Atasi Banjir Tangerang Butuh Kolaborasi Pemerintah dan Pengembang
loading...
A
A
A
TANGERANG - Banjir di wilayah perbatasan Banten masih menjadi momok menakutkan. Hampir setiap hujan deras, banjir menggenangi wilayah perbatasan dengan DKI Jakarta itu. Persoalan banjir ini bukan momok bagi pemerintah dan pengembang perumahan dikawasan itu.
Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi bersama. Seperti di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan Kabupaten Tangerang misalnya. Kedua wilayah ini telah banyak dikuasai pengembang. Di Tangsel sebanyak 70 persen wilayahnya punya pengembang.
Di antara pengembang yang menguasai wilayah Tangsel itu adalah Sinarmas Land. Saat terjadi hujan deras, sejumlah wilayah pengembang itu pun dilanda banjir. Bukan hanya yang berada di Kota Tangsel, tetapi juga yang ada di Kabupaten Tangerang.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), situasi iklim dan cuaca Indonesia pada kuartal III/2022 telah memasuki musim penghujan. Curah hujan mulai tinggi September-November 2022 dan puncaknya terjadi pada Desember 2022-Januari 2023.
Sejumlah titik rawan banjir di Kota Tangsel dan Kabupaten Tangerang itu Cisauk, Cibogo, Pagedangan, Lengkong Kulon, Medang, dan Cijantra. Kemudian, Ciputat, Cipayung, Pisangan, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, dan Serpong Utara.
Banjir dan genangan air itu terjadi akibat adanya penyumbatan pada bak kontrol, dan terlalu kecilnya gorong-gorong pada kawasan tersebut. Sehingga, saat hujan deras, air meluap menyebabkan genangan.
Hal ini masih ditambah penumpukan sedimentasi disepanjang saluran air menuju saluran pembuangan yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang dan Kali Cibenda, Kali Serua, serta Kali Angke yang membelah Kota Tangerang Selatan.
Managing Director President Office Sinar Mas Land, Dony Martadisata mengatakan, permasalahan banjir menjadi momok menakutkan bagi seluruh masyarakat dan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi menjadi tanggungjawab bersama.
”Sinar Mas Land juga memiliki tanggung jawab bersama. Perusahaan berkontribusi membentuk ketersediaan lahan retention pond, guna mengantisipasi tingginya curah hujan,” kata Martadisata, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/12/2022).
Penyediaan lahan resapan merupakan kewajiban pengembang, untuk menyerap air sebelum dialirkan ke sungai. Pihaknya melakukan perbaikan saluran air, pengerukan sedimentasi, membuat drainase dan turap saluran pembuangan, hingga naturalisasi aliran sungai.
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Kontruksi Kota Tangsel, Robbi Cahyadi mengapresiasi sikap Sinar Mas Land. ”Kami mengapresiasinya, secara tanggap dan proaktif mendukung pemerintah menghadirkan lingkungan hidup nyaman bebas banjir,” katanya.
Selain pembangunan drainase yang prima, kata dia, Sinar Mas Land melalui BSD City juga telah menyerahkan fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos dan fasum) kepada Pemkot Tangsel dari Tahun 2012 lalu.
”Fasos fasum itu telah kami manfaatkan untuk membangun Tandon Ciater, Tandon Lengkong Wetan, Tandon Lengkong Karya, dan Tandon Jaletreng (di Taman Kota II) sebagai upaya dalam pengendalian banjir di wilayah Kota Tangerang Selatan,” jelasnya.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang, Iwan Firmansyah mengatakan, kolaborasi itu sangat membantu pihaknya dalam menangani banjir musiman di wilayah Tangerang saat ini.
”Kami upayakan tindakan korektif setiap kejadian genangan air. Terima kasih Sinar Mas Land atas penyediaan lahan penampungan sedimen dari drainase, sehingga main drain yang dikelola pemerintah maupun BSD City dapat bekerja optimal,” ungkapnya.
Pemkot Tangsel dan Pemkab Tangerang sedang menangani genangan air dan banjir di wilayahnya.Pada jangka menengah, kedua pemerintah daerah tersebut melakukan revitalisasi saluran pembuangan dari hulu ke hilir dan normalisasi waduk serta aliran sungai.
Hal tersebut diupayakan untuk meningkatkan daya tampung saluran yang menuju badan air atau drainase primer. Sedang pada jangka panjang, perusahaan juga membantu pemerintah daerah dalam penyempurnaan konektivitas.
Kemudian daya tampung sistem jaringan drainase untuk memastikan air larian (run off) terdistribusi dengan baik dan meminimalisir semaksimal mungkin air larian yang masuk ke badan air atau drainase utama.
Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi bersama. Seperti di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan Kabupaten Tangerang misalnya. Kedua wilayah ini telah banyak dikuasai pengembang. Di Tangsel sebanyak 70 persen wilayahnya punya pengembang.
Di antara pengembang yang menguasai wilayah Tangsel itu adalah Sinarmas Land. Saat terjadi hujan deras, sejumlah wilayah pengembang itu pun dilanda banjir. Bukan hanya yang berada di Kota Tangsel, tetapi juga yang ada di Kabupaten Tangerang.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), situasi iklim dan cuaca Indonesia pada kuartal III/2022 telah memasuki musim penghujan. Curah hujan mulai tinggi September-November 2022 dan puncaknya terjadi pada Desember 2022-Januari 2023.
Sejumlah titik rawan banjir di Kota Tangsel dan Kabupaten Tangerang itu Cisauk, Cibogo, Pagedangan, Lengkong Kulon, Medang, dan Cijantra. Kemudian, Ciputat, Cipayung, Pisangan, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, dan Serpong Utara.
Banjir dan genangan air itu terjadi akibat adanya penyumbatan pada bak kontrol, dan terlalu kecilnya gorong-gorong pada kawasan tersebut. Sehingga, saat hujan deras, air meluap menyebabkan genangan.
Hal ini masih ditambah penumpukan sedimentasi disepanjang saluran air menuju saluran pembuangan yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang dan Kali Cibenda, Kali Serua, serta Kali Angke yang membelah Kota Tangerang Selatan.
Managing Director President Office Sinar Mas Land, Dony Martadisata mengatakan, permasalahan banjir menjadi momok menakutkan bagi seluruh masyarakat dan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi menjadi tanggungjawab bersama.
”Sinar Mas Land juga memiliki tanggung jawab bersama. Perusahaan berkontribusi membentuk ketersediaan lahan retention pond, guna mengantisipasi tingginya curah hujan,” kata Martadisata, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/12/2022).
Penyediaan lahan resapan merupakan kewajiban pengembang, untuk menyerap air sebelum dialirkan ke sungai. Pihaknya melakukan perbaikan saluran air, pengerukan sedimentasi, membuat drainase dan turap saluran pembuangan, hingga naturalisasi aliran sungai.
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Kontruksi Kota Tangsel, Robbi Cahyadi mengapresiasi sikap Sinar Mas Land. ”Kami mengapresiasinya, secara tanggap dan proaktif mendukung pemerintah menghadirkan lingkungan hidup nyaman bebas banjir,” katanya.
Selain pembangunan drainase yang prima, kata dia, Sinar Mas Land melalui BSD City juga telah menyerahkan fasilitas sosial dan fasilitas umum (fasos dan fasum) kepada Pemkot Tangsel dari Tahun 2012 lalu.
”Fasos fasum itu telah kami manfaatkan untuk membangun Tandon Ciater, Tandon Lengkong Wetan, Tandon Lengkong Karya, dan Tandon Jaletreng (di Taman Kota II) sebagai upaya dalam pengendalian banjir di wilayah Kota Tangerang Selatan,” jelasnya.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang, Iwan Firmansyah mengatakan, kolaborasi itu sangat membantu pihaknya dalam menangani banjir musiman di wilayah Tangerang saat ini.
”Kami upayakan tindakan korektif setiap kejadian genangan air. Terima kasih Sinar Mas Land atas penyediaan lahan penampungan sedimen dari drainase, sehingga main drain yang dikelola pemerintah maupun BSD City dapat bekerja optimal,” ungkapnya.
Pemkot Tangsel dan Pemkab Tangerang sedang menangani genangan air dan banjir di wilayahnya.Pada jangka menengah, kedua pemerintah daerah tersebut melakukan revitalisasi saluran pembuangan dari hulu ke hilir dan normalisasi waduk serta aliran sungai.
Hal tersebut diupayakan untuk meningkatkan daya tampung saluran yang menuju badan air atau drainase primer. Sedang pada jangka panjang, perusahaan juga membantu pemerintah daerah dalam penyempurnaan konektivitas.
Kemudian daya tampung sistem jaringan drainase untuk memastikan air larian (run off) terdistribusi dengan baik dan meminimalisir semaksimal mungkin air larian yang masuk ke badan air atau drainase utama.
(ams)