Fujifilm Indonesia Gelar Semarak Suasana Selembar Foto Instan di Panti Asuhan Tebet
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fujifilm Indonesia (FFID) mengunjungi panti Asuhan Kuntum Teratai di Kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan . Hal ini dilakukan untuk berbagi kebahagian kepada penghuni panti asuhan tersebut dalam rangka HUT ke-11 FFDI.
Presiden Direktur FFID Masato Yamamoto mengatakan, pilihan FFID untuk berbagi kebahagiaan bersama tahun ini adalah dengan berkunjung ke sebuah panti asuhan. Panti asuhan yang terletak di Kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan yakni Panti Asuhan Kuntum Teratai.
“Kunjungan ke panti asuhan ini, selain menumbuhkan rasa kasih sayang di dalam diri kita, juga sebagai pengingat untuk terus membumi. Saya bahagia melihat anak-anak di panti asuhan ini bahagia,” kata Masato, Rabu (28/9/2022).
Masato mengatakan, anak-anak di Panti Asuhan Kuntum Teratai terlihat sangat bahagia. Yang lebih special-nya lagi, di hari itu, dua anak yang tinggal di panti asuhan juga sedang berulang tahun. Mereka adalah Bunga dan Azzizah. Bunga berulang tahun yang ke-10 dan Azzizah berulang tahun yang ke-11.
Dengan sedikit rasa malu-malu, layaknya anak seumurannya, mereka maju untuk meniupkan lilin kue ulang tahun. “Biarkan mereka yang meniup lilin, sekaligus mewakili Fujifilm,” ucap Masato.
General Manager Corporate Affairs Rudy Handojo mengatakan, pihaknya kini terus tumbuh. Maka itu, kata dia, pihaknya mengajak orang di sekelilingnya untuk tumbuh bersama.
“Tidak pas rasanya, apabila kita bertumbuh tetapi tidak mengajak orang di sekeliling kita untuk merasakan kebahagiaan yang kita rasakan,” ucap Rudy.
Dalam kesempatan ini, penghuni panti Bunga dan Azzizah sambil meniup lilin, sayang rasanya apabila momen indah itu tidak diabadikan. Banyak kamera digital maupun kamera handphone mulai mengambil foto mereka. Kebahagian yang tersembunyi di balik wajah mereka yang sedang malu-malu, sekarang sudah terabadikan.
Kebahagiaan yang mereka rasakan pun terasa oleh teman-temannya yang lain. Seperti yang tersirat dari senyum yang mengembang di wajah Kiki Ramadhan (12 tahun). Kiki bersama teman-temannya sesama anak asuh penghuni Panti Asuhan Kuntum Teratai asyik memperhatikan sebuah kamera berukuran kecil yang sedang dikeluarkan oleh tim FFID, kamera yang lalu diserahkan ke seorang pengurus panti asuhan.
Bersama puluhan teman sesama penghuni panti asuhan, mata Kiki lurus menatap kamera tersebut dengan wajah semringah, tawa lebar tersungging di mulutnya. Tetapi masih terlihat ada sedikit rasa bingung di raut wajahnya.
Dalam ratusan perasaan yang sedang Kiki rasakan terdengar suara, “Lihat kamera ya… Satu.. Dua.. Tiga..,” teriak salah satu pengurus panti asuhan yang memegang kamera tersebut, sambil menekan salah satu tombol.
Hanya dalam hitungan detik, keluarlah selembar kertas foto dari badan kamera. Memang, ini sebuah kamera instan, yang bisa memotret dan langsung mencetak hasilnya. Di lembar foto itu, terdapat gambar Kiki bersama rekan-rekannya sesama penghuni Panti Asuhan Kuntum Teratai yang sedang tersenyum lebar.
“Saya senang, fotonya bisa langsung jadi. Belum pernah saya lihat kamera seperti ini,” kata anak laki-laki yang sejak usia 4 tahun tinggal di panti asuhan ini.
Ternyata alasan kenapa ada sedikit raut bingung di wajahnya tadi terjawab sudah. Kamera instan kecil seperti ini belum pernah dilihatnya. Mungkin dipikirnya tadi, saat pertama kali melihat kamera itu, “mungkin, itu mainan ya?”
Tidak hanya itu, rasa bahagia juga disampaikan Ketua Yayasan Panti Asuhan Kuntum Teratai, Ibu Nina Agustina, dalam kegiatan Fujifilm CSR Tahun 2022 bertema “Don’t Just Take, Give,” ini. Menurutnya, kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka peringatan hari ulang tahun Fujifilm ke-11 membawa kebahagiaan bagi semua penghuni panti asuhan, di antaranya berkat hadirnya kamera instan.
Kehadiran kamera instan yang populer, menurut Nina memang terasa asing untuk sebagian besar anak-anak masa kini. Namun, justru hal itu menciptakan daya tarik dan keingintahuan anak-anak untuk menggunakan kamera ini. “Anak-anak merasa asing, tetapi kepingin tahu sehingga daya kepo-nya tinggi,” katanya.
Namun bagi Nina yang telah mendirikan panti asuhan sejak tahun 2004, keberadaan kamera yang bisa mencetak foto sendiri membangkitkan kenangan lama di masa kecil. Ketika selembar foto bisa disimpan dan mampu dinikmati lagi di lain waktu, dirinya merasa dekat dengan memori itu.
“Senang sekali ada lembaran foto yang bisa dinikmati saat itu, bisa disimpan dan bisa dilihat lagi di lain waktu untuk membangkitkan memori,” kata Nina.
Consumer Printing (Instax) Marketing Manager Rena Ratna Sari mengatakan, kamera instan kecil ini pada dasarnya sudah ada sejak tahun 1998. Dan semenjak itu, kamera yang dikenal dengan nama Kamera Instax, terus berinovasi.
“kamera Instax terus berkembang dengan menghadirkan produk-produk terbaru. Menyesuaikan dengan inovasi teknologi terkini dan pastinya menyesuaikan dengan tren anak muda,” kata Rena.
Presiden Direktur FFID Masato Yamamoto mengatakan, pilihan FFID untuk berbagi kebahagiaan bersama tahun ini adalah dengan berkunjung ke sebuah panti asuhan. Panti asuhan yang terletak di Kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan yakni Panti Asuhan Kuntum Teratai.
“Kunjungan ke panti asuhan ini, selain menumbuhkan rasa kasih sayang di dalam diri kita, juga sebagai pengingat untuk terus membumi. Saya bahagia melihat anak-anak di panti asuhan ini bahagia,” kata Masato, Rabu (28/9/2022).
Masato mengatakan, anak-anak di Panti Asuhan Kuntum Teratai terlihat sangat bahagia. Yang lebih special-nya lagi, di hari itu, dua anak yang tinggal di panti asuhan juga sedang berulang tahun. Mereka adalah Bunga dan Azzizah. Bunga berulang tahun yang ke-10 dan Azzizah berulang tahun yang ke-11.
Dengan sedikit rasa malu-malu, layaknya anak seumurannya, mereka maju untuk meniupkan lilin kue ulang tahun. “Biarkan mereka yang meniup lilin, sekaligus mewakili Fujifilm,” ucap Masato.
General Manager Corporate Affairs Rudy Handojo mengatakan, pihaknya kini terus tumbuh. Maka itu, kata dia, pihaknya mengajak orang di sekelilingnya untuk tumbuh bersama.
“Tidak pas rasanya, apabila kita bertumbuh tetapi tidak mengajak orang di sekeliling kita untuk merasakan kebahagiaan yang kita rasakan,” ucap Rudy.
Dalam kesempatan ini, penghuni panti Bunga dan Azzizah sambil meniup lilin, sayang rasanya apabila momen indah itu tidak diabadikan. Banyak kamera digital maupun kamera handphone mulai mengambil foto mereka. Kebahagian yang tersembunyi di balik wajah mereka yang sedang malu-malu, sekarang sudah terabadikan.
Kebahagiaan yang mereka rasakan pun terasa oleh teman-temannya yang lain. Seperti yang tersirat dari senyum yang mengembang di wajah Kiki Ramadhan (12 tahun). Kiki bersama teman-temannya sesama anak asuh penghuni Panti Asuhan Kuntum Teratai asyik memperhatikan sebuah kamera berukuran kecil yang sedang dikeluarkan oleh tim FFID, kamera yang lalu diserahkan ke seorang pengurus panti asuhan.
Bersama puluhan teman sesama penghuni panti asuhan, mata Kiki lurus menatap kamera tersebut dengan wajah semringah, tawa lebar tersungging di mulutnya. Tetapi masih terlihat ada sedikit rasa bingung di raut wajahnya.
Dalam ratusan perasaan yang sedang Kiki rasakan terdengar suara, “Lihat kamera ya… Satu.. Dua.. Tiga..,” teriak salah satu pengurus panti asuhan yang memegang kamera tersebut, sambil menekan salah satu tombol.
Hanya dalam hitungan detik, keluarlah selembar kertas foto dari badan kamera. Memang, ini sebuah kamera instan, yang bisa memotret dan langsung mencetak hasilnya. Di lembar foto itu, terdapat gambar Kiki bersama rekan-rekannya sesama penghuni Panti Asuhan Kuntum Teratai yang sedang tersenyum lebar.
“Saya senang, fotonya bisa langsung jadi. Belum pernah saya lihat kamera seperti ini,” kata anak laki-laki yang sejak usia 4 tahun tinggal di panti asuhan ini.
Ternyata alasan kenapa ada sedikit raut bingung di wajahnya tadi terjawab sudah. Kamera instan kecil seperti ini belum pernah dilihatnya. Mungkin dipikirnya tadi, saat pertama kali melihat kamera itu, “mungkin, itu mainan ya?”
Tidak hanya itu, rasa bahagia juga disampaikan Ketua Yayasan Panti Asuhan Kuntum Teratai, Ibu Nina Agustina, dalam kegiatan Fujifilm CSR Tahun 2022 bertema “Don’t Just Take, Give,” ini. Menurutnya, kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka peringatan hari ulang tahun Fujifilm ke-11 membawa kebahagiaan bagi semua penghuni panti asuhan, di antaranya berkat hadirnya kamera instan.
Kehadiran kamera instan yang populer, menurut Nina memang terasa asing untuk sebagian besar anak-anak masa kini. Namun, justru hal itu menciptakan daya tarik dan keingintahuan anak-anak untuk menggunakan kamera ini. “Anak-anak merasa asing, tetapi kepingin tahu sehingga daya kepo-nya tinggi,” katanya.
Namun bagi Nina yang telah mendirikan panti asuhan sejak tahun 2004, keberadaan kamera yang bisa mencetak foto sendiri membangkitkan kenangan lama di masa kecil. Ketika selembar foto bisa disimpan dan mampu dinikmati lagi di lain waktu, dirinya merasa dekat dengan memori itu.
“Senang sekali ada lembaran foto yang bisa dinikmati saat itu, bisa disimpan dan bisa dilihat lagi di lain waktu untuk membangkitkan memori,” kata Nina.
Consumer Printing (Instax) Marketing Manager Rena Ratna Sari mengatakan, kamera instan kecil ini pada dasarnya sudah ada sejak tahun 1998. Dan semenjak itu, kamera yang dikenal dengan nama Kamera Instax, terus berinovasi.
“kamera Instax terus berkembang dengan menghadirkan produk-produk terbaru. Menyesuaikan dengan inovasi teknologi terkini dan pastinya menyesuaikan dengan tren anak muda,” kata Rena.
(mhd)