Elektabilitas Yusril Mampu Saingi Popularitas Ahok
A
A
A
JAKARTA - Yusril Ihza Mahendra terus disebut-sebut sebaga calon kuat melawan cagub incumbent DKI 2017, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Hasil survei yang dikeluarkan oleh lembaga survei populi center, elektabilitas Yusril mampu melawan Ahok.
Peneliti Populi Center, Nona Evita mengatakan, dari hasil survei yang dilakukan pada 13-17 Februari 2016 dengan 400 koresponden di 40 kelurahan enam wilayah DKI Jakarta melalui survei acak, ada dua nama yang kini mendekati elektabilitas Ahok, yakni Ridwan Kamil dan Yusril Ihza Mahendra.
"Dari elektabilitas head to head, nama Yusril Ihza Mahendra berpotensi menjadi kuda hitam. Elektabilitas Yusril menjanjikan kenaikan menjadi lawan kuat Ahok," kata Nona Evita di Hotel Kartika Chandra, Senin (22/2/2016).
Nona menjelaskan, nama Ahok bila diadu dengan sejumlah nama baru seperti Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, Adhyaksa Dault, Ahmad Dhani, maupun Ridwan Kamil, persentase elektabilitas Ahok diatas 50 persen.
Bahkan, 73,5 persen koresponden puas dengan kinerja kepemimpinan Ahok yakni soal Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan pelayanan kantor kelurahan. Sehingga, 73,5 persen koresponden tersebut mendukung Ahok untuk maju dalam Pilkada DKI 2017.
Kendati demikian, lanjut Nona, sebenarnya Ridwan Kamil sebagai orang yang juga kepala daerah, bisa menyaingi elektabilitas Ahok. Sayangnya, hingga saat ini orang pertama di Bandung itu belum juga mendeklarasikan diri. Sehingga, elektabilitasnya semakin menurun. "Semakin lama mendeklarasikan diri, elektabilitas Ridwan semakin menurun," ujarnya.
Peneliti Populi Center, Nona Evita mengatakan, dari hasil survei yang dilakukan pada 13-17 Februari 2016 dengan 400 koresponden di 40 kelurahan enam wilayah DKI Jakarta melalui survei acak, ada dua nama yang kini mendekati elektabilitas Ahok, yakni Ridwan Kamil dan Yusril Ihza Mahendra.
"Dari elektabilitas head to head, nama Yusril Ihza Mahendra berpotensi menjadi kuda hitam. Elektabilitas Yusril menjanjikan kenaikan menjadi lawan kuat Ahok," kata Nona Evita di Hotel Kartika Chandra, Senin (22/2/2016).
Nona menjelaskan, nama Ahok bila diadu dengan sejumlah nama baru seperti Yusril Ihza Mahendra, Sandiaga Uno, Adhyaksa Dault, Ahmad Dhani, maupun Ridwan Kamil, persentase elektabilitas Ahok diatas 50 persen.
Bahkan, 73,5 persen koresponden puas dengan kinerja kepemimpinan Ahok yakni soal Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan pelayanan kantor kelurahan. Sehingga, 73,5 persen koresponden tersebut mendukung Ahok untuk maju dalam Pilkada DKI 2017.
Kendati demikian, lanjut Nona, sebenarnya Ridwan Kamil sebagai orang yang juga kepala daerah, bisa menyaingi elektabilitas Ahok. Sayangnya, hingga saat ini orang pertama di Bandung itu belum juga mendeklarasikan diri. Sehingga, elektabilitasnya semakin menurun. "Semakin lama mendeklarasikan diri, elektabilitas Ridwan semakin menurun," ujarnya.
(ysw)