Ahok Kecewa dengan Kinerja Dirut PT Transjakarta
A
A
A
JAKARTA - Layanan Bus Rapid Transit (BRT) di DKI Jakarta semakin memprihatinkan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta segera mengevaluasi direksi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kecewa dengan kinerja Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih. Bahkan, apabila hingga akhir tahun tidak mampu menambah bus, dirinya akan mengganti Kosasih.
"Apa susahnya si meremajakan angkutan umum Kopaja dan sebagainya. Enggak perlu kajian, gelinding saja rupiah per kilometer. Sekarang mana busnya? Bisa kerja enggak dia kalau begitu? Dia digaji lebih mahal dari saya lho," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Minggu 29 November 2015.
Ahok menjelaskan, permasalahan kemacetan di Jakarta sudah semakin memprihatinkan. Untuk mengatasinya, diperlukan pembatasan kendaraan pribadi dan penambahan transportasi massal. Salah satu Transportasi yang sudah berjalan yakni BRT Transjakarta. Sayangnya, hingga saat ini belum terlihat adanya penambahan bus yang signifikan.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengakui pengadaan bus berkaroseri lokal seperti Scania, Hino dan sebagainya tidak bisa dilakukan secara cepat. Namun, PT Transjakarta sangat mungkin melakukan peremajaan angkutan umum karena berkewenangan mengatur trayek dan otomatis lebih mudah mendapatk pinjaman Bank.
Berbeda dengan operator perusahaan swasta. Misalnya, kata Ahok, apabila dirinya meminta Kopaja mengganti bus baru, mereka pasti tidak mau lantaran penumpangnya sama dan mengetem. Suruh kredit Bank dengan hitungan seperti itu dipastikan juga tidak mau.
"Kalau anda mau hutang pasti dikasih, kalau saya sendiri ngutang ke bank dikasih enggak? Dikasih dong kita pemerintah bos. Dia enggak perlu ngitung penumpang. Enggak perlu kajian, gelinding saja rupiah per kilometer. Yang jamin bank saya, bank juga mau tanpa dp asal bunganya lebih besar," jelasnya.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kecewa dengan kinerja Direktur Utama PT Transjakarta Antonius Kosasih. Bahkan, apabila hingga akhir tahun tidak mampu menambah bus, dirinya akan mengganti Kosasih.
"Apa susahnya si meremajakan angkutan umum Kopaja dan sebagainya. Enggak perlu kajian, gelinding saja rupiah per kilometer. Sekarang mana busnya? Bisa kerja enggak dia kalau begitu? Dia digaji lebih mahal dari saya lho," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Minggu 29 November 2015.
Ahok menjelaskan, permasalahan kemacetan di Jakarta sudah semakin memprihatinkan. Untuk mengatasinya, diperlukan pembatasan kendaraan pribadi dan penambahan transportasi massal. Salah satu Transportasi yang sudah berjalan yakni BRT Transjakarta. Sayangnya, hingga saat ini belum terlihat adanya penambahan bus yang signifikan.
Mantan Bupati Belitung Timur ini mengakui pengadaan bus berkaroseri lokal seperti Scania, Hino dan sebagainya tidak bisa dilakukan secara cepat. Namun, PT Transjakarta sangat mungkin melakukan peremajaan angkutan umum karena berkewenangan mengatur trayek dan otomatis lebih mudah mendapatk pinjaman Bank.
Berbeda dengan operator perusahaan swasta. Misalnya, kata Ahok, apabila dirinya meminta Kopaja mengganti bus baru, mereka pasti tidak mau lantaran penumpangnya sama dan mengetem. Suruh kredit Bank dengan hitungan seperti itu dipastikan juga tidak mau.
"Kalau anda mau hutang pasti dikasih, kalau saya sendiri ngutang ke bank dikasih enggak? Dikasih dong kita pemerintah bos. Dia enggak perlu ngitung penumpang. Enggak perlu kajian, gelinding saja rupiah per kilometer. Yang jamin bank saya, bank juga mau tanpa dp asal bunganya lebih besar," jelasnya.
(mhd)