Ahok Dinilai Pemimpin yang Ogah Dikritik
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dinilai bukanlah sosok pemimpin demokrasi yang ideal. Pasalnya, Ahok kerap mengkritik orang lain, tapi enggan dikritik balik.
Praktisi hukum Razman Arif Nasution menilai, Ahok merupakan pribadi yang enggan menerima kritik dari orang lain. Tak jarang, apabila ada seseorang yang mengritiknya, Ahok justru menyerang dengan pernyataan pedas dan memaki.
"Ahok, siapa pun yang mengkritisinya dia serang. Pengkritik Kalijodo dihajar. DPRD mengkritik, dia serang. Dia bilang ada dana siluman lah. Kemudian, kalau anak buahnya terkena masalah hukum, dia salahkan anak buahnya. Ahok itu seolah-olah Mister Key," ungkap Razman pada Sindonews, Senin (18/4/2016).
Menurut Razman, seorang pemimpin itu harus mengerti akan sistem demokrasi. Dan pemimpin demokrasi idealnya itu menerima semua kritik seseorang dengan cara yang bijak.
Sebab, Indonesia merupakan negara demokrasi, siapa pun bebas mengeluarkan pendapatnya. "Ahok itu sukanya menyerang siapa saja yang menyudutkannya. Berbeda pendapat itu sangat wajar di negara demokrasi yang sedang kita bangun saat ini. Sarapannya pemimpin itu kritik. Jadi harus kuat dan kebal kritik di negara Indonesia yang sedang mendandani dirinya sebagai demokrasi yang baru jalan 15 tahun sejak Soeharto lengser," tutupnya.
Praktisi hukum Razman Arif Nasution menilai, Ahok merupakan pribadi yang enggan menerima kritik dari orang lain. Tak jarang, apabila ada seseorang yang mengritiknya, Ahok justru menyerang dengan pernyataan pedas dan memaki.
"Ahok, siapa pun yang mengkritisinya dia serang. Pengkritik Kalijodo dihajar. DPRD mengkritik, dia serang. Dia bilang ada dana siluman lah. Kemudian, kalau anak buahnya terkena masalah hukum, dia salahkan anak buahnya. Ahok itu seolah-olah Mister Key," ungkap Razman pada Sindonews, Senin (18/4/2016).
Menurut Razman, seorang pemimpin itu harus mengerti akan sistem demokrasi. Dan pemimpin demokrasi idealnya itu menerima semua kritik seseorang dengan cara yang bijak.
Sebab, Indonesia merupakan negara demokrasi, siapa pun bebas mengeluarkan pendapatnya. "Ahok itu sukanya menyerang siapa saja yang menyudutkannya. Berbeda pendapat itu sangat wajar di negara demokrasi yang sedang kita bangun saat ini. Sarapannya pemimpin itu kritik. Jadi harus kuat dan kebal kritik di negara Indonesia yang sedang mendandani dirinya sebagai demokrasi yang baru jalan 15 tahun sejak Soeharto lengser," tutupnya.
(whb)