Warga Tidak Yakin Satu Keluarga di Kalideres Meninggal karena Kelaparan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus penyebab kematian satu keluarga di Citra Garden Satu Extension, RT 07 RW 15 Blok AC5/7, Kalideres, Jakarta Barat , hingga kini masih misterius. Bahkan, kematian empat orang yang disebut kelaparan itu juga diragukan.
“Saya tidak yakin di DKI Jakarta ini meninggal karena kelaparan. Kalau dilihat dari segi rumah yang tinggal di kawasan kompleks tidak mungkin dia tidak makan,” kata Tokoh Pemuda (Tomud) Jakarta Barat Umar Abdul Aziz di Jakarta, Sabtu (12/11/2022).
Umar yang juga menjabat sebagai Wakil DPD KAI Jakarta Barat ini mengatakan, satu keluarga meninggal diduga akibat mendapatkan beban yang sangat tinggi. Kata sia, sehingga satu keluarga itu menutup diri dari lingkungan masyarakat.
“Bahkan dari media yang saya baca, mereka memiliki mobil dan rumah yang diduga bernilai Rp3,8 miliar. Tidak patut, bahwasannya dugaan meninggal karena kelaparan,” kata Umar.
Maka itu, dia meminta, masyarakat tidak serta merta menyalahkan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat. Dia mengimbau, agar masyarakat lebih dahulu mencari kebenaran dan faktanya tidak asal bunyi alias asbun.
“Jadi tidak serta merta kita mencari kambing hitam dari musibah yang menimpa keluarga di Kalideres tersebut. Dalam hal ini masyarakat tidak boleh menyalahkan Pemkot, karena kita harus menilai secara objektif dari fakta yang ada," imbuhnya.
Sebelumnya, peristiwa meninggalnya satu keluarga di perumahan mewah Citra Garden, RW 15 Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Kota Jakarta Barat, menggemparkan warga sekitar.Mereka adalah Rudianto (71), Margaret (58), Dian (40) dan Budianto (69).
Jenazah satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri, anak perempuan dan paman tersebut sudah dilakukan autopsi oleh Tim dokter forensik Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati Jakarta.
Hal serupa disampaikan oleh Handoyo, kerabat korban. Ia menerangkan, kondisi perekenomian keempat korban tidak tergolong sulit.
"Keluarga saya itu tidak terlalu sulit, jadi bukan kelaparan. Kemungkinan karena dia terlalu tertutup saja tidak berinteraksi kepada siapapun, kalau memang dia kelaparan pasti dong bisa menghubungi keluarga," ujar Handoyo selaku ipar dari istrinya korban ibu RM.
Sementara, Ibu Ris Astuti selaku adik dari korban RM mengaku dirinya terakhir komunikasi sekitar lima tahun yang lalu. Saat itu tidak terlihat adanya kejanggalan."Saya selaku adik korban saja jarang komunikasi, apalagi sama orang lain, korban terlalu tertutup," ucapnya.
Ia berhubungan paling hanya sekedar memberikan ucapan ulang tahun saja. Iadengan adiknya (korban) RM ini tidak ada masalah."Kami sering guyon lah ibarat layaknya seperti kakak dan adik," katanya.
Kapolsek Kalideres Polres Metro Jakarta Barat AKP Syafri Wasdar menerangkan, perlu kami sampaikan tidak ada sisa atau bekas makanan itu keterangan sementara tapi belum tentu menjadi penyebab kematian.Menurut dokter, jenazah yang dilakukan pemeriksaan dalam keadaan begitu memang tidak ada masuk makanan dua hari atau lebih sebelum meninggal.
Keterangan keluarganya mengatakan dia tidak pernah berkomunikasi dengan keluarga inti karena dia yang perempuan itu tujuh bersaudara."Kemudian kemarin disampaikan bahwa tidak ditemukan sisa atau bekas makanan di lambung, itu keterangan sementara," ucapnya.
Menurut dokter, bahwa jenazah yang melakukan pemeriksaan dalam keadaan begitu memang tidak ada masuk makanan dua hari atau lebih sebelum meninggal.
"Tidak ditemukan ada makanan bukan berarti kelaparan, bisa saja orang tersebut tidak mau makan atau tidak berusaha mencari makanan. Tapi keluarga itu memang tertutup dan tidak bersosialisasi," tuturnya.
“Saya tidak yakin di DKI Jakarta ini meninggal karena kelaparan. Kalau dilihat dari segi rumah yang tinggal di kawasan kompleks tidak mungkin dia tidak makan,” kata Tokoh Pemuda (Tomud) Jakarta Barat Umar Abdul Aziz di Jakarta, Sabtu (12/11/2022).
Umar yang juga menjabat sebagai Wakil DPD KAI Jakarta Barat ini mengatakan, satu keluarga meninggal diduga akibat mendapatkan beban yang sangat tinggi. Kata sia, sehingga satu keluarga itu menutup diri dari lingkungan masyarakat.
“Bahkan dari media yang saya baca, mereka memiliki mobil dan rumah yang diduga bernilai Rp3,8 miliar. Tidak patut, bahwasannya dugaan meninggal karena kelaparan,” kata Umar.
Maka itu, dia meminta, masyarakat tidak serta merta menyalahkan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat. Dia mengimbau, agar masyarakat lebih dahulu mencari kebenaran dan faktanya tidak asal bunyi alias asbun.
“Jadi tidak serta merta kita mencari kambing hitam dari musibah yang menimpa keluarga di Kalideres tersebut. Dalam hal ini masyarakat tidak boleh menyalahkan Pemkot, karena kita harus menilai secara objektif dari fakta yang ada," imbuhnya.
Sebelumnya, peristiwa meninggalnya satu keluarga di perumahan mewah Citra Garden, RW 15 Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Kota Jakarta Barat, menggemparkan warga sekitar.Mereka adalah Rudianto (71), Margaret (58), Dian (40) dan Budianto (69).
Jenazah satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri, anak perempuan dan paman tersebut sudah dilakukan autopsi oleh Tim dokter forensik Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati Jakarta.
Hal serupa disampaikan oleh Handoyo, kerabat korban. Ia menerangkan, kondisi perekenomian keempat korban tidak tergolong sulit.
"Keluarga saya itu tidak terlalu sulit, jadi bukan kelaparan. Kemungkinan karena dia terlalu tertutup saja tidak berinteraksi kepada siapapun, kalau memang dia kelaparan pasti dong bisa menghubungi keluarga," ujar Handoyo selaku ipar dari istrinya korban ibu RM.
Sementara, Ibu Ris Astuti selaku adik dari korban RM mengaku dirinya terakhir komunikasi sekitar lima tahun yang lalu. Saat itu tidak terlihat adanya kejanggalan."Saya selaku adik korban saja jarang komunikasi, apalagi sama orang lain, korban terlalu tertutup," ucapnya.
Ia berhubungan paling hanya sekedar memberikan ucapan ulang tahun saja. Iadengan adiknya (korban) RM ini tidak ada masalah."Kami sering guyon lah ibarat layaknya seperti kakak dan adik," katanya.
Kapolsek Kalideres Polres Metro Jakarta Barat AKP Syafri Wasdar menerangkan, perlu kami sampaikan tidak ada sisa atau bekas makanan itu keterangan sementara tapi belum tentu menjadi penyebab kematian.Menurut dokter, jenazah yang dilakukan pemeriksaan dalam keadaan begitu memang tidak ada masuk makanan dua hari atau lebih sebelum meninggal.
Keterangan keluarganya mengatakan dia tidak pernah berkomunikasi dengan keluarga inti karena dia yang perempuan itu tujuh bersaudara."Kemudian kemarin disampaikan bahwa tidak ditemukan sisa atau bekas makanan di lambung, itu keterangan sementara," ucapnya.
Menurut dokter, bahwa jenazah yang melakukan pemeriksaan dalam keadaan begitu memang tidak ada masuk makanan dua hari atau lebih sebelum meninggal.
"Tidak ditemukan ada makanan bukan berarti kelaparan, bisa saja orang tersebut tidak mau makan atau tidak berusaha mencari makanan. Tapi keluarga itu memang tertutup dan tidak bersosialisasi," tuturnya.
(mhd)