Sandiaga Uno Kunjungi Pasar Ciracas
A
A
A
JAKARTA - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengunjungi Pasar Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (6/11/2016) pagi. Dalam kunjungannya, ia mendengar beberapa keluhan dari pedagang pasar.
Nur, pedagang sayur, bertanya tentang bagaimana Sandiaga Uno menstabilkan harga dagangan pasar. Sandiaga lantas menjawab bahwa menstabilkan harga merupakan programnya. "Saya ke depan punya program menstabilkan harga pasar," kata Sandi.
Salah satu pedagang sembako mengeluh kepada Sandi soal biaya sewa. Pedagang itu tidak ingin ada sewa bulanan. Dia ingin membeli kiosnya sehingga bisa memiliki secara pribadi. Namun, kios di dalam pasar memang tidak dijual, melainkan ditempati dengan sistem sewa.
"Sistem sewa kita enggak setuju Pak, itu kayak sistem gusur. Kayak kaki lima aja kita, enggak bayar distop. Sementara sewa bulanan tinggi, banyak yang enggak kuat akhirnya keluar," ujar pedagang tersebut. "Ditolak saja Pak (sistem itu)," ujar Sandiaga.
Sandi pun mengatakan, jika dirinya terpilih akan ada perubahan kebijakan yang meringankan pedagang. Bahkan, Sandiaga mengaku di Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) yang dipimpinnya, isu sewa kios dalam pasar sudah dibahas.
"Mereka (pedagang pasar) enggak mau sewa tapi mau memiliki hak pakai, dan itu sudah saya ulas abis di APPSI. Insya Allah nanti gubernur baru ada perubahaan kebijakan yang memberdayakan pedagang pasar," tuturnya.
Ke depan, Sandi ingin memberdayakan pedagang pasar tradisional. Menurutnya, pasar tradisional masih dibutuhkan warga Jakarta.
"Karena 70 persen dari warga masih berbelanja di pasar tradisional dan 70 persen distribusi makanan dan yang dipakai setiap hari ada di pasar tradisional."
Nur, pedagang sayur, bertanya tentang bagaimana Sandiaga Uno menstabilkan harga dagangan pasar. Sandiaga lantas menjawab bahwa menstabilkan harga merupakan programnya. "Saya ke depan punya program menstabilkan harga pasar," kata Sandi.
Salah satu pedagang sembako mengeluh kepada Sandi soal biaya sewa. Pedagang itu tidak ingin ada sewa bulanan. Dia ingin membeli kiosnya sehingga bisa memiliki secara pribadi. Namun, kios di dalam pasar memang tidak dijual, melainkan ditempati dengan sistem sewa.
"Sistem sewa kita enggak setuju Pak, itu kayak sistem gusur. Kayak kaki lima aja kita, enggak bayar distop. Sementara sewa bulanan tinggi, banyak yang enggak kuat akhirnya keluar," ujar pedagang tersebut. "Ditolak saja Pak (sistem itu)," ujar Sandiaga.
Sandi pun mengatakan, jika dirinya terpilih akan ada perubahan kebijakan yang meringankan pedagang. Bahkan, Sandiaga mengaku di Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) yang dipimpinnya, isu sewa kios dalam pasar sudah dibahas.
"Mereka (pedagang pasar) enggak mau sewa tapi mau memiliki hak pakai, dan itu sudah saya ulas abis di APPSI. Insya Allah nanti gubernur baru ada perubahaan kebijakan yang memberdayakan pedagang pasar," tuturnya.
Ke depan, Sandi ingin memberdayakan pedagang pasar tradisional. Menurutnya, pasar tradisional masih dibutuhkan warga Jakarta.
"Karena 70 persen dari warga masih berbelanja di pasar tradisional dan 70 persen distribusi makanan dan yang dipakai setiap hari ada di pasar tradisional."
(zik)