Balon Gubernur DKI Jakarta Jangan Takut Elektabilitas Ahok
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah tokoh yang masuk dalam daftar bakal calon (balon) Gubernur DKI Jakarta tidak perlu khawatir dengan hasil survei sejumlah lembaga survei terkait masih tingginya elektablitas petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Pasalnya, tingginya elektabiltas Ahok bukan jaminan sang Gubernur dapat mempertahankan kursi nomor satu di Pemprov DKI Jakarta.
Pengamat politik dari Universitas Paramadina,Hendri Satrio mengatakan, hasil survei saat ini Sandiaga dan Yusril masih jauh elektabilitasnya dari Ahok. Namun, dengan sisa waktu yang masih ada sekitar sembilan bulan, kesempatan Sandiaga Uno mengalahkan elektabilitas Ahok bisa terjadi.
"Berkaca pada Pilgub DKI 2012 lalu, sembilan bulan sebelum pencoblosan, Joko Widodo elektabilitasnya jauh dari Fauzi Bowo. Faktanya, saat pilkada Jokowi mampu mengalahkan F," kata Hendri saat dihubungi.
Hendri menuturkan, Sandi dan Yusril harus menjadi mereka sendiri. Sebagai seorang pengusaha, Sandi harus terus memberi program-program yang berkaitan dengan keahlianya. Begitu juga dengan Yusril, jangan sampai terus mencari kelemahan incumbent.
Jakarta, kata Hendri membutuhkan pemimpin yang dekat dengan warga, merealisasikan janji-janji dan tidak ada kepentingan lain soal itu. Terpenting warga Jakarta jangan sampai terjebak dalam dua kali ditinggal pemimpin untuk maju pada Pilpres 2019 mendatang.
"Sosok pengusaha masih diminati warga dan hukum juga. Keduanya harus menunjukan program-program sesuai keahliannya," ungkapnyaā€ˇ
Pengamat politik dari Universitas Paramadina,Hendri Satrio mengatakan, hasil survei saat ini Sandiaga dan Yusril masih jauh elektabilitasnya dari Ahok. Namun, dengan sisa waktu yang masih ada sekitar sembilan bulan, kesempatan Sandiaga Uno mengalahkan elektabilitas Ahok bisa terjadi.
"Berkaca pada Pilgub DKI 2012 lalu, sembilan bulan sebelum pencoblosan, Joko Widodo elektabilitasnya jauh dari Fauzi Bowo. Faktanya, saat pilkada Jokowi mampu mengalahkan F," kata Hendri saat dihubungi.
Hendri menuturkan, Sandi dan Yusril harus menjadi mereka sendiri. Sebagai seorang pengusaha, Sandi harus terus memberi program-program yang berkaitan dengan keahlianya. Begitu juga dengan Yusril, jangan sampai terus mencari kelemahan incumbent.
Jakarta, kata Hendri membutuhkan pemimpin yang dekat dengan warga, merealisasikan janji-janji dan tidak ada kepentingan lain soal itu. Terpenting warga Jakarta jangan sampai terjebak dalam dua kali ditinggal pemimpin untuk maju pada Pilpres 2019 mendatang.
"Sosok pengusaha masih diminati warga dan hukum juga. Keduanya harus menunjukan program-program sesuai keahliannya," ungkapnyaā€ˇ
(whb)