Beda Gusuran Dahulu, Ridwan Saidi: Kalau Sekarang Pakai Maki-maki
A
A
A
JAKARTA - Budayawan Betawi Ridwan Saidi menceritakan bagaimana bedanya penggusuran zaman dahulu dan sekarang. Dimana zaman dahulu tanah diganti rugi tapi sekarang malah dimaki-maki.
Ridwan Saidi menjelaskan, dalam sejarahnya penggusuran dahulu dua kali dilakukan oleh Soekarno di Jakarta, yakni tahun 1949 di kawasan Setiabudi untuk pembangunan jembatan dan 1960 di Senayan untuk proyek Asean Games.
"Bedanya, saat itu semua tanah dihargai. Bahkan pohon saja dihitung nilainya," kata Ridwan dalam diskusi Polemik Sindo Trijaya bertema ‘Adu Strategi di Tanah Betawi’ di Jakarta, Sabtu (1/10/2016).
Dijelaskannya, kalau sekarang penggusuran dilakukan dengan serampangan. "Kalau sekarang enggak begini (diganti rugi), malah warga pakai dimaki-maki. Disebut nelayan palsulah, sudah tidak diganti (rugi) malah dimaki-maki," terangnya.
Ridwan Saidi menjelaskan, dalam sejarahnya penggusuran dahulu dua kali dilakukan oleh Soekarno di Jakarta, yakni tahun 1949 di kawasan Setiabudi untuk pembangunan jembatan dan 1960 di Senayan untuk proyek Asean Games.
"Bedanya, saat itu semua tanah dihargai. Bahkan pohon saja dihitung nilainya," kata Ridwan dalam diskusi Polemik Sindo Trijaya bertema ‘Adu Strategi di Tanah Betawi’ di Jakarta, Sabtu (1/10/2016).
Dijelaskannya, kalau sekarang penggusuran dilakukan dengan serampangan. "Kalau sekarang enggak begini (diganti rugi), malah warga pakai dimaki-maki. Disebut nelayan palsulah, sudah tidak diganti (rugi) malah dimaki-maki," terangnya.
(ysw)