya mengintegrasikan sistem transportasi di Ibu Kota. “Kami berharap lima tahun ke depan kemacetan Jakarta sudah terurai. Apalagi, nanti akan dipasang ERP (electronic road pricing),” imbuhnya.
Selain macet, persoalan apa saja yang harus diselesaikan oleh Anies-Sandi ke depan? Dapatkan informasi selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi Nomor 33 Tahun 6, 2017 yang terbit Senin (16/10/2017).
Senyum simpul selalu mengembang di bibir Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat selama menghadiri farewell party pada Kamis (12/1/2017) pekan lalu. Pesta perpisahan menjelang berakhirnya masa jabatan Djarot yang digelar sejak pukul 18.00 WIB di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta, Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta, itu terlihat cukup ramai. Sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta beserta staf hadir.
Mantan Wali Kota Blitar itu berpamitan kepada seluruh hadirin, termasuk awak media massa yang datang. Djarot juga berpesan kepada jajaran pegawai dan kepala daerah yang baru, “Tetaplah terus bekerja melayani warga Jakarta dengan baik,” ujarnya.
Masa jabatan Djarot sebagai Gubernur DKI Jakarta resmi berakhir pada 15 Oktober. Ia digantikan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang memimpin untuk periode 2017–2022. Djarot mengakui masih banyak pekerjaan yang belum selesai selama masa kepemimpinannya bersama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Setidaknya, ada tiga persoalan pokok yang diharapkan dapat diteruskan kepala daerah selanjutnya. “Salah satunya masalah kemacetan,” cetus Djarot menjawab SINDO Weekly.
Selama ini, sambung Djarot, pihaknya sudah berusaha maksimal menata dan mengelola sistem transportasi publik. Namun, masalah kemacetan belum teratasi dengan baik. Sejumlah proyek transportasi massal berbasis rel, seperti mass rapid transit atau moda raya terpadu (MRT) dan light rail transit (LRT) sudah dibangun. Namun, pekerjaan tersebut dipastikan belum rampung pada saat dirinya sudah tak menjabat lagi.
Saat ini, Pemprov DKI Jakarta juga tengah berupaya mengintegrasikan sistem transportasi di Ibu Kota. “Kami berharap lima tahun ke depan kemacetan Jakarta sudah terurai. Apalagi, nanti akan dipasang ERP (electronic road pricing),” imbuhnya.
Selain macet, persoalan apa saja yang harus diselesaikan oleh Anies-Sandi ke depan? Dapatkan informasi selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi Nomor 33 Tahun 6, 2017 yang terbit Senin (16/10/2017).
(amm)