Gerindra: Ahok Sudah Pakai Jurus Mabuk
A
A
A
JAKARTA - Masyarakat DKI Jakarta dinilai tidak akan mudah dikelabui dengan sikap plin-plan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang telah menyatakan maju dari jalur independen namun belakangan mulai merayu sejumlah partai politik (parpol). Pasalnya, calon petahana ini sudah paham sulitnya mengumpulkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) warga Jakarta.
"Ahok kini pakai jurus mabuknya alias belagak gila. Karena susahnya mencari KTP dengan pernyataan dan tanda tangan di atas materai.
Ingat masyarakat kita tidak buta dan mati rasa dengan perilaku Ahok yang terus dengan gaya dan triknya semau gue," ungkap Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Gerindra Fajar Sidik kepada Sindonews, Senin, 28 Maret 2016 kemarin.
Walaupun ada partai politik yang mendukung Ahok menuju kursi DKI 1, Fajar menduga, hal itu ada deal-deal politik. Karena, tidak ada hal yang gratis dalam dukungan perebutan jabatan ini.
"Kalaupun ada partai, pasti ada burgening di antara mereka. Mustahil kalau tidak ada kontrak politik didalamnya. Kecuali lewat penjaringan pastinya ada tahapan serta musyawarah pimpinan partai sampai survei ditingkat bawah mengenai cagub tersebut," tuturnya.
Meski demikian, Fajar meyakini, kalau dua partai yang mendukung Ahok bukan dari akar rumput kader partai itu, melainkan dari para elitenya. "Saya yakin dia mempunyai gerbong tapi tidak ada penumpangnya. Karena arus bawah yang memilih bukan petinggi partai," pungkasnya.
"Ahok kini pakai jurus mabuknya alias belagak gila. Karena susahnya mencari KTP dengan pernyataan dan tanda tangan di atas materai.
Ingat masyarakat kita tidak buta dan mati rasa dengan perilaku Ahok yang terus dengan gaya dan triknya semau gue," ungkap Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Gerindra Fajar Sidik kepada Sindonews, Senin, 28 Maret 2016 kemarin.
Walaupun ada partai politik yang mendukung Ahok menuju kursi DKI 1, Fajar menduga, hal itu ada deal-deal politik. Karena, tidak ada hal yang gratis dalam dukungan perebutan jabatan ini.
"Kalaupun ada partai, pasti ada burgening di antara mereka. Mustahil kalau tidak ada kontrak politik didalamnya. Kecuali lewat penjaringan pastinya ada tahapan serta musyawarah pimpinan partai sampai survei ditingkat bawah mengenai cagub tersebut," tuturnya.
Meski demikian, Fajar meyakini, kalau dua partai yang mendukung Ahok bukan dari akar rumput kader partai itu, melainkan dari para elitenya. "Saya yakin dia mempunyai gerbong tapi tidak ada penumpangnya. Karena arus bawah yang memilih bukan petinggi partai," pungkasnya.
(whb)