Sejarah Jakarta Fair, Bermula dari Pasar Malam hingga Jadi Pameran Modern
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah membuka Pekan Raya Jakarta ( PRJ ) atau Jakarta Fair 2022 di JiExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat pada Kamis 9 Juni 2022 malam. Sebelumnya event ini sempat absen karena tingginya kasus Covid-19.
“Dalam catatan kita 2019 jumlah pengunjung mencapai 6,8 juta orang, transaksi Rp7,5 triliun. Tahun ini mudah-mudahan angka itu terlewati lagi," kata Anies saat sambutan pembukaan Jakarta Fair 2022 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis 9 Juni 2022 malam.
Anies mengatakan, Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ) kembali digelar sejak dua tahun vakum imbas pandemi Covid-19. Dia mengatakan tradisi yang telah berjalan sejak 53 tahun silam itu kembali digelar.
"Kembali saksikan Jakarta Fair muncul di Kemayoran setelah 2 tahun absen. Terakhir kita merasakan pembukaan di Jakarta Fair 2019, 3 tahun lalu, dan waktu berjalan, alhamdulillah pandemi (Covid-19) makin terkendali dan saat ini tradisi yang sudah berjalan 53 tahun. Ini yang ke-53,” kata Anies.
Jakarta Fair 2022 yang sempat absen selama dua tahun ini kini menghadirkan sejumlah pameran bazar pakain, kuliner, bahkan konser musik. Tidak ketinggalan untuk keluarga, panitia juga menghadiran wahana yang bisa dinikmati secara bersama.
Tapi tahukah kalian asal mula Jakarta Fair yang kini dikenal PRJ?
Foto: Dok/Sudinpusarjakut.jakarta.go.id
Berdasarkan informasi yang dikutip dari situs Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi sudinpusarjakut.jakarta.go.id, Pekan Raya Jakarta (PRJ) pertama kali digelar di Monumen Nasional (Monas) 5 Juni hingga 20 Juli 1968 dan dibuka oleh Presiden Soeharto dengan melepas merpati pos. Sedangkan nama awal PRJ yakni Djakarta Fair atau disebut DF. Namun, seiring waktu ejaan lama itu berubah menjadi Jakarta Fair yang kemudian lebih popular dengan sebutan Pekan Raya Jakarta.
Pameran terbesar yang digelar tahunan ini merupakan gagasan Syamsudin Mangan yang lebih dikenal dengan nama Haji Mangan pada saat itu menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Kemudian usulan itu disampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin atau yang lebih dikenal oleh Bang Ali pada tahun 1967.
“Dalam catatan kita 2019 jumlah pengunjung mencapai 6,8 juta orang, transaksi Rp7,5 triliun. Tahun ini mudah-mudahan angka itu terlewati lagi," kata Anies saat sambutan pembukaan Jakarta Fair 2022 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis 9 Juni 2022 malam.
Anies mengatakan, Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ) kembali digelar sejak dua tahun vakum imbas pandemi Covid-19. Dia mengatakan tradisi yang telah berjalan sejak 53 tahun silam itu kembali digelar.
"Kembali saksikan Jakarta Fair muncul di Kemayoran setelah 2 tahun absen. Terakhir kita merasakan pembukaan di Jakarta Fair 2019, 3 tahun lalu, dan waktu berjalan, alhamdulillah pandemi (Covid-19) makin terkendali dan saat ini tradisi yang sudah berjalan 53 tahun. Ini yang ke-53,” kata Anies.
Jakarta Fair 2022 yang sempat absen selama dua tahun ini kini menghadirkan sejumlah pameran bazar pakain, kuliner, bahkan konser musik. Tidak ketinggalan untuk keluarga, panitia juga menghadiran wahana yang bisa dinikmati secara bersama.
Tapi tahukah kalian asal mula Jakarta Fair yang kini dikenal PRJ?
Foto: Dok/Sudinpusarjakut.jakarta.go.id
Berdasarkan informasi yang dikutip dari situs Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi sudinpusarjakut.jakarta.go.id, Pekan Raya Jakarta (PRJ) pertama kali digelar di Monumen Nasional (Monas) 5 Juni hingga 20 Juli 1968 dan dibuka oleh Presiden Soeharto dengan melepas merpati pos. Sedangkan nama awal PRJ yakni Djakarta Fair atau disebut DF. Namun, seiring waktu ejaan lama itu berubah menjadi Jakarta Fair yang kemudian lebih popular dengan sebutan Pekan Raya Jakarta.
Pameran terbesar yang digelar tahunan ini merupakan gagasan Syamsudin Mangan yang lebih dikenal dengan nama Haji Mangan pada saat itu menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Kemudian usulan itu disampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin atau yang lebih dikenal oleh Bang Ali pada tahun 1967.