Pilgub DKI Jakarta Dinilai Terlalu Banyak Intrik

Jum'at, 12 Agustus 2016 - 20:37 WIB
Pilgub DKI Jakarta Dinilai...
Pilgub DKI Jakarta Dinilai Terlalu Banyak Intrik
A A A
JAKARTA - Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 dinilai terlalu banyak intrik. Sehingga dalam prosesnya banyak terjadi benturan.

Hal tersebut disampaikan oleh politikus Partai Demokrat Dede Yusuf. Dia mengatakan, salah satunya adalah perseteruan antara Gubernur DKI Jakarta yang juga calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

"DKI ini terlalu banyak intrik, sehingga akhirnya sekarang menyinggung ke Wali Kota Surabaya lah, seperti dibentur-benturkan. Dahulu dengan Ridwan Kamil. Kemarin nama saya dimasukin (jadi kandidat pesaing Ahok), tapi saya enggak mau," kata Dede di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/8/2016).

Ahok, menurut Dede, sengaja dibenturkan dengan kandidat yang digadang-gadang akan maju. Sehingga pelan-pelan akan muncul figur yang nantinya benar-benar siap menjadi pesaing Ahok.

"Pendaftaran ke KPU (Komisi Pemilihan Umum) itu kan September. Jadi kalau saya katakan, ini upaya partai-partai untuk memunculkan calon selain Ahok," jelasnya.

Pada akhirnya, pesaing Ahok, menurut dia, akan muncul dan diusung partai di menit-menit akhir pendaftaran ke KPU. Hal itu sebagai strategi untuk memenangkan Pilgub DKI. "Artinya dicari last minute-nya, kira-kira begitu. Dalam politik itu sah-sah saja," ucap Ketua Gerakan Pramuka Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Barat ini.

Disinggung sosok yang akan diusung Partai Demokrat dalam Pilgub DKI, ia ogah memberi bocoran meski sudah ada nama yang digadang-gadang akan diusung.

Keputusan pasti soal siapa yang diusung akan diputuskan oleh Majelis Tinggi Partai Demokrat. Tapi selama belum ada surat keputusan, siapapun kandidat yang akan diusung masih terbuka lebar.

"Urusan gubernur itu kebijakannya adalah ada di Majelis Tinggi. Koordinasi (dengan DPD Partai Demokrat DKI) tetap ada, tapi SK itu dikeluarkan oleh Majelis Tinggi, dalam hal ini Ketua Umum. Selama SK belum keluar, artinya masih cair," pungkasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5110 seconds (0.1#10.140)