Upaya BNN Sikapi Narkoba dan Selamatkan Generasi Bangsa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kejahatan narkotika merupakan kejahatan extraordinary yang menjadi concern seluruh negara di dunia, karena narkotika dapat merusak satu generasi bangsa dari suatu negara. Saat ini, pandemi Covid-19 berdampak besar pada munculnya modus baru dari peredaran gelap narkotika di dunia.
Dalam penelitian World Drug Report UNODC 2020 tercatat sekitar 269 juta orang di dunia menyalahgunakan narkoba. Jumlah tersebut 30% lebih banyak dari tahun 2009 dengan jumlah pecandu narkoba tercatat lebih dari 35 juta orang (the third booklet of the World Drugs Report).
UNODC juga merilis adanya fenomena global dimana sampai dengan Desember 2019 telah dilaporkan adanya penambahan temuan zat baru lebih dari 950 jenis. Di Indonesia, berdasarkan data Pusat Laboratorium BNN sampai dengan saat ini sebanyak 83 NPS telah berhasil terdeteksi, dimana 73 NPS diantaranya telah masuk dalam Permenkes No.22 Tahun 2020 .
Peredaran narkoba dikalangan pelajar dan mahasiswa akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan semua pihak. Sekarang pelajar dan mahasiswa tidak hanya sebagai pemakai, tetapi sudah banyak yang menjadi pengedar.
Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang berada dalam darurat Narkoba. Untuk itu peran pendidik sangat penting, disamping peran keluarga dan masyarakat.
Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN Kombes Pol Ni Wayan Sri dalam sambutan pada acara Penyuluhan, Literasi & Edukasi Bahaya Narkoba di Kalangan Pelajar, di SMP Tirta Buaran, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (26/3/2022).
Membuka seminar dengan tema Saya, Kamu, Kita, Semua Sehat Tanpa Narkoba Menuju Generasi Emas Indonesia Bersinar dengan mengajak seluruh peserta seminar mengambil benda yang paling ringan apa saja dan kemudian berdiri.
Kemudian diluruskan tangan kedepan sambil memegang benda tersebut dan menghitung sampai kerasa pegel.”Demikianlah kira-kira kalau kita bicara Narkoba. Bagi yang tidak kena, maka melakukan itu adalah hal mudah. Akan tetapi, bagi mereka yang menggunakan Narkoba, maka melakukan itu lama kelamaan akan menjadi berat. Itu ilustrasinya,” jelas Ni Wayan.
Penyuluhan ini digelar oleh GANN (Generasi Anti Narkoba Nasional) bekerjasama dengan Polri, BNN dan Dinas Pendidikan Tangerang Selatan. Kegiatan penyuluhan ini sangat positif terutama bagi para siswa dalam upaya menyelamatkan dari penyalahgunaan narkoba.
Kemudian menumbuhkan komitmen agar peduli terhadap permasalahan penyalahgunaan narkoba di lingkungannya, serta dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi para peserta seminar untuk mewaspadai penyalahgunaan narkoba.
Pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dicapai hasil yang maksimal, apabila dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi. “Narkoba ini adalah masalah. Bapak Presiden pun pernah mengatakan bahwa Negara kita sedang darurat narkoba. Negara kita mengharapkan aset bangsa yang otaknya cerdas, fisiknya kuat dan mentalnya bagus. Akan tetapi, sebab narkoba itu semua menurun indikatornya,” tambahnya.
Ni Wayan menjelaskan bahwa BNN menggunakan 3 strategi. Pertama dengan sistem Hard Power. Misalnya penangkapan dsb. Kemudian ada Soft Power. Contohnya dengan seminar sosialisasi. Ketiga dengan kegiatan Smart Power, yaitu lewat jaringan IT atau sosialisasi medsos.
Sementara, Indah Nurhayati selaku Sekjen GANN bersyukur telah terselenggaranya acara penyuluhan ini jadi segala pihak yang terkait dapat bersinergi dengan para pengajar.”Dengan literasi melalui konten untuk para anak muda kini dapat terselami dengan mudah,” katanya.
Dalam penelitian World Drug Report UNODC 2020 tercatat sekitar 269 juta orang di dunia menyalahgunakan narkoba. Jumlah tersebut 30% lebih banyak dari tahun 2009 dengan jumlah pecandu narkoba tercatat lebih dari 35 juta orang (the third booklet of the World Drugs Report).
UNODC juga merilis adanya fenomena global dimana sampai dengan Desember 2019 telah dilaporkan adanya penambahan temuan zat baru lebih dari 950 jenis. Di Indonesia, berdasarkan data Pusat Laboratorium BNN sampai dengan saat ini sebanyak 83 NPS telah berhasil terdeteksi, dimana 73 NPS diantaranya telah masuk dalam Permenkes No.22 Tahun 2020 .
Peredaran narkoba dikalangan pelajar dan mahasiswa akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan semua pihak. Sekarang pelajar dan mahasiswa tidak hanya sebagai pemakai, tetapi sudah banyak yang menjadi pengedar.
Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia mengatakan bahwa Indonesia saat ini sedang berada dalam darurat Narkoba. Untuk itu peran pendidik sangat penting, disamping peran keluarga dan masyarakat.
Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN Kombes Pol Ni Wayan Sri dalam sambutan pada acara Penyuluhan, Literasi & Edukasi Bahaya Narkoba di Kalangan Pelajar, di SMP Tirta Buaran, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (26/3/2022).
Membuka seminar dengan tema Saya, Kamu, Kita, Semua Sehat Tanpa Narkoba Menuju Generasi Emas Indonesia Bersinar dengan mengajak seluruh peserta seminar mengambil benda yang paling ringan apa saja dan kemudian berdiri.
Kemudian diluruskan tangan kedepan sambil memegang benda tersebut dan menghitung sampai kerasa pegel.”Demikianlah kira-kira kalau kita bicara Narkoba. Bagi yang tidak kena, maka melakukan itu adalah hal mudah. Akan tetapi, bagi mereka yang menggunakan Narkoba, maka melakukan itu lama kelamaan akan menjadi berat. Itu ilustrasinya,” jelas Ni Wayan.
Penyuluhan ini digelar oleh GANN (Generasi Anti Narkoba Nasional) bekerjasama dengan Polri, BNN dan Dinas Pendidikan Tangerang Selatan. Kegiatan penyuluhan ini sangat positif terutama bagi para siswa dalam upaya menyelamatkan dari penyalahgunaan narkoba.
Kemudian menumbuhkan komitmen agar peduli terhadap permasalahan penyalahgunaan narkoba di lingkungannya, serta dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi para peserta seminar untuk mewaspadai penyalahgunaan narkoba.
Pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dicapai hasil yang maksimal, apabila dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi. “Narkoba ini adalah masalah. Bapak Presiden pun pernah mengatakan bahwa Negara kita sedang darurat narkoba. Negara kita mengharapkan aset bangsa yang otaknya cerdas, fisiknya kuat dan mentalnya bagus. Akan tetapi, sebab narkoba itu semua menurun indikatornya,” tambahnya.
Ni Wayan menjelaskan bahwa BNN menggunakan 3 strategi. Pertama dengan sistem Hard Power. Misalnya penangkapan dsb. Kemudian ada Soft Power. Contohnya dengan seminar sosialisasi. Ketiga dengan kegiatan Smart Power, yaitu lewat jaringan IT atau sosialisasi medsos.
Sementara, Indah Nurhayati selaku Sekjen GANN bersyukur telah terselenggaranya acara penyuluhan ini jadi segala pihak yang terkait dapat bersinergi dengan para pengajar.”Dengan literasi melalui konten untuk para anak muda kini dapat terselami dengan mudah,” katanya.
(ams)