PSBB Akan Berakhir, DKI Diminta Kaji Matang Sebelum Terapkan New Normal
loading...
A
A
A
Peringatan Presiden
Risiko yang harus ditanggung jika memasuki era new normal tanpa persiapan matang sangat besar. Salah satu ancamannya adalah munculnya gelombang kedua Covid-19. Atas dasar Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin mengingatkan seluruh kepala daerah untuk tidak tergesa-gesa mengambil kebijakan transisi PSBB menuju tatanan kenormalan baru.
"Jangan sampai kita berani membuka (PSBB), masuk ke new normal, tapi keadaan data masih belum memungkinkan. Jangan dipaksa, tidak perlu tergesa-gesa," ujar Jokowi saat menyampaikan pengarahan melalui telekonferensi dari Provinsi Jawa Tengah kemarin. (Baca juga: Mal Masih Lesu)
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan, keputusan memberlakukan new normal harus berdasarkan data saintifik dan pendapat para ahli. "Data-data itu dipakai. Jangan sampai Rt-nya masih tinggi di atas 1, R0 masih tinggi sudah berani buka. Hati-hati, jangan membuat kebijakan tanpa data science yang jelas," katanya.
Kendati Jakarta masih berkutat dengan masalah pandemi, sejumlah pihak justru mendukung Pemprov DKI membuat pelonggaran sebagai tahapan sebelum masuk era new normal. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani, mengatakan, saatnya Pemprov DKI berinovasi dan tidak lagi mengurung diri. Tidak ada yang perlu khawatir berlebihan sepanjang protokol kesehatan Covid-19 dijalankan dengan baik, melibatkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. "Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama. Semua harus patuh. Ini saatnya DKI bangkit," katanya melalui pesan singkat kemarin.
Zita menuturkan, banyak negara di dunia saat ini mencoba hidup berdampingan dengan Covid-19. Itu harus dilakukan sampai kemudian vaksin Covid-19 ditemukan. Dia juga mendorong pemerintah menciptakan vaksin sendiri. "Saatnya berinovasi. Jangan berpikir kapan vaksinnya ada, tapi bagaimana generasi anak bangsa bisa menciptakan vaksin sendiri," ujarnya. (Lihat videonya: Lima Rumah warga Terseret Longsor di Palopo)
Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, mengatakan, selama masa PSBB transisi ini masyarakat Jabodetabek pada dasarnya sudah bergerak memasuki new normal. Dia justru menyarankan Pemprov DKI Jakarta segera memfasilitasi protokol kesehatan normal baru dengan ketat di lapangan, seperti di mal, angkutan umum, perkantoran, hingga pasar rakyat untuk mencegah penyebaran dan kluster baru.
"Jakarta sudah harus berani masuk ke normal baru karena bagaimanapun Jakarta tetap menjadi barometer semuanya, termasuk penanganan Covid-19, memasuki normal baru, serta menggerakkan perekonomian nasional," kata Nirwono melalui pesan singkatnya kemarin. (Bima Setyadi/Bakti)
Risiko yang harus ditanggung jika memasuki era new normal tanpa persiapan matang sangat besar. Salah satu ancamannya adalah munculnya gelombang kedua Covid-19. Atas dasar Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin mengingatkan seluruh kepala daerah untuk tidak tergesa-gesa mengambil kebijakan transisi PSBB menuju tatanan kenormalan baru.
"Jangan sampai kita berani membuka (PSBB), masuk ke new normal, tapi keadaan data masih belum memungkinkan. Jangan dipaksa, tidak perlu tergesa-gesa," ujar Jokowi saat menyampaikan pengarahan melalui telekonferensi dari Provinsi Jawa Tengah kemarin. (Baca juga: Mal Masih Lesu)
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengingatkan, keputusan memberlakukan new normal harus berdasarkan data saintifik dan pendapat para ahli. "Data-data itu dipakai. Jangan sampai Rt-nya masih tinggi di atas 1, R0 masih tinggi sudah berani buka. Hati-hati, jangan membuat kebijakan tanpa data science yang jelas," katanya.
Kendati Jakarta masih berkutat dengan masalah pandemi, sejumlah pihak justru mendukung Pemprov DKI membuat pelonggaran sebagai tahapan sebelum masuk era new normal. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani, mengatakan, saatnya Pemprov DKI berinovasi dan tidak lagi mengurung diri. Tidak ada yang perlu khawatir berlebihan sepanjang protokol kesehatan Covid-19 dijalankan dengan baik, melibatkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. "Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama. Semua harus patuh. Ini saatnya DKI bangkit," katanya melalui pesan singkat kemarin.
Zita menuturkan, banyak negara di dunia saat ini mencoba hidup berdampingan dengan Covid-19. Itu harus dilakukan sampai kemudian vaksin Covid-19 ditemukan. Dia juga mendorong pemerintah menciptakan vaksin sendiri. "Saatnya berinovasi. Jangan berpikir kapan vaksinnya ada, tapi bagaimana generasi anak bangsa bisa menciptakan vaksin sendiri," ujarnya. (Lihat videonya: Lima Rumah warga Terseret Longsor di Palopo)
Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, mengatakan, selama masa PSBB transisi ini masyarakat Jabodetabek pada dasarnya sudah bergerak memasuki new normal. Dia justru menyarankan Pemprov DKI Jakarta segera memfasilitasi protokol kesehatan normal baru dengan ketat di lapangan, seperti di mal, angkutan umum, perkantoran, hingga pasar rakyat untuk mencegah penyebaran dan kluster baru.
"Jakarta sudah harus berani masuk ke normal baru karena bagaimanapun Jakarta tetap menjadi barometer semuanya, termasuk penanganan Covid-19, memasuki normal baru, serta menggerakkan perekonomian nasional," kata Nirwono melalui pesan singkatnya kemarin. (Bima Setyadi/Bakti)
(ysw)