49 Tanggul Rawan Jebol, Pemkab Bekasi: Warga Bantaran Sungai Waspada Banjir
loading...
A
A
A
BEKASI - Pemkab Bekasi menginstruksikan seluruh perangkat daerah untuk segera bersiap menghadapi musim hujan. Sebagai daerah dengan risiko bencana sedang hingga tinggi, semua pihak diminta memprioritaskan perlindungan terhadap masyarakat.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, pemerintah melakukan upaya prevensi menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, di antaranya melakukan mitigasi secara struktural dan nonstruktural, aktivasi posko siaga darurat, serta kesiapsiagaan personel.
“Pokoknya yang terpenting menghadapi bencana itu yaitu memberikan perlindungan kepada masyarakat. Ini penting diantisipasi karena Kabupaten Bekasi termasuk daerah dengan indeks risiko bencana sedang tinggi,” kata Dani, Selasa (11/10/2022).
Dalam beberapa tahun terakhir, banjir menjadi bencana yang kerap terjadi di hampir seluruh wilayah Bekasi. Banjir terparah terjadi di wilayah utara dan di sepanjang daerah aliran sungai.
Meskipun telah dilakukan mitigasi, namun tidak ada DAS yang bisa dinyatakan bebas banjir.Apalagi, kata Dani, sungai memiliki karakteristik tersendiri dan terdapat siklus lima hingga sepuluh tahunan. Kondisi ini yang harus diantisipasi dengan kesiapsiagaan.
“Tidak ada istilah bebas banjir di daerah aliran sungai, karena karakteristik sungai, DAS dan hujan memiliki siklus tahunan, 5 tahun, 10 tahun, selain itu manajemen sungai kita yang masih lemah serta ada fenomena climate changes,” ujarnya.
Tingginya potensi banjir di DAS tidak lepas dari Bekasi yang berada pada wilayah hilir Citarum. Hingga kini, program revitalisasi sungai terpanjang di Jawa Barat ini yakni Citarum Harum, belum sampai ke wilayah hilir. Alhasil potensi banjir masih tetap tinggi.
Banjir terbesar akibat luapan Citarum pun sempat terjadi di Kecamatan Pebayuran pada awal 2021. Ketika itu puluhan ribu kepala keluarga terpaksa mengungsi karena rumah mereka hancur dihempas derasnya aliran sungai Citarum.
Tidak hanya itu, berdasarkan catatan BBWS Citarum pada 2021, terdapat 55 titik tanggul kritis pada DAS Citarum. Sebanyak 49 titik di antaranya berada di Kabupaten Bekasi. “Titik kritis ini sudah kami upayakan agar segera dibenahi,” ucap dia.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis mengatakan telah menerjunkan seluruh personelnya untuk mengantisipasi bencana di setiap titik rawan. Penyiapan personel dilakukan lantaran curah hujan dalam beberapa pekan terakhir terus meningkat.
“Selain personel juga mulai ada pendirian posko dan dapur umum, pengiriman perahu karet, pengiriman karung plastik, pemberian bantuan logistik, dan rehabilitasi tanggul yang rusak. Berbagai penanganan kami sinergikan bersama TNI/Polri,” katanya.
Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, pemerintah melakukan upaya prevensi menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, di antaranya melakukan mitigasi secara struktural dan nonstruktural, aktivasi posko siaga darurat, serta kesiapsiagaan personel.
“Pokoknya yang terpenting menghadapi bencana itu yaitu memberikan perlindungan kepada masyarakat. Ini penting diantisipasi karena Kabupaten Bekasi termasuk daerah dengan indeks risiko bencana sedang tinggi,” kata Dani, Selasa (11/10/2022).
Dalam beberapa tahun terakhir, banjir menjadi bencana yang kerap terjadi di hampir seluruh wilayah Bekasi. Banjir terparah terjadi di wilayah utara dan di sepanjang daerah aliran sungai.
Meskipun telah dilakukan mitigasi, namun tidak ada DAS yang bisa dinyatakan bebas banjir.Apalagi, kata Dani, sungai memiliki karakteristik tersendiri dan terdapat siklus lima hingga sepuluh tahunan. Kondisi ini yang harus diantisipasi dengan kesiapsiagaan.
“Tidak ada istilah bebas banjir di daerah aliran sungai, karena karakteristik sungai, DAS dan hujan memiliki siklus tahunan, 5 tahun, 10 tahun, selain itu manajemen sungai kita yang masih lemah serta ada fenomena climate changes,” ujarnya.
Tingginya potensi banjir di DAS tidak lepas dari Bekasi yang berada pada wilayah hilir Citarum. Hingga kini, program revitalisasi sungai terpanjang di Jawa Barat ini yakni Citarum Harum, belum sampai ke wilayah hilir. Alhasil potensi banjir masih tetap tinggi.
Banjir terbesar akibat luapan Citarum pun sempat terjadi di Kecamatan Pebayuran pada awal 2021. Ketika itu puluhan ribu kepala keluarga terpaksa mengungsi karena rumah mereka hancur dihempas derasnya aliran sungai Citarum.
Tidak hanya itu, berdasarkan catatan BBWS Citarum pada 2021, terdapat 55 titik tanggul kritis pada DAS Citarum. Sebanyak 49 titik di antaranya berada di Kabupaten Bekasi. “Titik kritis ini sudah kami upayakan agar segera dibenahi,” ucap dia.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bekasi, Muchlis mengatakan telah menerjunkan seluruh personelnya untuk mengantisipasi bencana di setiap titik rawan. Penyiapan personel dilakukan lantaran curah hujan dalam beberapa pekan terakhir terus meningkat.
“Selain personel juga mulai ada pendirian posko dan dapur umum, pengiriman perahu karet, pengiriman karung plastik, pemberian bantuan logistik, dan rehabilitasi tanggul yang rusak. Berbagai penanganan kami sinergikan bersama TNI/Polri,” katanya.
(ams)