Massa Perguruan Silat PSHT Geruduk Polsek Serpong, Begini Kata Polisi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekitar ratusan pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) berkonvoi menggeruduk kantor Polsek Serpong.Kejadian ini berlangsung pada Minggu 21 Maret 2022 malam.
Masa datang mengendarai sepeda motor lengkap dengan atribut dan kaus hitam bertuliskan PSHT. Kedatangan mereka sempat menyedot perhatian pengguna jalan di depan Mapolsek Serpong.
Sebuah video mengabadikan keberadaan ratusan pesilat yang memenuhi halaman dalam dan luar Polsek Serpong. Nampak pula petugas kepolisian bersenjata lengkap siaga mengawal mereka.
Informasi yang dihimpun, kedatangan ratusan massa PSHT itu sebagai buntut dari peristiwa pembakaran seunit sepeda motor serta tindakan pengeroyokan. Perseteruan yang awalnya bersifat personal pun meluas melibatkan perguruan silat Kera Sakti.
"Iya itu mereka salah informasi awalnya, sehingga anggotanya dari mana-mana pada datang," kata Kanitreskrim Polsek Serpong Iptu Joko Aprianto kepada wartawan di Tangerang Selatan, Senin (21/3/2022).
Dijelaskan Joko, kesalahan informasi itu berawal saat terjadinya perselisihan internal keluarga besar etnis tertentu di wilayah Serpong. Entah mengapa, hal tersebut meluas seolah-olah keributan melibatkan anggota PSHT dan Kera Sakti.
"Jadi itu sebenarnya satu keluarga dari suatu daerah, tinggal di kontrakan yang sama. Mereka ribut gara-gara saudara perempuannya ikut latihan silat terus dijemput orang. Terus ditampar lah orang itu (yang jemput), keributan antar kelompok mereka saja sebenarnya," terangnya..
Keributan sempat diwarnai aksi pembakaran seunit sepeda motor. Selanjutnya kabar itu beredar dari grup ke grup seolah ada keterkaitan dua perguruan silat hingga menyulut solidaritas anggotanya masing-masing.
"Enggak ada keterkaitan dengan perguruan silat. Kita belum tahu kabar hoaks itu siapa yang nyebar?” ujarnya.
Pihak kepolisian lantas memanggil dua pimpinan perguruan silat. Mediasi pun berlangsung hingga akhirnya disimpulkan bahwa perselisihan itu rupanya hanya bersifat internal suatu keluarga dan tidak melibatkan perguruan silat.
"Kita mediasi semalam, dan nggak ada hubungan dengan perguruan silat. Sudah selesai, masing-masing pihak sudah menerima. Untuk sepeda motor yang dibakar juga sudah ada kesepakatan untuk ganti ruginya," tukas Joko.
Masa datang mengendarai sepeda motor lengkap dengan atribut dan kaus hitam bertuliskan PSHT. Kedatangan mereka sempat menyedot perhatian pengguna jalan di depan Mapolsek Serpong.
Sebuah video mengabadikan keberadaan ratusan pesilat yang memenuhi halaman dalam dan luar Polsek Serpong. Nampak pula petugas kepolisian bersenjata lengkap siaga mengawal mereka.
Informasi yang dihimpun, kedatangan ratusan massa PSHT itu sebagai buntut dari peristiwa pembakaran seunit sepeda motor serta tindakan pengeroyokan. Perseteruan yang awalnya bersifat personal pun meluas melibatkan perguruan silat Kera Sakti.
"Iya itu mereka salah informasi awalnya, sehingga anggotanya dari mana-mana pada datang," kata Kanitreskrim Polsek Serpong Iptu Joko Aprianto kepada wartawan di Tangerang Selatan, Senin (21/3/2022).
Dijelaskan Joko, kesalahan informasi itu berawal saat terjadinya perselisihan internal keluarga besar etnis tertentu di wilayah Serpong. Entah mengapa, hal tersebut meluas seolah-olah keributan melibatkan anggota PSHT dan Kera Sakti.
"Jadi itu sebenarnya satu keluarga dari suatu daerah, tinggal di kontrakan yang sama. Mereka ribut gara-gara saudara perempuannya ikut latihan silat terus dijemput orang. Terus ditampar lah orang itu (yang jemput), keributan antar kelompok mereka saja sebenarnya," terangnya..
Keributan sempat diwarnai aksi pembakaran seunit sepeda motor. Selanjutnya kabar itu beredar dari grup ke grup seolah ada keterkaitan dua perguruan silat hingga menyulut solidaritas anggotanya masing-masing.
"Enggak ada keterkaitan dengan perguruan silat. Kita belum tahu kabar hoaks itu siapa yang nyebar?” ujarnya.
Baca Juga
Pihak kepolisian lantas memanggil dua pimpinan perguruan silat. Mediasi pun berlangsung hingga akhirnya disimpulkan bahwa perselisihan itu rupanya hanya bersifat internal suatu keluarga dan tidak melibatkan perguruan silat.
"Kita mediasi semalam, dan nggak ada hubungan dengan perguruan silat. Sudah selesai, masing-masing pihak sudah menerima. Untuk sepeda motor yang dibakar juga sudah ada kesepakatan untuk ganti ruginya," tukas Joko.
(mhd)