Kurangi Bertemu Warga, Wanita Emas Tunggu Penetapan Partai
A
A
A
JAKARTA - Balon Gubernur DKI Jakarta yang kini tak lagi gencar melakukan sosialisasi ialah Hasnaeni Moein. Wanita yang populer dengan sebutan Wanita Emas ini punya jawaban terkait menurunnya aktivitas sosialisasi kepada masyarakat.
Hasnaeni menuturkan, saat ini masih menunggu partai politik (parpol) mana yang akan membawanya maju sebagai calon Gubernur."Saya butuh parpol. Kalau sudah dapat partai baru kita gerak lagi karena masih ada waktu yang cukup panjang bulannya setelah nanti sudah ada penetapan nanti kita tingkatkan lagi. Sekarang saya fokus partai dulu," tuturnya kepada Sindonews, Sabtu (23/7/2016).
Hasnaeni mengungkapkan, DPW PKB DKI sudah memberikan beberapa nama untuk direkomendasikan kepada DPP, namanya masuk dalam rekomendasi tersebut.
"Kalau untuk yang PKB, DPP belum putuskan siapa. Ya kita tunggu saja, sambil melakukan komunikasi terus ke parpol." tukasnya.
Terkait elektabilitas yang masih rendah untuknya, Hasnaeni tidak mempermasalahkan, karena tidak berpatokan pada hasil survei.
"Survei jangan dijadikan patokan, contohnya saat Pilgub 2012 lalu Pak Foke mendapat dukungan 70%, sementara Pak Jokowi 14% pada kenyataan fakta dibalik. Nanti kerja keras kita lah yang akan memutuskan. Pemilih jakarta itu dinamis," tukasnya.
Hasnaeni menuturkan, saat ini masih menunggu partai politik (parpol) mana yang akan membawanya maju sebagai calon Gubernur."Saya butuh parpol. Kalau sudah dapat partai baru kita gerak lagi karena masih ada waktu yang cukup panjang bulannya setelah nanti sudah ada penetapan nanti kita tingkatkan lagi. Sekarang saya fokus partai dulu," tuturnya kepada Sindonews, Sabtu (23/7/2016).
Hasnaeni mengungkapkan, DPW PKB DKI sudah memberikan beberapa nama untuk direkomendasikan kepada DPP, namanya masuk dalam rekomendasi tersebut.
"Kalau untuk yang PKB, DPP belum putuskan siapa. Ya kita tunggu saja, sambil melakukan komunikasi terus ke parpol." tukasnya.
Terkait elektabilitas yang masih rendah untuknya, Hasnaeni tidak mempermasalahkan, karena tidak berpatokan pada hasil survei.
"Survei jangan dijadikan patokan, contohnya saat Pilgub 2012 lalu Pak Foke mendapat dukungan 70%, sementara Pak Jokowi 14% pada kenyataan fakta dibalik. Nanti kerja keras kita lah yang akan memutuskan. Pemilih jakarta itu dinamis," tukasnya.
(whb)