Sejarawan Jakarta: Gubernur CSR Jakarta Sebaiknya Tutup Buku
A
A
A
JAKARTA - Sejarawan Jakarta JJ Rizal meminta pada warga Jakarta untuk berhati-hati memilih calon Gubernur di Pilgub DKI Jakarta. Jangan sampai, memilih Gubernur yang kerap mengabaikan sejarah.
"Kita tak punya Gubernur, yang kita punya Gubernur CSR se-Jakarta, petahana harus tutup buku," kata JJ Rizal di Jakarta, Kamis (20/10/2016).
JJ Rizal berpesan, agar warga Jakarta ini berhati-hati dalam memilih calon Gubernur DKI Jakarta di Pilgub DKI 2017 mendatang. Sebab, jangan sampai ke depan Jakarta dipimpin Gubernur yang tak mementingkan nilai-nilai kesejarahan.
Selama Jakarta dipimpin petahana, yakni Basuki Tjahja Purnama (Ahok), banyak terjadi kerusakan di Jakarta. Misalnya saja, kata Rizal, penggusuran di Pasar Ikan, beberapa waktu lalu yang tujuannya untuk menata sejarah bahari Sunda Kelapa.
Faktanya di lapangan, Pemprov DKI telah merusak Bastion (bangunan kubu pengintaian), bahkan merobohkannya. Lebih penting, penggusuran di Pasar Ikan itu membuat kebudayaan orang Betawi pesisir itu punah.
"Ini kerusakan yang borongan, yang lagi-lagi pengkhianatan terhadap janji-janji. Soal jembatan Semanggi pula, itu konstruksi Sukarno, lalu ditambah satu ruas lagi (oleh Pemprov DKI), itu buat saya pengkhianatan, banyak ketidak warasan (pada masa kepemimpinan Ahok)," katanya.
"Kita tak punya Gubernur, yang kita punya Gubernur CSR se-Jakarta, petahana harus tutup buku," kata JJ Rizal di Jakarta, Kamis (20/10/2016).
JJ Rizal berpesan, agar warga Jakarta ini berhati-hati dalam memilih calon Gubernur DKI Jakarta di Pilgub DKI 2017 mendatang. Sebab, jangan sampai ke depan Jakarta dipimpin Gubernur yang tak mementingkan nilai-nilai kesejarahan.
Selama Jakarta dipimpin petahana, yakni Basuki Tjahja Purnama (Ahok), banyak terjadi kerusakan di Jakarta. Misalnya saja, kata Rizal, penggusuran di Pasar Ikan, beberapa waktu lalu yang tujuannya untuk menata sejarah bahari Sunda Kelapa.
Faktanya di lapangan, Pemprov DKI telah merusak Bastion (bangunan kubu pengintaian), bahkan merobohkannya. Lebih penting, penggusuran di Pasar Ikan itu membuat kebudayaan orang Betawi pesisir itu punah.
"Ini kerusakan yang borongan, yang lagi-lagi pengkhianatan terhadap janji-janji. Soal jembatan Semanggi pula, itu konstruksi Sukarno, lalu ditambah satu ruas lagi (oleh Pemprov DKI), itu buat saya pengkhianatan, banyak ketidak warasan (pada masa kepemimpinan Ahok)," katanya.
(whb)