Pasutri yang Ditemukan Tewas Ternyata Pengusaha Garmen dan Juragan Kos-kosan
A
A
A
JAKARTA - Pasangan suami istri (pasutri), Husni Zarkasih (58) dan Zakiyah Masrur (53), warga Jalan Pengairan, Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang ditemukan tewas di Sungai Klawing, Plumbungan, Bobotsari, Purbalingga, Jawa Tengah, ternyata pengusaha garmen dan juragan kontrakan.
Kapolsek Tanah Abang, AKBP Lukman Cahyono, mengatakan, pasutri itu dulunya memiliki usaha garmen di bilangan Ciledug, Tangerang. Namun, saat ini usaha garme korban sudah pindah ke bilangan Pekalongan, Jawa Tengah.
"Dari Ciledug pindah ke Pekalongan karena tenaga kerjanya susah. Jadi pindah ke Pekalongan," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (12/9/2017). (Baca:Korban Perampokan di Benhil, Mayat Pasutri Dibuang di Purbalingga)
Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang, Kompol Mustakim, menambahkan, pasutri itu dikenal orang yang berada (kaya) di kawasan tempat tinggalnya, Bendungan Hilir, Tanah Abang. Pasutri itu memiliki empat orang anak yang semuanya telah bekerja dan tidak lagi tinggal bersama mereka.
Selain seorang pengusaha garmen, kata dia, pasutri itu juga dikenal juragan kos-kosan. Sebab, sebagian rumah mereka yang ada di Bendungan Hilir pun dijadikan kos-kosan.
"Ya lumayan lah. Istilahnya dari segi kehidupannya, mereka lumayanlah. Anak-anaknya sudah pada jadi (sukses) semua. Di situ (Bendungan Hilir) mereka (korban) tinggal berdua," pungkasnya.
Kapolsek Tanah Abang, AKBP Lukman Cahyono, mengatakan, pasutri itu dulunya memiliki usaha garmen di bilangan Ciledug, Tangerang. Namun, saat ini usaha garme korban sudah pindah ke bilangan Pekalongan, Jawa Tengah.
"Dari Ciledug pindah ke Pekalongan karena tenaga kerjanya susah. Jadi pindah ke Pekalongan," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (12/9/2017). (Baca:Korban Perampokan di Benhil, Mayat Pasutri Dibuang di Purbalingga)
Kanit Reskrim Polsek Tanah Abang, Kompol Mustakim, menambahkan, pasutri itu dikenal orang yang berada (kaya) di kawasan tempat tinggalnya, Bendungan Hilir, Tanah Abang. Pasutri itu memiliki empat orang anak yang semuanya telah bekerja dan tidak lagi tinggal bersama mereka.
Selain seorang pengusaha garmen, kata dia, pasutri itu juga dikenal juragan kos-kosan. Sebab, sebagian rumah mereka yang ada di Bendungan Hilir pun dijadikan kos-kosan.
"Ya lumayan lah. Istilahnya dari segi kehidupannya, mereka lumayanlah. Anak-anaknya sudah pada jadi (sukses) semua. Di situ (Bendungan Hilir) mereka (korban) tinggal berdua," pungkasnya.
(thm)