1.438 Warga Depok Terindikasi Penyakit TBC
A
A
A
DEPOK - Sebanyak 1.438 warga Depok terindikasi penyakit tuberculosis (TBC). Hasil itu diketahui dari pendataan yang dilakukan Perhimpunan Pemberantasan TB Indonesia (PPTI) Cabang Kota Depok.
Untuk itu PPTI membentuk laskar pengawas menelan obat (PMO) tuberculosis di Depok.
Ketua PPTI Cabang Depok Anna Rozaliani mengatakan, penderita TBC di Depok diprediksi lebih tinggi dari hasil pendataan yang dilakukan. Diperkirakan di Depok lebih dari 2.000 penderita TBC.
"Kalau ditambah data dari instansi bisa jadi lebih tinggi," kata Anna di Depok, Kamis 31 Desember 2015.
Laskar PMO dibentuk untuk membantu warga yang suspek TB meminum obat. Mengingat tiap penderita harus meminum obat secara rutin selama enam bulan.
Sehingga Laskar PMO melakukan monitoring terhadap penderita. "Supaya ketahuan kalau dia selalu minum obat," ungkapnya.
Kendala penanganan masalah ini adalah penderita tidak mau rutin dan bosan meminum obat. Total di setiap kecamatan akan ada 20 laskar PMO.
"Ada sudah terlihat baik dalam sebulan, lalu tidak mau minum lagi. Padahal harus dituntaskan selama enam bulan," tukasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Lies Karmawati menambahkan, penderita TB sulit terdeteksi. Karena, banyak warga yang sudah tergerogoti TB, tapi belum menyadarinya.
"Mereka baru sadar terkena TB kalau sudah bengek dan baru mau berobat," katanya.
Tahun ini, lanjut dia, Dinkes sudah mengobatai 700 lebih penderita di Depok. Bahkan, pemerintah menggratiskan pasien untuk berobat. "Gratis untuk pasien TB berobat," pungkasnya.
PILIHAN:
Malam Tahun Baru, Bus Transjakarta Beroperasi 24 Jam
Untuk itu PPTI membentuk laskar pengawas menelan obat (PMO) tuberculosis di Depok.
Ketua PPTI Cabang Depok Anna Rozaliani mengatakan, penderita TBC di Depok diprediksi lebih tinggi dari hasil pendataan yang dilakukan. Diperkirakan di Depok lebih dari 2.000 penderita TBC.
"Kalau ditambah data dari instansi bisa jadi lebih tinggi," kata Anna di Depok, Kamis 31 Desember 2015.
Laskar PMO dibentuk untuk membantu warga yang suspek TB meminum obat. Mengingat tiap penderita harus meminum obat secara rutin selama enam bulan.
Sehingga Laskar PMO melakukan monitoring terhadap penderita. "Supaya ketahuan kalau dia selalu minum obat," ungkapnya.
Kendala penanganan masalah ini adalah penderita tidak mau rutin dan bosan meminum obat. Total di setiap kecamatan akan ada 20 laskar PMO.
"Ada sudah terlihat baik dalam sebulan, lalu tidak mau minum lagi. Padahal harus dituntaskan selama enam bulan," tukasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Lies Karmawati menambahkan, penderita TB sulit terdeteksi. Karena, banyak warga yang sudah tergerogoti TB, tapi belum menyadarinya.
"Mereka baru sadar terkena TB kalau sudah bengek dan baru mau berobat," katanya.
Tahun ini, lanjut dia, Dinkes sudah mengobatai 700 lebih penderita di Depok. Bahkan, pemerintah menggratiskan pasien untuk berobat. "Gratis untuk pasien TB berobat," pungkasnya.
PILIHAN:
Malam Tahun Baru, Bus Transjakarta Beroperasi 24 Jam
(mhd)