Uskup Ignatius Suharyo Minta Gereja Tak Dijadikan Sarana Kampanye Pilgub DKI
A
A
A
JAKARTA - Uskup Keuskupan Agung Jakarta Ignatius Suharyo meminta Gereja atau tempat ibadah tidak dijadikan sebagai sarana untuk berkampanye pada Pilgub DKI Jakarta 2017 dalam bentuk apapun.
Ignatius Suharyo mengatakan, umat kristiani untuk bersikap tenang menghadapi Pilgub DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Serta tidak takut dan berpikir jernih dalam menyikapi keadaan.
"Kita bersyukur dan mendukung segala upaya pemerintah untuk memberikan rasa aman dan menjaga suasana damai," ujar Ignatius Suharyo dalam konferensi pers di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Minggu (16/4/2017). Mengingat pentingnya arti Pilgub DKI putaran kedua ini untuk masa depan bangsa, Ignatius Suharyo meminta agar umat Katolik yang mempunyai hak pilih, memberikan prioritas waktu untuk menggunakan hak pilih.
Dalam menentukan pilihan sesuai dengan suara hati, umat Katolik mesti mengedepankan kebangsaan dan kebhinekaan, yang diharapkan memberi bagi keutuhan Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila. Dia juga mengajak umat Katolik terus berdoa agar Tuhan selalu menjaga bangsa dan negara ini, agar para pemimpinnya senantiasa diberi terang kebijaksanaan hingga melalui ini bersama-sama dapat maju menuju masyarakat yang semakin adil dan beradab.
"Mohon dijaga agar gereja dan tempat ibadah tidak dijadikan lokasi atau sarana berkampanye dalam bentuk apa pun," ucapnya.
Ignatius Suharyo mengatakan, umat kristiani untuk bersikap tenang menghadapi Pilgub DKI Jakarta 2017 putaran kedua. Serta tidak takut dan berpikir jernih dalam menyikapi keadaan.
"Kita bersyukur dan mendukung segala upaya pemerintah untuk memberikan rasa aman dan menjaga suasana damai," ujar Ignatius Suharyo dalam konferensi pers di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Minggu (16/4/2017). Mengingat pentingnya arti Pilgub DKI putaran kedua ini untuk masa depan bangsa, Ignatius Suharyo meminta agar umat Katolik yang mempunyai hak pilih, memberikan prioritas waktu untuk menggunakan hak pilih.
Dalam menentukan pilihan sesuai dengan suara hati, umat Katolik mesti mengedepankan kebangsaan dan kebhinekaan, yang diharapkan memberi bagi keutuhan Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila. Dia juga mengajak umat Katolik terus berdoa agar Tuhan selalu menjaga bangsa dan negara ini, agar para pemimpinnya senantiasa diberi terang kebijaksanaan hingga melalui ini bersama-sama dapat maju menuju masyarakat yang semakin adil dan beradab.
"Mohon dijaga agar gereja dan tempat ibadah tidak dijadikan lokasi atau sarana berkampanye dalam bentuk apa pun," ucapnya.
(whb)