Masjid Al Makmur Raden Saleh yang Bisa Berpindah Lokasi
A
A
A
JAKARTA - Masjid Al Makmur adalah salah satu masjid tertua yang ada di Ibu Kota Jakarta. Masjid yang lebih dikenal dengan Masjid Al Makmur Raden Saleh ini dibangun pada tahun 1923/1924 silam.
Masjid yang berada di tepi Sungai Ciliwung ini disebut Masjid Al Mamur Raden Saleh lantaran berada di Jalan Raden saleh, Cikini, Jakarta Pusat. Sebelum berada di tempatnya sekarang, masjid ini dahulunya berada di belakang rumah Raden Saleh Syarif Bustaman yang saat ini jadi Rumah Sakit Cikini, Jalan Raden Saleh.
Dahulu, masjid yang termasuk salah satu masjid bersejarah ini hanya terbuat dari bilik bambu layaknya rumah panggung. Karena itulah, masjid ini mudah dipindah dengan cara digotong ke arah timur atau tempat yang sekarang, yakni di tepi Sungai Ciliwung Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat. Karena, lahan yang sekarang tempat masjid itu berdiri kokoh dahulunya hanyalah sebidang tanah kosong.
Pemindahan ini juga bukan tanpa dasar. Hal itu agar para jamaah mudah menggunakan air Ciliwung yang awal abad ke-20 masih tampak bersih.
Masjid ini merupakan pindahan dari sebuah musala sederhana dari kayu dan gedek, yang kurang lebih sejak tahun 1850 pernah berada dalam kebun luas pelukis termasyhur Raden Saleh.
Sebuah panitia yang didukung antara lain oleh H Agus Salim kemudian membangun masjid kembali hingga menjadi yang kokoh seperti sekarang. Pada tahun 1932/1934 terjadi perombakan dan penambahan gedung dengan dukungan Sarikat Islam. Menara masjid ini luar biasa untuk Jakarta, karena tidak lancip di atas, melainkan membentuk kubah.
Masalah tanah baru selesai pada tahun 1991, waktu pihak Rumah Sakit Cikini menyerahkan tanahnya kepada Pengurus Masjid Al Makmur. Dua tahun kemudian dilaksanakan pemugaran dan perluasan kembali.
Walalau pun keterkaitan masjid ini dengan Raden Saleh sedikit tidak terlalu banyak. Namun, memiliki sejarah tersendiri dengan sang pelukis legendaris yang wafat pada April 23 1880 itu.
Keterkaitan itu lantaran Masjid Al Makmur menempati sebidang tanah di pojok kompleks yang sebelumnya merupakan tanah milik sang maestro lukis. Bangunan aslinya, sebelum dipindahkan ke tempatnya yang sekarang, merupakan masjid sederhana terbuat dari kayu dan dinding bambu yang telah berdiri sejak tahun 1850-an di kebun luas milik sang pelukis.
Untuk berkunjung ke Masjid Al Makmur Raden Saleh ini saya melewati Jl Kramat Raya, dari arah Salemba, dan kemudian berbelok ke kiri di lampu merah pertigaan Jalan Raden Saleh-Jalan Kramat Raya. Setelah sekitar 450 meter dari pertigaan, sudah terlihat oleh mata bentuk bangunan Masjid Al Makmur Raden Saleh di sebelah kanan jalan.
Diolah dari berbagai sumber.
Masjid yang berada di tepi Sungai Ciliwung ini disebut Masjid Al Mamur Raden Saleh lantaran berada di Jalan Raden saleh, Cikini, Jakarta Pusat. Sebelum berada di tempatnya sekarang, masjid ini dahulunya berada di belakang rumah Raden Saleh Syarif Bustaman yang saat ini jadi Rumah Sakit Cikini, Jalan Raden Saleh.
Dahulu, masjid yang termasuk salah satu masjid bersejarah ini hanya terbuat dari bilik bambu layaknya rumah panggung. Karena itulah, masjid ini mudah dipindah dengan cara digotong ke arah timur atau tempat yang sekarang, yakni di tepi Sungai Ciliwung Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat. Karena, lahan yang sekarang tempat masjid itu berdiri kokoh dahulunya hanyalah sebidang tanah kosong.
Pemindahan ini juga bukan tanpa dasar. Hal itu agar para jamaah mudah menggunakan air Ciliwung yang awal abad ke-20 masih tampak bersih.
Masjid ini merupakan pindahan dari sebuah musala sederhana dari kayu dan gedek, yang kurang lebih sejak tahun 1850 pernah berada dalam kebun luas pelukis termasyhur Raden Saleh.
Sebuah panitia yang didukung antara lain oleh H Agus Salim kemudian membangun masjid kembali hingga menjadi yang kokoh seperti sekarang. Pada tahun 1932/1934 terjadi perombakan dan penambahan gedung dengan dukungan Sarikat Islam. Menara masjid ini luar biasa untuk Jakarta, karena tidak lancip di atas, melainkan membentuk kubah.
Masalah tanah baru selesai pada tahun 1991, waktu pihak Rumah Sakit Cikini menyerahkan tanahnya kepada Pengurus Masjid Al Makmur. Dua tahun kemudian dilaksanakan pemugaran dan perluasan kembali.
Walalau pun keterkaitan masjid ini dengan Raden Saleh sedikit tidak terlalu banyak. Namun, memiliki sejarah tersendiri dengan sang pelukis legendaris yang wafat pada April 23 1880 itu.
Keterkaitan itu lantaran Masjid Al Makmur menempati sebidang tanah di pojok kompleks yang sebelumnya merupakan tanah milik sang maestro lukis. Bangunan aslinya, sebelum dipindahkan ke tempatnya yang sekarang, merupakan masjid sederhana terbuat dari kayu dan dinding bambu yang telah berdiri sejak tahun 1850-an di kebun luas milik sang pelukis.
Untuk berkunjung ke Masjid Al Makmur Raden Saleh ini saya melewati Jl Kramat Raya, dari arah Salemba, dan kemudian berbelok ke kiri di lampu merah pertigaan Jalan Raden Saleh-Jalan Kramat Raya. Setelah sekitar 450 meter dari pertigaan, sudah terlihat oleh mata bentuk bangunan Masjid Al Makmur Raden Saleh di sebelah kanan jalan.
Diolah dari berbagai sumber.
(mhd)