Masih Ragu, Bima Arya Belum Mau Terapkan AKB Total

Jum'at, 03 Juli 2020 - 08:39 WIB
loading...
Masih Ragu, Bima Arya...
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Wakilnya Dedie Rachim. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
BOGOR - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor belum mau menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) secara total atau full. Pertarungan melawan Covid-19 ini adalah ibarat lari marathon.

Hal demikian disampaikan oleh Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto. Strateginya juga harus jangka panjang,kata dia,walaupun ada data-data yang relatif membahagiakan dan sangat baik.

"Tetapi cara pandang kita tetap cara pandang marathon tadi. Misalnya mau lari 10 KM, lalu hingga kilometer ke-5 catatan waktunya masih baik, tapi belum tentu di kilometer ke-6 atau ke-7 kita bisa tetap baik. Barangkali bisa tidak sampai garis finish. Jadi, data-data itu kita sikapi betul-betul perspektif jangka panjang. Strateginya harus matang," kata Bima Arya di Bogor, Jumat (3/7/2020).

Dia mencontohkan, angka reproduksi efektif (Rt) atau penyebaran Covid-19 di Kota Bogor merupakan paling rendah dibanding daerah lain di Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek). Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyebut angka Rt Kota Bogor 0,33.

"Jadi, mengingat kedekatan kita dengan Jakarta, angka ini sangat baik. Tapi sekali lagi, kita harus tetap waspada. Ini marathon, ini jangka panjang. Bahkan, dari Jabar ada prediksi puncak pandemi masih awal tahun depan. Kami pada prinsipnya menyelaraskan antara aspek kesehatan dan ekonomi. Kesehatan adalah yang utama. Namun ekonomi juga harus diperhatikan," terangnya. ( )

Maka dari itu, kata dia, mulai 3 Juli 2020 Kota Bogor akan memasuki fase Pra-AKB. "Ini PSBB yang berbeda, tetapi belum juga dikatakan full AKB karena ada beberapa yang sudah kita buka dan diizinkan beroperasi tetapi masih banyak juga yang perlu waktu untuk diizinkan. Fase Pra-AKB akan dilaksanakan selama satu bulan ke depan," tuturnya.

Dalam fase Pra-AKB ini, Bima kembali membuka sektor baru yang diperbolehkan operasi, yakni transportasi seperti ojek online (ojol) dan ojek pangkalan (opang) serta kegiatan-kegiatan di hotel selain fasilitas penginapan.

"Di bidang transportasi, ojol dan opang diizinkan untuk mengangkut penumpang mulai Senin, 6 Juli 2020 pada jam 4 pagi sampai jam 12 malam dengan protokol kesehatan seperti masker, hand sanitizer selalu disiapkan, kendaraan disemprot disinfektan setiap habis beroperasi, penumpang wajib memakai hairnet," terangnya.

“Penumpang juga diimbau untuk membawa helm sendiri. Kendaraan dipasang penyekat. Saya kira teman-teman pengemudi ojol sudah punya mekanismenya. Penyekat ini tidak harus dipasang di motor tetapi bisa melekat seperti diransel oleh pengemudi ojol. Kemudian Pemkot mewajibkan operator untuk menyediakan cek poin kesehatan. Sehingga bisa di tes kesehatan bagi para pengemudi,” tambahnya.

Untuk angkutan perkotaan (angkot), diizinkan penambahan kapasitas penumpang hingga 60 persen dari daya tampung dan beroperasi mulai jam 04.00 WIB hingga jam 23.00 WIB. Sementara kendaraan pribadi dapat membawa penumpang sesuai daya tampung.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1963 seconds (0.1#10.140)