Evaluasi PSBB Bodebek, Penularan Covid-19 di Kota Bogor Terendah

Kamis, 02 Juli 2020 - 09:30 WIB
loading...
Evaluasi PSBB Bodebek, Penularan Covid-19 di Kota Bogor Terendah
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Balai Kota Bogor. Foto: Haryudi/SINDOnews
A A A
BOGOR - Angka risiko penularan Covid-19 di Kota Bogor ternyata paling rendah dibandingkan empat kota atau kabupaten di Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek). Hal itu terungkap dalam rapat evaluasi tingkat kewaspadaan Covid-19 bersama Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil melalui saluran video conference, Rabu 1 Juli 2020.

"Pak Gubernur tadi menyampaikan khusus ke wilayah Bodebek, angka reproduksi efektif atau angka penularan di Bodebek paling rendah adalah di Kota Bogor dengan angka 0,33. Itu kita syukuri karena kerja keras kita ada hasilnya. Angka 0,33 itu skor terendah di Bodebek dan Pak Gubernur mengapresiasi," ungkap Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto di Balai Kota Bogor.

Khusus wilayah Bodebek, kata dia, sebagai daerah yang berdekatan dengan DKI Jakarta, Ridwan Kamil menyampaikan angka reproduksi efektif Covid-19 di Kota Depok (1,17), Bekasi (0,71), Kabupaten Bogor (0,66), Kabupaten Bekasi (0,57) dan Kota Bogor (0,33). ( )

Angka reproduksi efektif (Rt) merupakan salah satu indikator dalam menentukan tingkat kewaspadaan Covid-19 di wilayah Jawa Barat. Selain itu ada juga indikator yang dinilai yakni laju Orang Dalam Pemantauan (ODP), laju Pasien Dalam Pengawasan (PDP), laju perkembangan pasien positif, laju kesembuhan (recovery rate), laju kematian (case fatality rate), laju transmisi (contact index), risiko geografis dan laju pergerakan.

"Meski trend penyebaran Covid-19 di Kota Bogor cenderung melandai, kata Bima, tapi situasi belum aman sepenuhnya. 2 Juli merupakan hari terakhir masa PSBB Proporsional di fase transisi. Pemkot akan evaluasi dan Insya Allah akan diumumkan langsung bagaimana kelanjutannya ke depan. Termasuk soal aturan ojek online yang boleh angkut penumpang dan kegiatan-kegiatan di hotel selain fasilitas menginap dan tempat umum lainnya," tutur Bima.

Bima menjelaskan, Gubernur Jabar menyerahkan kepada kepala daerah Bodebek untuk menentukan kebijakan ke depannya seperti apa. "Kerangkanya masih dalam kerangka PSBB proporsional tetapi dipersilahkan untuk memulai pra adaptasi kebiasaan baru (Pra-AKB) di bidang tertentu," katanya. ( )

"Beberapa hari ke depan kita akan koordinasikan secara teknis seperti apa. Misalnya mengizinkan Ojol untuk beroperasi mengangkut penumpang dengan protokol kesehatan dan lain-lain. Memasuki persiapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) jadi bisa dibilang era Pra-AKB. Beberapa masih dilarang, seperti sekolah masih belum boleh, kemudian olahraga yang kontak fisik masih belum diizinkan," tambahnya.

Pemkot Bogor, lanjut Bima, juga akan menggencarkan tes swab di sejumlah sektor. "Swab kita sekarang sudah sekitar 4.000 lebih. Target kita 8.000. Kita akan kejar terus. Akan digencarkan ini. Semakin masif tes swab di Kota Bogor ini. Untuk masyarakat agar tetap gunakan masker, jaga jarak dan cuci tangan," pungkasnya.
(mhd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1582 seconds (0.1#10.140)