Isu Omicron Disebar Lewat Chemtrail di Udara, BMKG Tegaskan Hoaks

Sabtu, 19 Februari 2022 - 17:05 WIB
loading...
Isu Omicron Disebar Lewat Chemtrail di Udara, BMKG Tegaskan Hoaks
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan video viral di media sosial ihwal varian Omicron disebar melalui zat kimia oleh pesawat adalah hoaks. Foto: Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) memastikan video viral di media sosial ihwal varian Omicron disebar melalui zat kimia oleh pesawat adalah hoaks . Dinarasikan dalam sebuah video asap putih yang disebut chemical trial adalah penyebab kasus Covid-19 melonjak.

BMKG meminta agar masyarakat lebih cermat dalam menerima sebuah informasi. BMKG turut mengimbau agar informasi yang tidak jelas untuk tidak disebarluaskan.

"Isu chemtrails itu hoaks alias tidak benar ya. Yuk lebih cermat dan hati-hati dalam menerima informasi. Hindari menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya dan tidak bisa dipertanggungjawabkan," seperti dikutip dalam akun Instagram BMKG, Sabtu (19/2/2022).

Dia menuturkan, kejadian di video merupakan Contrail atau Condensation Trail. Fenomena seperti ini disebutkan kerap terjadi di Indonesia bahkan di seluruh dunia.

"Condensation trail terbentuk dari gas buang yang dihasilkan oleh mesin pesawat. Ketika mesin pesawat membakar bahan bakarnya maka ia akan menghasilkan gas buang berupa karbon dioksida dan uap air," jelasnya.



Lebih jauh dikatakan dalam akun tersebut, gas buang yang berupa uap air itu kemudian mengembun atau terkondensasi akibat suhu udara di luar pesawat yang amat dingin.

Menurut BMKG, pada umumnya ketinggian jelajah pesawat terbang berada di atas 30.000 kaki atau sekitar 10.000 meter. Suhu udara pada ketinggian itu mencapai -30 hingga -40 derajat celsius.

"Suhu yang sangat dingin ini menyebabkan uap air dari gas buang pesawat tadi mengembun menjadi titik air dan membeku menjadi kristal es dengan sangat cepat. Kristal-kristal es inilah yang terlihat dari permukaan bumi seperti awan," katanya.

BMKG mengatakan, kristal es yang membentuk contrail dapat langsung menghilang atau bertahan lama. Seluruhnya tergantung pada kelembapan udara di sekitar.

"Contrail tidak berbahaya bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. Contrail juga tidak dapat turun menjadi hujan karena posisinya yang sangat tinggi menyebabkan kristal-kristal es contrail menguap di sepanjang perjalanannya jauh sebelum menyentuh tanah," pungkasnya.
(mhd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2079 seconds (0.1#10.140)