Kualitas Air Sejumlah Rusun di Jakarta Buruk

JAKARTA - Program pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang diluncurkan Pemprov DKI masih jauh dari harapan. Meskipun fasilitas saat ini nyaris mirip dengan apartemen, buruknya kualitas air masih menjadi permasalahan.

Belum terinstalasinya jaringan pipa bawah tanah, dan penyulingan air bersih, menjadi penyebab buruknya kualitas dan pasokan air di berbagai rusunawa. Seperti yang terjadi di Rusunawa Pesakih, Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, kualitas air sangatlah kotor dan berwarna kecokelatan tidak bisa dikonsumsi.

Kondisi demikian, membuat pengeluaran penghuni rusun bertambah, karena selain harus membayar sewa, mereka juga terpaksa membeli air bersih untuk dikonsumsi. "Air dari keran kurang bagus, warnanya cokelat, enggak bisa diminum cuma bisa buat mandi sama nyuci aja. Kalau buat masak atau minum harus beli, sehari habis Rp9.000 dapat tiga galon, belum bayar sewa Rp254.000 per bulan, belum listrik," keluh Daryati (40) penghuni Blok H no.301 Rusunawa Pesakih, Kamis (17/2015).

Saat ini, Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI sebagai pengelola rusun, masih menyuplai pasokan air dari alat ultra filter untuk menjernihkan air di tiga sumur, hasil kerjasama dengan Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya.

"Dari tiga sumur itu saja, pasokan air di rusun ini (Pesakih) mencukupi. Pengguna air dari penghuni kan masih terbatas dan bisa diprediksi," terang Direktur Utama PAM Jaya Erlan Hidayat saat ditemui di Rusunawa Pesakih.

Erlan menerangkan, belum terpasangnya jaringan pipa bawah tanah seperti layaknya di pemukiman, menjadi kendala pasokan air di rusunawa tidak mencukupi. Hal itu pun ditambah, dengan buruknya kondisi air tanah, begitu juga dengan kualitas air di sungai-sungai besar yang ada di Jakarta, membuat peningkatan kualitas air membutuhkan teknologi tinggi.