Sistem Ganjil Genap Bikin Masyarakat Bingung
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat mengaku kebingungan dengan sistem ganjil genap yang akan diuji coba pada Rabu 27 Juli 2016. Pasalnya, tidak semua masyarakat mempunyai kendaraan lebih dari satu dan berpelat nomor ganjil dan genap.
"Bingungnya di jalan ganjil genapnya. Sebab, kita tidak tahu mana saja jalan yang akan dipakai untuk ganjil genap itu," kata Bustomi (28), pengendara mobil saat berbincang dengan Sindonews di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, Minggu (24/7/2016).
Kata dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kerap membuat kebijakan yang membingungkan masyarakatnya. Bahkan, Pemprov DKI di bawah ke pemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) suka membuat kebijakan yang tidak pro rakyat.
"Pemprov DKI kan memang suka buat warganya bingung dengan kebijakan yang tak tuntas itu," ujarnya.
Dia menambahkan, mobil miliknya berpelat nomor polisi genap, dia pun bingung jika berkendara di hari ganjil. Pasalnya, dia tidak mempunyai mobil selain itu.
"Saya tetap membawa mobil lah pergi ke kantor. Cuma bingungnya cari jalan alternatifnya itu ke mana. Tentu beda dengan saat penerapan 3 in 1. Ditambah lagi nanti pasti bakal semakin macet," tuturnya.
Pengendara mobil lainnya, Dewo Ramadhan (42), menerangkan, sistem ganjil genap itu tidak akan efektif mengurai kemacetan di Jakarta. Dia mengatakan, penerapan sistem ganjil genap hanya membuat kemacetan di jalur alternatif.
"Kendaraan yang tak bisa masuk jalan ganjil genap pasti akan tumplek semua di jalur alternatif, pastinya makin padat. Cuma saya herannya, petugas buat apa ditaruh di lampu merah pas masuknya jalan ganjil genap.
Harusnya mereka ditaruh di jalur alternatif mengantisipasi kemacetan itu," paparnya.
Dia menceritakan, sempat akan mengganti pelat nomornya sesuai penerapan sistem itu dengan temannya. "Kemarin sih ditawarin teman, mobil saya sama dia kan sama, sudah tuker-tukeran saja pelat nomornya, tapi disewa. Sambil bercanda sih tapi saya bilang liat nanti sajalah," tuturnya.
"Bingungnya di jalan ganjil genapnya. Sebab, kita tidak tahu mana saja jalan yang akan dipakai untuk ganjil genap itu," kata Bustomi (28), pengendara mobil saat berbincang dengan Sindonews di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan, Minggu (24/7/2016).
Kata dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kerap membuat kebijakan yang membingungkan masyarakatnya. Bahkan, Pemprov DKI di bawah ke pemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) suka membuat kebijakan yang tidak pro rakyat.
"Pemprov DKI kan memang suka buat warganya bingung dengan kebijakan yang tak tuntas itu," ujarnya.
Dia menambahkan, mobil miliknya berpelat nomor polisi genap, dia pun bingung jika berkendara di hari ganjil. Pasalnya, dia tidak mempunyai mobil selain itu.
"Saya tetap membawa mobil lah pergi ke kantor. Cuma bingungnya cari jalan alternatifnya itu ke mana. Tentu beda dengan saat penerapan 3 in 1. Ditambah lagi nanti pasti bakal semakin macet," tuturnya.
Pengendara mobil lainnya, Dewo Ramadhan (42), menerangkan, sistem ganjil genap itu tidak akan efektif mengurai kemacetan di Jakarta. Dia mengatakan, penerapan sistem ganjil genap hanya membuat kemacetan di jalur alternatif.
"Kendaraan yang tak bisa masuk jalan ganjil genap pasti akan tumplek semua di jalur alternatif, pastinya makin padat. Cuma saya herannya, petugas buat apa ditaruh di lampu merah pas masuknya jalan ganjil genap.
Harusnya mereka ditaruh di jalur alternatif mengantisipasi kemacetan itu," paparnya.
Dia menceritakan, sempat akan mengganti pelat nomornya sesuai penerapan sistem itu dengan temannya. "Kemarin sih ditawarin teman, mobil saya sama dia kan sama, sudah tuker-tukeran saja pelat nomornya, tapi disewa. Sambil bercanda sih tapi saya bilang liat nanti sajalah," tuturnya.
(mhd)