Kadin DKI Khawatir Dampak Demo Buruh 1 September
A
A
A
JAKARTA - Kamar Dagang Indonesia (Kadin) DKI Jakarta mengkhawatirkan demo buruh pada 1 September 2015 akan menambah ketidakpercayaan investor terhadap iklim usaha di Indonesia.
Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengungkapkan, aksi buruh pada 1 September ini ditengarai menambah ketidakpercayaan investor kepada Indonesia. Untuk itu, Sarman meminta kaum buruh dapat mempertimbangkan rencana tersebut, karena melihat kondisi ekonomi yang sedang bergejolak saat ini.
Menurut Sarman, seharusnya jika ingin memberikan aspirasi buruh dapat dilakukan tanpa turun ke jalan karena akan menganggu aktivitas perdagangan dan bisnis. "Alangkah baiknya aspirasi itu disampaikan melalui dialog atau dengan audensi akan lebih efektif dan terarah. Daripada harus demo ke jalan yang menurunkan produktivitas pekerja," ujar Sarman dalam rilis yang diterima oleh Sindonews, Senin 31 Agustus 2015 kemarin.
Dalam aksi nanti siang, buruh akan menyuarakan sejumlah tuntutan di antaranya, menurunkan harga barang pokok dan BBM, meminta pemerintah untuk mengambil langkah-langkah untuk tidak terjadinya PHK besar-besaran akibat dampak kurs rupiah yang semakin melemah dan menurunnya daya beli masyarakat akibat pertumbuhan ekonomi kita tidak sesuai target.
"Tuntutan lainnya memproteksi masuknya tenaga kerja asing , kenaikan upah minimum tahun 2016 sebesar 25%, merevisi jaminan kesehatan, jaminan pensiun, perbaikan aturan kesehatan dan keselamatan kerja. Semua tuntutan tersebut ada pada kebijakan pemerintah," ujarnya.
Menurut Sarman, jika belum puas perwakilan buruh melalui serikat pekerja dapat meneruskan aspirasi tersebut ke DPR dan DPD yang diyakini mampu memperjuangkan aspirasi tersebut.
Pilihan:
Polda Metro Jaya Imbau Masyarakat Hindari Jalan Ini Besok
8.542 Personel Polisi Amankan Demo Buruh Besok
Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengungkapkan, aksi buruh pada 1 September ini ditengarai menambah ketidakpercayaan investor kepada Indonesia. Untuk itu, Sarman meminta kaum buruh dapat mempertimbangkan rencana tersebut, karena melihat kondisi ekonomi yang sedang bergejolak saat ini.
Menurut Sarman, seharusnya jika ingin memberikan aspirasi buruh dapat dilakukan tanpa turun ke jalan karena akan menganggu aktivitas perdagangan dan bisnis. "Alangkah baiknya aspirasi itu disampaikan melalui dialog atau dengan audensi akan lebih efektif dan terarah. Daripada harus demo ke jalan yang menurunkan produktivitas pekerja," ujar Sarman dalam rilis yang diterima oleh Sindonews, Senin 31 Agustus 2015 kemarin.
Dalam aksi nanti siang, buruh akan menyuarakan sejumlah tuntutan di antaranya, menurunkan harga barang pokok dan BBM, meminta pemerintah untuk mengambil langkah-langkah untuk tidak terjadinya PHK besar-besaran akibat dampak kurs rupiah yang semakin melemah dan menurunnya daya beli masyarakat akibat pertumbuhan ekonomi kita tidak sesuai target.
"Tuntutan lainnya memproteksi masuknya tenaga kerja asing , kenaikan upah minimum tahun 2016 sebesar 25%, merevisi jaminan kesehatan, jaminan pensiun, perbaikan aturan kesehatan dan keselamatan kerja. Semua tuntutan tersebut ada pada kebijakan pemerintah," ujarnya.
Menurut Sarman, jika belum puas perwakilan buruh melalui serikat pekerja dapat meneruskan aspirasi tersebut ke DPR dan DPD yang diyakini mampu memperjuangkan aspirasi tersebut.
Pilihan:
Polda Metro Jaya Imbau Masyarakat Hindari Jalan Ini Besok
8.542 Personel Polisi Amankan Demo Buruh Besok
(whb)