4 Tradisi Warga Betawi Sambut Ramadhan, Nomor Terakhir Punah Tergilas Modernisasi

Selasa, 29 Maret 2022 - 08:15 WIB
loading...
A A A
Para peziarah membacakan Al-Fatihah dan Yasin di depan pusara. Selain itu, mereka datang membawa bunga seperti melati, mawar, minyak wangi, dan air mawar untuk ditaburkan ke tanah makam.

3. Tradisi Ruwahan

Mendekati bulan Ramadhan, tepatnya pada akhir bulan Syaban, masyarakat Betawi menggelar tradisi yang diberi nama ruwahan. Kata ruwahan diambil dari kata “arwah” atau roh leluhur. Mereka percaya bahwa para arwah leluhur akan datang menjelang bulan puasa untuk menengok keluarganya.

Jadi masyarakat Betawi mengundang sanak saudara, keluarga, tetangga, dan pemuka agama untuk melaksanakan pengajian dan tahlil, bersamaan dengan makan bersama. Makanan khas Betawi pun disuguhkan, seperti ketupat sayur, semur, asinan, dan kue-kue kecil. Tradisi ruwahan juga bisa dilakukan di malam takbiran jelang Idul Fitri.

4. Tradisi Merang

Tradisi merang adalah tradisi warga Betawi yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Warga akan memadati bantaran sungai tiap menjelang puasa Ramadhan untuk keramas massal menggunakan merang. Merang sendiri merupakan bekas tangkai padi kering yang dibakar, lalu direndam.

Kemudian, merang tersebut digunakan sebagai pengganti sabun dan sampo. Tradisi merang dilakukan oleh berbagai kalangan dan usia, mulai dari anak-anak hingga lansia. Mandi merang dimaksudkan untuk membersihkan diri dan “hati”.

Seiring zaman, banyak warga yang meninggalkan tradisi ini. Namun, masyarakat Betawi di sekitar Sungai Cisadane, Tangerang, masih melaksanakan tradisi ini hingga sekarang.
(ams)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1680 seconds (0.1#10.140)