Kampanye Hitam di Pilgub DKI Kian Masif Jelang 19 April
A
A
A
JAKARTA - Jelang Pilgub DKI Jakarta putaran kedua, isu SARA kian santer didengungkan untuk memecah belah masyarakat ibu kota.
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai, masyarakat terlampau cepat percaya dengan judul tulisan yang bombastis tanpa mengecek kebenarannya. “Ya bisa saja itu fitnah atau hoax,” ujarnya.
Menurut Pangi, masyarakat harus lebih cerdas dan bijak dalam menyaring informasi yang didapat. Sebab, black campaign akan semakin masif dilakukan mendekati hari pencoblosan 19 April mendatang.
“Saat ini marak terjadi kampanye hitam yang memberitakan sesuatu tanpa disertakan bukti atau data empiris,” tuturnya. Salah satunya seperti yang terjadi pada pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Beredar surat pernyataan atau kontrak politik palsu yang menyatakan keduanya akan menerapkan syariat Islam di Jakarta.
Ada pihak yang sengaja menandatangani kontrak itu dengan mengatasnamakan dan memalsukan tanda tangan Anies-Sandi.
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai, masyarakat terlampau cepat percaya dengan judul tulisan yang bombastis tanpa mengecek kebenarannya. “Ya bisa saja itu fitnah atau hoax,” ujarnya.
Menurut Pangi, masyarakat harus lebih cerdas dan bijak dalam menyaring informasi yang didapat. Sebab, black campaign akan semakin masif dilakukan mendekati hari pencoblosan 19 April mendatang.
“Saat ini marak terjadi kampanye hitam yang memberitakan sesuatu tanpa disertakan bukti atau data empiris,” tuturnya. Salah satunya seperti yang terjadi pada pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Beredar surat pernyataan atau kontrak politik palsu yang menyatakan keduanya akan menerapkan syariat Islam di Jakarta.
Ada pihak yang sengaja menandatangani kontrak itu dengan mengatasnamakan dan memalsukan tanda tangan Anies-Sandi.
(whb)