Wakil Wali Kota Depok Pesan Perumahan Harus Berkonsep Kasih Sayang dengan Alam
loading...
A
A
A
DEPOK - Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono berpesan kepada semua pengembang di Depok agar dalam membangun proyek propertinya menerapkan konsep Rahmatan Lilalamin. Kehadiran pengembang di tengah kehidupan masyarakat harus mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi manusia maupun alam.
“Artinya dalam membangun proyek perumahan harus memperhatikan semua makhluk baik yang hidup maupun yang mati. Termasuk juga kelestarian alam. Jangan sampai proyek perumahan merusak sistem drainase, apalagi menutup setu yang bisa berakibat banjir,” ujar Imam saat Grand Launching The Angsana Foresthill dan Opening Akbar 1.000 Unit Perumahan PT Harmony Land Group di Jabodetabek, Citayam, Depok, Sabtu (16/7/2022).
Perumahan yang dibangun di Depok jangan sampai kawasannya gersang tanpa pepohonan. Tujuannya untuk menjaga Indonesia sebagai paru-paru dunia. Juga jangan sampai perumahan yang dibangun menyebabkan banjir di kawasan sekitar. Untuk itulah pentingnya sistem drainase. "Jangan buang aliran air ke daerah lain sehingga menyebabkan banjir ke tempat lain," ucapnya.
Baca juga: Pengembang Mulai Respons Permintaan Hunian Premium
Menurut Imam, Kota Depok terkenal sebagai kota dengan 1.000 Setu. Namun sayangnya ada beberapa Setu yang diuruk untuk dijadikan bangunan perumahan atau sekolah sehingga saat hujan deras banjir kembali ke daerah perumahan.
"Saat ini banyak bangunan sekolahan dan perumahan yang sudah dinormalisasi kembali jadi Setu oleh Pemkot Depok. Ada pun sekolah atau rumah tersebut akhirnya direlokasi. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan banjir," kata Imam.
CEO Harmony Land Group Fithor Muhammad menuturkan properti bagi kalangan milenial menjadi sebuah kebutuhan yang mendasar. Mereka umumnya membeli untuk ditempati dan bukan untuk investasi.
“Itu sebabnya, kami optimistis bahwa 10 proyek properti yang kami launching ini akan diminati kalangan milenial,” ujarnya.
Salah satu buktinya adalah proyek The Angsana Foresthill yang berlokasi di Bojonggede. Proyek ini sangat diminati oleh kaum milenial dengan jumlah peminat mencapai 500 orang. “Memang tidak semua aplikasinya disetujui pihak bank, namun hal itu menunjukkan pangsa pasar properti di level ini memang masih sangat besar,” katanya.
Menurut Fithor, kaum milenial dengan kisaran gaji antara Rp5 juta hingga Rp20 juta per bulan sudah mulai berpikir tentang hunian. Jumlah mereka cukup besar dan membutuhkan ketersediaan rumah dengan berbagai fasilitas penunjang.
“Tuntutan kaum milenial terhadap hunian yang ideal memang cukup tinggi, tak sekadar bangunan yang kokoh tetapi juga kekinian. Bersyukur kami bisa memenuhinya,” ucapnya.
Proyek properti di bawah naungan Harmony Land Group berupaya memenuhi segala tuntutan dan kebutuhan fasilitas yang diinginkan kaum milenial. Misalnya desain bangunan yang kekinian, fasilitas olahraga, taman, jalan memadai, saluran air, lingkungan asri, akses transportasi publik yang mudah dan lainnya.
“Setelah mereka melihat maket, mengunjungi lokasi proyek, serta melihat rumah contoh yang kami bangun umumnya mereka tertarik dengan produk properti yang kami tawarkan,” kata Fithor.
Notaris rekanan Harmony Land Group Isa Meilia mengingatkan pentingnya soal legalitas kepemilikan properti saat seseorang memutuskan untuk membeli sebuah hunian. "Soal legalitas saat membeli properti menjadi hal yang harus mendapat perhatian dari developer sebagai bagian dari layanan terhadap pelanggan atau konsumen," ujarnya.
Di sisi lain, untuk kelancaran kredit pemilikan rumah (KPR) PT Harmony Land Group menjalin kerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). Alasannya, saat ini ada kecenderungan kalangan milenial yang menginginkan produk perumahan yang dibelinya bisa dicicil dengan cara syariah.
Branch Manager BSI KCP Pangkalan Jati 2 Randy Dwi Prasetya menjelaskan, KPR melalui BSI memiliki sejumlah kelebihan dibanding bank konvensional. KPR melalui BSI bersifat flat atau besar cicilan tidak dipengaruhi turun naiknya suku bunga bank. Sementara cicilan kredit di bank konvensional bisa saja tiba-tiba besarnya cicilan meningkat ketika suku bunga bank naik.
"Selain itu jika konsumen KPR bank syariah ingin melunasi sisa cicilannya di tengah jalan maka konsumen tinggal membayar sejumlah utang yang belum dilunasi tanpa memperhitungkan bunga berjalan," ujarnya.
Perumahan The Angsana Foresthill yang dikembangkan sejak 2020 berlokasi di Pabuaran, Bojonggede. Dikembangkan di area seluas 13.000 meter persegi. Pada semester pertama tahun 2022, sudah ada 40 unit rumah dari 108 unit indent atau sekitar 40% unit sudah laku terjual atau sold out.
The Angsana Foresthill yang berada di pinggiran Kota Depok dan Bogor mengusung konsep perumahan nature sensation atau sensasi alami. Konsep hunian seperti ini sesuai bagi orang-orang yang memiliki kesibukan tinggi yang mendambakan quality time dengan keluarga.
“Artinya dalam membangun proyek perumahan harus memperhatikan semua makhluk baik yang hidup maupun yang mati. Termasuk juga kelestarian alam. Jangan sampai proyek perumahan merusak sistem drainase, apalagi menutup setu yang bisa berakibat banjir,” ujar Imam saat Grand Launching The Angsana Foresthill dan Opening Akbar 1.000 Unit Perumahan PT Harmony Land Group di Jabodetabek, Citayam, Depok, Sabtu (16/7/2022).
Perumahan yang dibangun di Depok jangan sampai kawasannya gersang tanpa pepohonan. Tujuannya untuk menjaga Indonesia sebagai paru-paru dunia. Juga jangan sampai perumahan yang dibangun menyebabkan banjir di kawasan sekitar. Untuk itulah pentingnya sistem drainase. "Jangan buang aliran air ke daerah lain sehingga menyebabkan banjir ke tempat lain," ucapnya.
Baca juga: Pengembang Mulai Respons Permintaan Hunian Premium
Menurut Imam, Kota Depok terkenal sebagai kota dengan 1.000 Setu. Namun sayangnya ada beberapa Setu yang diuruk untuk dijadikan bangunan perumahan atau sekolah sehingga saat hujan deras banjir kembali ke daerah perumahan.
"Saat ini banyak bangunan sekolahan dan perumahan yang sudah dinormalisasi kembali jadi Setu oleh Pemkot Depok. Ada pun sekolah atau rumah tersebut akhirnya direlokasi. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan banjir," kata Imam.
CEO Harmony Land Group Fithor Muhammad menuturkan properti bagi kalangan milenial menjadi sebuah kebutuhan yang mendasar. Mereka umumnya membeli untuk ditempati dan bukan untuk investasi.
“Itu sebabnya, kami optimistis bahwa 10 proyek properti yang kami launching ini akan diminati kalangan milenial,” ujarnya.
Salah satu buktinya adalah proyek The Angsana Foresthill yang berlokasi di Bojonggede. Proyek ini sangat diminati oleh kaum milenial dengan jumlah peminat mencapai 500 orang. “Memang tidak semua aplikasinya disetujui pihak bank, namun hal itu menunjukkan pangsa pasar properti di level ini memang masih sangat besar,” katanya.
Menurut Fithor, kaum milenial dengan kisaran gaji antara Rp5 juta hingga Rp20 juta per bulan sudah mulai berpikir tentang hunian. Jumlah mereka cukup besar dan membutuhkan ketersediaan rumah dengan berbagai fasilitas penunjang.
“Tuntutan kaum milenial terhadap hunian yang ideal memang cukup tinggi, tak sekadar bangunan yang kokoh tetapi juga kekinian. Bersyukur kami bisa memenuhinya,” ucapnya.
Proyek properti di bawah naungan Harmony Land Group berupaya memenuhi segala tuntutan dan kebutuhan fasilitas yang diinginkan kaum milenial. Misalnya desain bangunan yang kekinian, fasilitas olahraga, taman, jalan memadai, saluran air, lingkungan asri, akses transportasi publik yang mudah dan lainnya.
“Setelah mereka melihat maket, mengunjungi lokasi proyek, serta melihat rumah contoh yang kami bangun umumnya mereka tertarik dengan produk properti yang kami tawarkan,” kata Fithor.
Notaris rekanan Harmony Land Group Isa Meilia mengingatkan pentingnya soal legalitas kepemilikan properti saat seseorang memutuskan untuk membeli sebuah hunian. "Soal legalitas saat membeli properti menjadi hal yang harus mendapat perhatian dari developer sebagai bagian dari layanan terhadap pelanggan atau konsumen," ujarnya.
Di sisi lain, untuk kelancaran kredit pemilikan rumah (KPR) PT Harmony Land Group menjalin kerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI). Alasannya, saat ini ada kecenderungan kalangan milenial yang menginginkan produk perumahan yang dibelinya bisa dicicil dengan cara syariah.
Branch Manager BSI KCP Pangkalan Jati 2 Randy Dwi Prasetya menjelaskan, KPR melalui BSI memiliki sejumlah kelebihan dibanding bank konvensional. KPR melalui BSI bersifat flat atau besar cicilan tidak dipengaruhi turun naiknya suku bunga bank. Sementara cicilan kredit di bank konvensional bisa saja tiba-tiba besarnya cicilan meningkat ketika suku bunga bank naik.
"Selain itu jika konsumen KPR bank syariah ingin melunasi sisa cicilannya di tengah jalan maka konsumen tinggal membayar sejumlah utang yang belum dilunasi tanpa memperhitungkan bunga berjalan," ujarnya.
Perumahan The Angsana Foresthill yang dikembangkan sejak 2020 berlokasi di Pabuaran, Bojonggede. Dikembangkan di area seluas 13.000 meter persegi. Pada semester pertama tahun 2022, sudah ada 40 unit rumah dari 108 unit indent atau sekitar 40% unit sudah laku terjual atau sold out.
The Angsana Foresthill yang berada di pinggiran Kota Depok dan Bogor mengusung konsep perumahan nature sensation atau sensasi alami. Konsep hunian seperti ini sesuai bagi orang-orang yang memiliki kesibukan tinggi yang mendambakan quality time dengan keluarga.
(jon)