TIDAR dan Ocean's Integrity Angkut 100 Ton Sampah Dalam Waktu 6 Jam di Sungai Cisadane

Senin, 07 November 2022 - 21:54 WIB
loading...
TIDAR dan Oceans Integrity...
Teknologi jaring baru yang dimiliki pendiri Oceans Integrity (RIO) Kieran Kelly menarik limbah yang terhanyut di Sungai Cisadane sebelum masuk ke laut. Foto: Ist
A A A
TANGERANG - Tunas Indonesia Raya (TIDAR) bersama Ocean's Integrity melakukan uji coba teknologi jaring baru yang dimiliki pendiri Ocean's Integrity (RIO) Kieran Kelly guna menarik limbah yang terhanyut di Sungai Cisadane sebelum masuk ke laut. Indonesia sebagai salah satu kontributor limbah maritim terbesar di dunia menjadi salah satu alasan inisiatif ini dijalankan.

"Musim hujan telah tiba dan banjir mulai melanda kembali. Kita semua tahu Indonesia punya permasalahan sampah dan selama ini banyak yang bicara tentang pencegahan dari segi pemilahan sampah dan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai. Tapi adakah yang betul-betul fokus mengumpulkan sampah yang sudah terlanjur hanyut di sungai dan bahkan sudah masuk ke laut? Belum banyak," ujar Ketua Umum TIDAR Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.

Ocean's Integrity memiliki jaring raksasa berukuran 120 x 20 x 280 meter dengan sistem baru dan teknologi yang dapat menyaring bahkan plastik mikro yang masuk ke dalamnya.
Baca juga: TPA Cipeucang Longsor, Gunungan Sampah Tutup Sungai Cisadane

"Paru-paru dunia bukan hanya pohon, tapi justru plankton lebih lagi," kata Kieran dengan logat Inggris Irlandianya.

"Riset menunjukkan plankton telah mati dalam skala yang sangat besar akibat plastik mikro di laut. Artinya kadar oksigen kita akan sangat terdampak. Jaring MPED atau Micro-Plastic Elimination Device ini dapat menyaring sampah sampai level mikro. Jika diproduksi dalam jumlah banyak dan dengan ukuran berbeda-beda kita bisa mengatasi permasalahan limbah maritim secara serius."

"Awalnya, kita kira akan mengangkut sekitar 6 ton sampah dengan MPED ditaruh dalam Sungai Cisadane selama 6 jam," tutur Sara, panggilan akrab mantan anggota DPR RI itu.

"Tapi, lihat! Dari dokumentasi yang baru saja kita dapatkan ini pasti lebih dari 100 ton," tambahnya.

Sara dan Kieran berharap MPED bisa dilihat sebagai salah satu solusi nyata mengatasi permasalahan sampah dan krisis iklim. Mereka siap bekerja sama dengan para aktivis lingkungan hidup dan filantropis lintas sektor untuk memastikan MPED ada di setiap aliran air seperti sungai, kali, bahkan drainase di Indonesia dan dunia.
(jon)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1800 seconds (0.1#10.140)