Kalau Mau Didukung PDIP, Ahok Harus Pandai Kompromi
A
A
A
JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) saat ini tengah digandrungi rasa bimbang. Pasalnya, apakah PDIP akan mendukung calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atau kadernya sendiri pada Pilgub DKI Jakarta 2017.
Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Deddy Mulyana enggan berspekulasi terkait dukungan PDIP. Namun, dia mengatakan, kalau Ahok memiliki kedekatan dengan PDIP.
"Namun memang, jika Ahok mau diusung PDIP, dia (Ahok) harus pandai berkompromi dengan PDIP. Jika tidak, sama saja," kata Deddy kepada Sindonews, Senin 19 September 2016.
Saat ini, kata Deddy, calon terkuat yang bisa memandangi Ahok itu Tri Rismaharini. Selain sukses dan teruji menjadi pemimpin di Surabaya, Risma juga mampu memunculkan daya tarik di kalangan warga Jakarta meski dia belum pernah memimpin di Jakarta.
"Kalau menurut saya, calon terkuat itu Bu Risma kalau dia mau ke Jakarta. Tapi memang harga yang harus dibayarnya itu tinggi. Sebab, masih Surabaya pun masih butuh kemenangannya," tuturnya.
Kalau Risma sabar, kata Deddy, wanita kelahiran 20 November 1961 itu bisa menjadi pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau mau sabar, saya yakni Bu Risma pun bisa saja menjadi Menteri atau calon Presiden RI. Melebihi Cagub DKI," katanya.
Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Deddy Mulyana enggan berspekulasi terkait dukungan PDIP. Namun, dia mengatakan, kalau Ahok memiliki kedekatan dengan PDIP.
"Namun memang, jika Ahok mau diusung PDIP, dia (Ahok) harus pandai berkompromi dengan PDIP. Jika tidak, sama saja," kata Deddy kepada Sindonews, Senin 19 September 2016.
Saat ini, kata Deddy, calon terkuat yang bisa memandangi Ahok itu Tri Rismaharini. Selain sukses dan teruji menjadi pemimpin di Surabaya, Risma juga mampu memunculkan daya tarik di kalangan warga Jakarta meski dia belum pernah memimpin di Jakarta.
"Kalau menurut saya, calon terkuat itu Bu Risma kalau dia mau ke Jakarta. Tapi memang harga yang harus dibayarnya itu tinggi. Sebab, masih Surabaya pun masih butuh kemenangannya," tuturnya.
Kalau Risma sabar, kata Deddy, wanita kelahiran 20 November 1961 itu bisa menjadi pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kalau mau sabar, saya yakni Bu Risma pun bisa saja menjadi Menteri atau calon Presiden RI. Melebihi Cagub DKI," katanya.
(mhd)