3 in 1 Lebih Maju Dibanding Ganjil Genap

Senin, 20 Juni 2016 - 02:11 WIB
3 in 1 Lebih Maju Dibanding Ganjil Genap
3 in 1 Lebih Maju Dibanding Ganjil Genap
A A A
JAKARTA - Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Danang Parikesit tidak terkejut dengan adanya peningatan kemacetan pascadihapusnya kawasan 3 in 1. Sebab, sebelum uji coba dilakukan, dia telah memprediksi bila kemacetan akan bertambah sekitar 20-30% dengan penambahan waktu perjalanan sekitar 30-40%.

Danang menjelaskan, penghapusan kawasan 3 in 1 harus dievaluasi dan disimulasikan dengan kebijakan lain yang lebih efektif. Usulan kebijakan nomor ganjil genap atau kendaraan warna terang dan gelap bukan merupakan pilihan. Karena tidak memiliki konsep transportasi yang jelas dalam mendorong pilihan angkutan umum dan hanya akan menimbulkan "moral hazard" termasuk karena penggunaan nomor palsu.

Perlu diingat, kata Danang, secara konsep, 3-in-1 lebih maju dibandingkan dengan ganjil genap dan terang gelap. Artinya, Jakarta tidak boleh mengalami kemunduran dalam menyusun kebijakan. Harus lebih maju dan lebih baik

"Rekayasa lalu lintas termasuk sistem informasi radio harus terus dijalankan. 3 in 1 akan efektif apabila adanya kebijakan yang melengkapi yaitu kebijakan angkutan umum dan kebijakan parkir. Begitu juga dalam memberlakukan ERP, kedua kebijakan itu wajib dilakukan terlebih dahulu," kata Danang di Jakarta, Minggu 19 Juni 2016.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat mengatakan, apabila ujicoba sistem ganjil genap yang akan diberlakukan pada 20 Juli mendatang sama seperti diberlakukannya 3 in 1 atau justru lebih memperparah kemacetan, kebijakan tersebut harus dicabut.

"ERP kan baru tahun depan penerapanya. Tahun ini lagi dipersiapkan. Nah sementara ini pembatasanya ganjil-genap, tapi harus dikaji dulu nih dalam ujicoba. Kalau tidak efektif, ya cabut," kata Djarot di Jakarta, Minggu 19 Juni 2016.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.9910 seconds (0.1#10.140)
pixels