Asal Usul Bendungan Hilir dari Waduk Pencegah Banjir Kini Pusat Bisnis Tersohor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bendungan Hilir merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Daerah yang memiliki kode pos 10210 ini kerap disebut Benhil.
Letak wilayah Benhil berbatasan dengan Kelurahan Petamburan di sebelah utara dan Jalan Jenderal Gatot Subroto di sebelah barat berbatasan dengan.
Di sebelah timur, berbatasan dengan Kali Krukut, Kali Malang dan Kelurahan Kebon Melati, sementara di sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Jenderal Sudirman dan Kelurahan Karet Semanggi.
Bendungan Hilir saat ini terkenal sebagai kawasan wisata kuliner. Hal ini terbukti dengan kehadiran kuliner yang populer, seperti Mi Aceh Seulawah, Gudeg Pejompongan, Dimsum Benhil, dan masih banyak lainnya.
Bahkan saat bulan Ramadhan, daerah ini dipenuhi pedagang yang menjual aneka takjil untuk berbuka puasa, mulai dari beragam kue, bubur candil, hingga pempek, bahkan juga makanan berat seperti lauk-pauk.
Dalam buku 212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe karya Zaenuddin HM yang diterbitkan pada 2012, dijelaskan bahwa pada masa Hindia Belanda, Kota Batavia memiliki banyak sungai dan kali.
Oleh pemerintah Hindia Belanda, dibangunlah bendungan-bendungan seperti yang terdapat di negara Belanda. Tujuan dibangunnya bendungan itu ialah karena pemerintah Hindia Belanda menyadari bahwa Kota Batavia sangat rawan banjir.
Jadi, pembangunan bendungan itu dilakukan untuk menahan laju air kemudian menjadi waduk atau danau yang airnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama pada masa musim kemarau. Letak bendungan yang dibangun pemerintah Hindia Belanda itu ada di barat, selatan, timur maupun utara atau hilir.
Salah satu bendungan tersebut adalah bendungan yang berlokasi di hilir. Orang menyebutnya bendungan hilir, yang akhirnya menjadi nama resmi daerah tersebut. Sejak tahun 1950-an, di Bendungan Hilir telah dibangun sebuah pasar yang berkembang pesat.
Kawasan ini juga menjadi salah satu pusat bisnis di Jakarta Selatan. Sebelum tahun 1966, daerah ini juga sempat dikenal dengan nama Pejompongan karena terdapat kompleks Perumahan Khusus Pejompongan.
Letak wilayah Benhil berbatasan dengan Kelurahan Petamburan di sebelah utara dan Jalan Jenderal Gatot Subroto di sebelah barat berbatasan dengan.
Di sebelah timur, berbatasan dengan Kali Krukut, Kali Malang dan Kelurahan Kebon Melati, sementara di sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Jenderal Sudirman dan Kelurahan Karet Semanggi.
Baca Juga
Bendungan Hilir saat ini terkenal sebagai kawasan wisata kuliner. Hal ini terbukti dengan kehadiran kuliner yang populer, seperti Mi Aceh Seulawah, Gudeg Pejompongan, Dimsum Benhil, dan masih banyak lainnya.
Bahkan saat bulan Ramadhan, daerah ini dipenuhi pedagang yang menjual aneka takjil untuk berbuka puasa, mulai dari beragam kue, bubur candil, hingga pempek, bahkan juga makanan berat seperti lauk-pauk.
Dalam buku 212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe karya Zaenuddin HM yang diterbitkan pada 2012, dijelaskan bahwa pada masa Hindia Belanda, Kota Batavia memiliki banyak sungai dan kali.
Oleh pemerintah Hindia Belanda, dibangunlah bendungan-bendungan seperti yang terdapat di negara Belanda. Tujuan dibangunnya bendungan itu ialah karena pemerintah Hindia Belanda menyadari bahwa Kota Batavia sangat rawan banjir.
Jadi, pembangunan bendungan itu dilakukan untuk menahan laju air kemudian menjadi waduk atau danau yang airnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama pada masa musim kemarau. Letak bendungan yang dibangun pemerintah Hindia Belanda itu ada di barat, selatan, timur maupun utara atau hilir.
Salah satu bendungan tersebut adalah bendungan yang berlokasi di hilir. Orang menyebutnya bendungan hilir, yang akhirnya menjadi nama resmi daerah tersebut. Sejak tahun 1950-an, di Bendungan Hilir telah dibangun sebuah pasar yang berkembang pesat.
Kawasan ini juga menjadi salah satu pusat bisnis di Jakarta Selatan. Sebelum tahun 1966, daerah ini juga sempat dikenal dengan nama Pejompongan karena terdapat kompleks Perumahan Khusus Pejompongan.
(ams)